29.Sebuah Fakta

1.3K 80 9
                                    

Yang sudah vote tapi belum comment, comment yukk, aku tunggu lohh 🥰


Oh iya gaiss ,aku mau sedikit berbagi kebahagiaanku mentemenn,jadii minggu ini peminat baca HIMS melonjak drastis ternyata gais😁 alhamdulillah, aku tau karna mereka banyak yang masukin cerita ini ke daftar bacaan, pastinya aku seneng banget dong, semoga menghibur tapi tetep ada yang bisa diambil hikmahnya ya, tapi yang aku sayangin kenapa yang ngevote cuma sedikit yaa😢 ya sedih aja gitu, pengin deh akutu vote nya imbang sama yang baca nya, minimalnya gak jomplang banget gitu loh :v apalagi kalo dikasih koment . MasyaaAllah itu kebahagiaan tersendiri untuk para penulis-penulis.
Yang punya karya diwp pasti ngrasain kayagini, ye kannn? Iyalah pasti:)

By the way, kalian dari kota mana aja nih? Kalo aku dari Banyumas. Hayoloo orang banyumas mana suaranyaa 😁

Ora ngapak ora kepenak, ya pora? Hihi:)

🍃🍃🍃🍃🍃

"Mau kan?" Tanya seorang laki-laki yang sedang duduk di kursi kemudi.

Sekali lagi ia menolehkan kepalanya, karna tak kunjung mendapatkan jawaban dari lawan bicaranya.

"Hei, mau kan?" Tanyanya lagi sambil menjentikan jari nya tepat disisi telinga lawan bicaranya.

Tersadar. Sang empu langsung menoleh dan mengangguk-angguk sebagai jawaban.

"Jangan suka melamun, saya tidak suka"   kata laki-laki itu lagi

"Ahh engga, cuma kepikiran ajaa, satu bulan lagi umur adel genap 17 tahun.." jawabnya

"Jangan terlalu difikirkan, saya faham. Lebih baik kamu fokus saja dulu ke Ujian Nasional ,lusa kan?" Kata laki-laki itu lagi

"Bagaimana tidak terfikirkan mas, bukankah permintaan nenek ,kita menikah saat adel berusia 17 tahun? adel ngga siap jadi istri mas, adel..adell ngurus rumah aja nggak becus" jawabnya

Mobil yang mereka tumpangi kini masuk ke bagasi rumah megah milik laki-laki itu

Rayyan Alfahmi. Sosok yang dijodohkan dengan Adellita, tentu saja ini adalah permintaan konyol dari nenek mereka, bahkan, orangtua merekapun tak ikut andil sama sekali.

Dan, adellita pun tak kuasa untuk menolak permintaan tersebut, karna ia sangat menyayangi neneknya, dan dia juga adalah cucu perempuan satu-satunya, kalau menolak rasanya kurang ajar sekali.

Semoga saja kisah mereka tak rumit. Perkenalan singkat yang mengharuskan mereka untuk bersatu, tentunya dalam ikatan pernikahan yang sah dimata Allah.

"Masalah rumah tidak usah repot difikirkan, saya akan mencari asisten rumah tangga untuk membantu kamu nantinya, sudah ayo turun, bunda saya sudah menanyakan kamu sejak kemarin" 

"Jangan mas, insyaaAllah adel akan belajar rajin, tidak perlu pakai asisten, adel ingin mandiri" adel segera turun dan berjalan disamping mas rayyan

"Terserah kamu saja, maaf saya kembali pakai kata saya, susah rasanya berpura-pura terbiasa pakai aku, dulu itu saat kita bertemu pertama kali saya disuruh bunda saya untuk bicara pakai aku-an, jangan berfikir macam-macam, saya memang begini, kepada keluarga saya pun saya pakai saya bukan aku" jelas rayyan sembari membuka gagang pintu rumahnya

He Is My Soldier [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang