Secret Admirer

852 136 55
                                    

Selamat pagi, semoga harimu menyenangkan!

Jisoo, kamu sangat cantik hari ini.

Selamat pagi! Hari ini cuacanya sangat cerah. Semoga kita bisa bertemu di kampus nanti.

Hari ini kamu benar-benar lucu, Soo. Kemeja berwarna pastel sangat cocok dengan kulitmu. Semakin cantik.

Hei, kamu di mana?
Aku tidak melihatmu seharian ini.

Selamat pagi, Jisoo. Sampai jumpa di kelas!

"Kelas?" Jisoo mengerutkan keningnya. Menoleh ke kiri, kanan, depan, belakang. Memperhatikan semua mahasiswa dan siswi yang ada di kelasnya. Menerka perilaku mereka satu per satu. Menaruh curiga pada beberapa orang.

Namun hasilnya, tetap saja nihil. Mencurigai Jeonghan, rasanya mustahil karena dalam beberapa kejadian, pesan itu masuk saat ia bersama si gadis Yoon itu. Lagipula, untuk apa Jeonghan mengerjainya?

Sebenarnya, pesan itu tidak mengganggu sama sekali. Tapi akhirnya membuat Jisoo penasaran juga. Sudah beberapa hari ini ia selalu mendapat pesan yang entah siapa pengirimnya. Mengaku bahwa ia menyukai Jisoo, namun enggan mengungkapkan identitas. Orang itu hanya menjelaskan singkat tanpa memberi petunjuk. Aku adalah pengagum rahasiamu, ujarnya.

"Kenapa, Soo?" tanya Seokmin yang baru saja masuk ke dalam kelas mereka. Duduk di samping Jisoo. Merenggangkan otot. Wajah penuh keringat. Nampak jelas baru saja berlari kencang, takut terlambat. Kebiasaan.

"Kamu ingat pesan yang kudapat akhir-akhir ini?"

Seokmin mengangguk. Ia memang sudah tahu. Jisoo sempat bercerita sedikit padanya. "Kenapa? Kamu merasa terganggu dengan pesan itu?"

"Sebenarnya tidak... Pesannya sangat manis," ujar Jisoo, nampak malu-malu. Menyemburkan semu merah di kedua pipinya. "Tapi tadi dia bilang sampai jumpa di kelas, Seok! Itu artinya dia sedang berada di sini, kan? Apa dia satu kelas dengan kita?"

"Sampai jumpa di kelas?" Seokmin pun tidak kalah terkejutnya. Melebarkan mata. Melirik ke sekitar mereka. "Wah... Sepertinya dia salah satu orang terdekatmu."

"Entahlah, aku sangat penasaran."

***

Kamu dekat dengan Seokmin? Aku tidak suka! Kamu membuatku cemburu!

Sejenak Jisoo tertawa geli membaca pesan yang baru saja ia terima. Dan tentu, membuat Jisoo semakin penasaran. Siapa dia? Mengaku cemburu dengan kedekatan antara ia dan Seokmin membuat keyakinan Jisoo semakin menguat. Orang itu memang berada di sekitarnya.

"Apa aku hubungi saja?" Jisoo bermonolog. Mengangguk, seakan menjawab pertanyaannya sendiri. Jisoo segera menghubungi nomor yang selama ini selalu mengirimkan pesan amat manis padanya.

Namun sayangnya, sudah belasan kali Jisoo coba menghubungi nomor si pengirim pesan itu. Selalu ditolak. Satu kali diangkat, orang itu malah tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun. Jisoo kesal setengah mati dibuatnya. Terakhir kali dicoba, nomor itu sudah tidak aktif lagi.

"Seokmin!" panggil Jisoo, begitu melihat Seokmin melintas menuju arah parkir mobil. Dengan tergesa-gesa Jisoo menghampiri. "Dia bilang cemburu pada kita!"

"Cemburu?" tanya Seokmin kebingungan. Tidak mengerti.

Mengangguk pasti, "pengagum rahasia itu. Dia bilang cemburu karena kita sangat dekat."

Seokmin jadi ikut terkekeh kecil dibuatnya. Ada-ada saja. "Apa yang bisa dia cemburui dari kita? Satu kampus pun tahu kalau kita hanya teman satu kelas."

Ya, tentu saja mereka semua tahu. Tidak ada yang patut dicemburui terhadap kedekatan ia dan Seokmin. Jisoo mengangkat bahu sekali. ikut bingung dibuatnya. Si pengagum rahasia ini benar-benar aneh. Namun di sisi lain, ia jadi memiliki ide lain untuk mengerjai. "Tapi... Bagaimana kalau kita..."

Laki-laki Lee itu mengangkat alisnya tinggi-tinggi. Ucapan Jisoo membuatnya gugup. "Bagaimana apa?"

"Kamu mau pulang sekarang? Bisa tinggal di sini dulu sebentar? Temani aku... Tolong aku, ya?"

Tentu saja Seokmin mau. Apa pun akan ia lakukan untuk Jisoo. Tanpa ragu Seokmin mengangguki. "Tentu. Temani ke mana?"

"Hanya di sini. Kamu lupa kita punya tugas? Kita kerjakan sekarang saja. Sekalian... Bisakah kita tampil mesra selama berada di kampus hari ini? Pura-pura saja. Kita ke Perpuskataan, kafetaria, lalu bersantai sebentar di taman. Aku ingin tahu pesan seperti apa yang akan ia kirimkan setelah melihat kita semakin mesra."

"Ahh..." Seokmin mengangguki. Paham dengan rencana Jisoo. "Hanya pura-pura?"

Jisoo tertawa. "Memangnya kamu mau sungguhan?"

"Jangan, aku takut dibunuh oleh pengagum rahasiamu itu."

Keduanya mengeluarkan gelak tawa bersamaan. Memulai peran masing-masing detik itu juga. Bergandengan tangan menuju Perpustakaan. Tanpa ragu Seokmin merangkul Jisoo, juga bantu membawakan beberapa buku yang berada dalam pelukan gadis itu.

Perpustakaan, kafetaria, berakhir di taman. Keduanya amat menikmati waktu bersama meski hanya berada di sekitar kampus. Jisoo tidak bisa berhenti tertawa karena Seokmin terus mengeluarkan sifat-sifat anehnya. Dan, acara pura-pura mesra mereka berakhir di depan rumah Jisoo. Seokmin mengantarkan gadis Hong itu pulang.

Jisoo melirik kiri dan kanannya sebelum benar-benar masuk ke dalam. Tidak ada siapa-siapa di sana. Tidak mungkin juga si pengagum rahasia itu mengikuti Jisoo hingga ke depan rumah. Malah terkesan menyeramkan.

Melihat gelagat aneh Jisoo, Seokmin jadi penasaran. "Bagaimana kalau pengagum rahasiamu itu tidak sesuai harapanmu? M-maksudku ... Tidak tanpam, tidak pintar, tidak romantis, tidak... Aw!"

Jisoo melayangkan pukulan ke dada Seokmin main-main. Merengut. Bibirnya ditekuk ke bawah. "Memangnya aku terlihat seperti gadis yang lebih memandang fisik? Kalau dia bisa membuatku nyaman, kenapa tidak? Sudah, pulanglah. Terimakasih banyak untuk hari ini."

Seokmin terkekeh kecil. Masuk ke dalam mobilnya, setelah melambaikan tangan dan mengucap salam perpisahan. Ia melajukan mobil dengan kecepatan pelan hingga beberapa ratus meter dari rumah Jisoo. Berhenti sejenak untuk meraih ponselnya. Mengirimkan pesan.

Aku sangat senang!
Mari kita tampil mesra lagi, dan untuk kali ini harus selamanya

***

tirameashu, 23 Agustus 2019

Focal Point (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang