16.Desuh?

1.5K 66 3
                                    

Weekend kali ini Kayra dan Nabila tidak melakukan apa-apa, hanya bermalas-malasan di rumah seperti biasanya. Sembari mendengarkan musik dengan volume rendah yang Kayra setel di kamarnya, Kayra dan Nabila mengambil posisi tidur telungkup sambil bermain ponsel. Namun hal itu tidak berlangsung lagi setelah Kayra mendengar ada orang yang mengetuk pintu rumahnya.


"Asalamu'alaikum, abang datang," ucap Afreino setengah berteriak sambil mengetuk pintu.


"Wa'alaikumussalam," sahut Kayra sambil berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju pintu untuk membukanya.


Di belakangnya, Nabila mengikuti sambil membenarkan letak jilbab instannya.


Krekk...


Pintu terbuka dan menampilkan sosok tinggi tegap yang tetap gagah meski tidak memakai seragam kebanggaan. Afreino hanya memakai kaos polo warna putih dengan celana jeans selututnya, tak lupa kacamata hitam bertengger manis di batang hidungnya yang mancung itu.


"Abang..." sapa Kayra saat melihat Afreino.


Kayra segera memeluknya erat, Afreino pun membalas pelukannya tak kalah erat


"Kangen banget ya, erat banget meluknya. Sampe abang sesak nafas nih," adu Afreino sambil mengusap kepala Kayra yang terbalut jilbab instan warna maroonnya.


Saat weekend begini, Kayra dan Nabila memang lebih senang menghabiskan waktu di asrama, dari pada hangout dengan teman-temannya atau untuk sekedar mencari makan, lebih baik mereka memesan online karena malas keluar. Apalagi weekend ini Afreino sudah berjanji untuk datang ke rumah Kayra, karena katanya ia masih ada cuti dari tugasnya waktu itu.


"Ih apaan si lebay, tentara kok lembek," kata Kayra judes sambil melepas pelukannya.


Lalu Nabila maju dan menyalami Afreino. "Mari masuk bang, bawa apa itu bang, asiiik." Kata Nabila sambil melirik barang paperbag yang dibawa Afreino. Nabila memang sudah dekat bahkan sudah akrab dengan Afreino semenjak beberapa bulan yang lalu. Bahkan ia pun memanggil Afreino dengan sebutan abang-sama seperti Kayra.


"Pasti kalian gabut ya? ini tante Mira kemana dek?," tanya Afreino sembari berjalan menuju ruang tengah.


Afreino duduk di sofa panjang ruang tengah, sedangkan Kayra dan Nabila duduk bersebelahan di lantai yang dilapisi karpet bulu sambil membuka satu persatu paperbag dari Afreino.


"Mama lagi ada acara persit bang, tadi pagi pergi. Katanya pulangnya nanti malem bareng papa," jawab Kayra sambil tangannya dengan lincah membuka paperbagnya.


Afreino hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan menyalakan televisi.


"MasyaaAllah bang, ini bagus banget slinbag sama kemejanya. Kok abang tau selera Kayra si. Makin sayang deh," ucap Kayra dengan nada manja yang dibuat-buat.


"Siapa dulu," jawab Afreino dengan angkuhnya.


"Bang ini buat Nabila juga kan?," tanya Kayra memastikan.


"Iya lah bagi dua, jangan rakus jadi bocah," ketus Afreino yang dibalas pelototan dari Kayra.


"Makasih ya abang sayang," ucap kayra lagi setelah seluruh paperbagnya telah dibuka.


"Makasih ya bang," ucap Nabila juga.


"sama-sama" jawab Afreino singkat.


*****


Setelah acara membuka seluruh paperbag yang dibawa oleh Afreino, kini Kayra dan Nabila menonton acara televisi yang sedang menayangkan drama keluarga. Sempat jenuh karena drama yang tengah diputar tidak jauh dari perselingkuhan, Kayra dan Nabila mematikan televisinya dan menuju ke kamar. Tapi sebelum itu, ponsel Afreino lebih dulu berdering tanda telefon masuk, sedangkan Nabila memilih untuk melaju ke kamar, sedangkan Kayra menghampiri ponsel Afreino yang tergeletak di meja depan televisi. "Bang, ponselnya bunyi nih!!!" teriak Kayra.

He Is My Soldier [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang