Baper Duluan

941 120 40
                                    

Sekuel "Merah Sekali"
_________________________

Seokmin
Aku sudah selesai latihan
Bisa pergi sekarang?

Jisoo
Tidak usah
Garansi polsenku masih ada, biar aku sendiri nanti yang pergi
Tidak usah diantar

Seokmin
Kirim lokasimu sekarang

Jisoo
Tidak usah, sungguh

Seokmin
Yakin?

Jisoo
Iya

Seokmin
👌

---

Jisoo menarik napas panjang. Mengembuskannya secara perlahan. Rasanya jadi lega. Bahkan Jisoo tidak bisa bergerak dari tempat semula karena kejadian sebelumnya.

Jisoo tidak bisa bergerak dari tempat semula. Tidak sebatas kiasan. Jisoo benar-benar terperangkap di ruang kelas yang menjadi saksi percakapan pertama antara dirinya dengan Seokmin. Hingga satu per satu mahasiswa dan siswi mulai berdatangan memenuhi ruang kelas. Dosen pun ikut masuk tidak lama setelahnya. Alhasil, Hong Jisoo, terjebak di dalam ruang kelas yang entah angkatan tahun berapa dan materi kelas apa.

Dua jam berikutnya, kelas telah berakhir. Lega? Tidak. Karena beberapa menit selanjutnya, untuk pertama kalinya Seokmin mengirim pesan pada Jisoo. Menepati janji sebelumnya. Mengantar Jisoo ke service center untuk memperbaiki ponsel genggamnya yang telah retak akibat terkena lemparan bola basket.

Jisoo bercermin. Wajahnya yang tadi sedikit pucat kini mulai cerah kembali. Meski polesan lipstick sedikit memudar, Jisoo cuek saja. Toh ia tidak akan bertemu dengan Seokmin lagi. Cukup menggulung rambut panjangnya tinggi-tinggi, dengan langkah ringan Jisoo keluar dari ruang kelas.

Jisoo melakukan rem mendadak. Seokmin memergokinya di ambang pintu.

"Kenapa masih di kelas ini?" tanya Seokmin.

Alis Jisoo terangkat. Mata melebar. Bahkan ia belum menyiapkan alasan untuk pertanyaan satu ini. Jisoo menelan ludah. Double kill. "Aku..."

Seokmin tertawa. "Jangan bilang kamu terjebak di kelas ini."

Bahu tegap Jisoo merosot. Ada apa dengan pemuda satu ini? Kenapa ia begitu pandai mempermainkan Jisoo? "Aku memang mengikuti kelas ini," Jisoo menjawab asal. Setidaknya ia tidak boleh terlihat bodoh, aneh, atau ungkapan memalukan lainnya saat berada di hadapan sang pujaan hati.

Tawa Seokmin semakin lantang terdengar. Memperbaiki posisi tas ranselnya. Menarik tangan Jisoo. "Jangan banyak alasan. Tenang, kita hanya memperbaiki ponsel genggammu. Bukan pergi berkencan, jadi tidak usah gugup."

"Apa maksudmu?" Jisoo sedikit tersinggung dibuatnya. Yah, memang. Jisoo gugup. Wajar saja, karena dari awal memasuki dunia perkuliahan dan melihat Seokmin bermain basket, Jisoo langsung jatuh hati padanya. Kalau begitu bukankah wajar jika Jisoo gugup? Akan tetapi, mendengar kalimat itu langsung dari mulut Seokmin, rasanya menyebalkan juga. Laki-laki Lee ini terlalu narsis.

Seokmin tidak menjawab. Membukakan pintu mobil untuk Jisoo, lalu berlari kecil mendatangi sisi mobil lainnya. Mobil berwarna hitam itu melaju dengan kecepatan sedang. "Biasanya perbaikan ringan hanya beberapa jam. Kemarin ponsel Mingyu hanya diperbaiki selama dua jam. Bagaimana kalau kita tinggalkan ponselmu sebentar, lalu kita berkeliling. Kebetulan ada yang ingin aku beli."

Focal Point (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang