Private; Jisoo Mengancam

838 120 62
                                    

"Genre lagunya?"

"Bebas. Guru tidak menentukan lagu apa atau bagaimana mencari inspirasinya, terserah kami. Asalkan tidak hasil plagiat. Tapi... Karena aku akan menciptakan lagu ini bersama noona, jadi aku ingin membuat lagu yang romantis. Tentang kita berdua."

Alis Seokmin yang naik-turun membuat Jisoo merinding seketika. Tidak hanya itu, wajah mesum khas milik Seokmin kini turut ditunjukkan. Bulu-bulu halus Jisoo meremang. Seperti baru saja melihat setan. Akan tetapi, Jisoo tidak mau berteriak hari ini. Seokmin sudah jauh lebih patuh padanya. Setidaknya, ini sudah menjadi sebuah kemajuan pesat. Jisoo tertawa. Menganggap tingkah muridnya itu hanyalah sebuah gurauan. "Baiklah... Untung saja kamu sudah memberitahuku mengenai tugas hari ini, sebelum aku berangkat ke sini. Jadi aku sempat membawa gitar."

"Wah, noona! Noona juga bisa bermain gitar? Benar-benar idamanku... Noona bermain gitar, aku yang bernyanyi. Kita akan menjadi pasangan paling romantis yang pernah ada."

Menghela napas panjang, lalu mengembuskannya secara perlahan. Jisoo masih mencoba untuk bersabar. "Aku sudah mulai belajar bermain gitar sejak masih berada di bangku SMP."

"Tolong ajari aku, noona! Aku juga ingin, supaya kekerenanku semakin bertambah!" pinta Seokmin dengan semangat.

Mengangguk setuju, Jisoo segera menyerahkan gitar milihnya. Membukakan salah satu halaman buku musik. Ditaruh tepat di hadapan pemuda Lee itu. Berjalan ke arah belakang. Berkat posisi ini, kini Jisoo malah seolah-olah sedang memeluk muridnya itu dari belakang. Memegangi kedua tangan Seokmin, memandu kedua tangan pemuda itu bagaimana harus memetik serta menekan senar gitar.

Dengan posisi seperti ini, Seokmin bisa merasakan deru napas Jisoo dengan sangat jelas. Aroma mint yang menyeruak dari sana membuatnya sedikit gugup. Bahkan jika Seokmin melihat ke arah kiri sedikit saja, sudah bisa dipastikan ia akan langsung menabrak leher mulus Jisoo yang terpampang jelas di sana.

"N-noona..."

"Ya? Kamu sudah paham, kan? Apa ada yang ingin ditanyakan?"

Ah... Saking gugupnya, Seokmin jadi tidak mendengarkan penjelasan Jisoo sama sekali tadi. Malah meracau tidak jelas dalam hatinya. Berharap Jisoo akan terus bersikap manis dan perhatian seperti ini kepadanya. Tidak pernah mengomel dan berteriak lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Belum mengubah posisinya sama sekali, sekarang malah Jisoo yang melihat ke arah Seokmin. Membuat hidung keduanya hampir bertabrakan. Jisoo terdiam. Baru tersadar setelah beberapa detik, lalu menjauh. Menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Jisoo turut canggung dibuatnya.

"Kamu yakin ingin membuat lagu romantis?" tanya Jisoo, untuk menghilangkan kecanggungan.

Seokmin mengangguk. Perasaannya sudah jauh lebih tenang. Tidak lagi gugup. Tersenyum lebar. "Aku ingin mempersembahkan lagu yang romantis untuk noona."

Lagi-lagi Jisoo tersenyum kikuk. Entah kenapa akibat kejadian tadi, ia mulai merasa khawatir pada dirinya sendiri. Ini salah. Jika sampai diketahui oleh orang lain, mereka pasti berpikir bahwa Jisoo bukanlah guru yang profesional. Akan tetapi, siapa yang bisa mencegah perasaan semacam itu? Ini berada di luar kendali mereka.

"Noona?" tegur Seokmin. "Noona tidak keberatan, kan? Apa noona akan marah padaku?"

Jisoo menggeleng cepat. Membantah. Tidak ada perasaan marah sama sekali, kali ini. Malah ia tersanjung juga senang. "Itu hadiah, kan? Tentu saja aku akan sangat senang menerimanya. Terima kasih banyak, ya!"

"Apa aku boleh mengajukan satu permintaan?" kata Seokmin lagi.

Alisnya Jisoo terangkat naik. "Permintaan? Yah... Asalkan tidak aneh-aneh."

Seokmin tertawa. Menggeleng. Menarik tangan Jisoo agar kembali duduk, setelah kursi kosong itu ditariknya hingga sangat dekat. Menyampaikan permintaannya tanpa melepaskan genggaman tangan mereka. "Tolong jangan melakukan hal seperti tadi pada murid noona yang lain. Aku akan marah besar nanti. Hanya aku yang boleh melihat noona dalam jarak dekat."

"S-seok?" Jisoo menelan ludah. Sudah cukup Seokmin membuatnya amat canggung hari ini.

"Ya?"

"Aku akan membunuhmu jika selama ini kamu hanya ingin bermain-main denganku."

TBC

tirameashu, 11 Oktober 2019

Focal Point (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang