Raka turun ke bawah untuk makan, disana sudah ada Rere, Irwan, Airin, dan Ifa. Raka duduk disamping Airin.
"Kakak lama banget sih ganti bajunya, pasti dandan dulu" ujar Ifa kesal.
"Woy gue laki, ya kali dandan. Emang lo yang kalo makan aja dandan"
Ifa mencebikkan bibirnya mendengar balasan kakaknya.
Mereka makan dengan tenang, sesekali disertai canda tawa karena ulah Raka dan Ifa yang kadang bertengkar kecil. Airin yang menyaksikan hanya tersenyum dan kadang tertawa kecil.
Selesai makan mereka duduk santai di depan ruang tv. Airin merasa nyaman berada di tengah keluarga ini.
"Tante, Airin pamit pulang ya soalnya udah sore" ucap Airin.
"Ya udah biar Raka yang nganterin kamu ya"
"Nggak usah tan, tadi aku udah telpon Abang, katanya nanti mau jemput" jelas Airin.
Rere mengangguk.
"Ya udah tan, Airin nunggu abang di luar aja ya" pamit Airin.
"Biar gue temenin" ucap Raka.
Airin mengangguk lalu keduanya menunggu Fikri diluar. Tak lama yang ditunggu datang. Airin beranjak dari duduknya.
"Gue pulang dulu ya, sorry udah bikin lo sakit" ucap Airin tulus.
Raka menggeleng "Nggak kok, gue yang makasih karna lo udah jagain gue. Lo hati hati ya pulangnya, besok gue jemput" Airin mengangguk mengiyakan ucapan Raka.
Airin masuk ke mobil lalu Fikri langsung melajukan mobilnya.
Raka terus memandangi mobil Fikri hingga mobil itu hilang dari pandangannya.
***
Keisya keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih sedikit basah. Ia mengusap-usapkan handuk ke rambutnya agar cepat kering.
Hp Keisya tiba-tiba bergetar pertanda ada panggilan yang masuk. Keisya langsung mengangkat panggilan itu.
"Halo"
"..."
"What!! Lo mau balik?! Emang lo masih hidup? Gue kira udah mati lo"
"..."
"Haha.. iya elah gue cuma bercanda, tenang aja besok gue sambut kok"
"Sambut pake golok hahaha"
"..."
"Udah ah gue mau shoping, bye"
Keisya mengakhiri panggilannya sepihak. Seperti katanya tadi, dia ganti baju lalu pergi shoping bersama mamanya. Sudah menjadi kebiasaan Keisya jika bosan dirumah maka dia akan memaksanya ikut shoping.
***
Raka menjemput Airin di rumahnya. Sampai di sana Airin sudah menunggunya lalu mereka langsung berangkat ke sekolah.
Raka memarkirkan motornya lalu turun diikuti Airin. Mereka berjalan bersisian. Airin merasa banyak yang memperhatikan dirinya dan Raka, tapi Airin tidak peduli. Toh, mereka punya mata untuk melihatnya.
Mereka sampai di kelas bertepatan dengan bel masuk yang berbunyi. Jam pertama adalah pelajaran matematika dan Airin lemah di pelajaran itu. Sebenarnya semua pelajaran ia tidak bisa. Airin menelungkupkan kepala dikedua tangan bersiap untuk tidur karena pak Dadang-guru matematika yang super duper cerewet sudah datang.
"Lo ngapain, gurunya udah dateng malah tidur?" tanya Raka yang kini duduk di bangku depan Airin.
"Berisik lo ah, gue mau tidur, jangan ganggu gue"
Raka hanya geleng-geleng kepala dan membiarkan Airin tidur. Rasanya Airin tidak akan kelihatan karena kini Raka duduk dengan Beni yang memiliki tubuh jumbo dan otomatis Airin tidak akan ketahuan jika sedang tidur.
Pak Dadang juga tidak terlalu mengawasi siswanya. Jadi Airin pikir kali ini ia akan aman dan tidak akan berurusan dengan guru itu.
***
Kringgg.....
Airin terbangun saat mendengar bel tanda istirahat berbunyi.
"Kantin yuk" ajak Aurel
"Kalian tunggu didepan dulu, nanti gue nyusul"
Airin mengangguk. Sampai di depan kelas langkah Airin dan Aurel terhenti karena seseorang menghadangnya. Airin menatap orang itu dengan tatapan terkejut.
"Hello princess" sapa pemuda itu.
Airin menatap malas pada pemuda itu "Mau apa lo disini?" tanya Airin tak suka.
"Mau jemput lo lah, kita ke kantin bareng yuk" ajaknya.
"Males, gue mau sama Aurel sama Kei. Lo nggak capek apa dari dulu gangguin gue mulu, udah sana pergi" usir Airin.
"Ayo Rin, Rel" ajak Keisya yang baru keluar kelas.
Keisya membulatkan matanya saat melihat pemuda yang berdiri di depan Airin. Keisya menghmpiri pemuda itu lalu menjewer telinganya.
"Woy kampret, tadi malem kan gue udah bilang jangan ganggu sahabat gue lagi, kalo lo balik cuma mau ngejar-ngejar Airin lagi mending pergi lagi aja sono, mati aja lo sekalian" omel Keisya menarik telinga pemuda itu sampai telinganya merah.
Eza, pemuda itu mengaduh kesakitan.
"Aduh duh Kei sakit, adik macam apa lo sama abang sendiri kayak gini. Lo kuat amat tenaganya liat nih kuping gue yang aduhai ini jadi merah" ucap Eza sambil mengusap telinganya yang terasa panas.
"Lo udah kayak mak-mak aja marah marah mulu, cepet tua lo" lanjutnya.
"Lo ngatain gue, ha?!" Keisya menyerang Eza dengan pukulan yang bertubi-tubi.
Eza lari sebelum jurus terakhir dari Keisya di keluarkan, yaitu cubitan yang mematikan. Keisya kalo nyubit nggak kira-kira. Sampai satu minggu bekas nya nggak hilang hilang. Hehe nggak ding, boong.
Airin dan Aurel tertawa melihat Keisya dan Eza kejar-kejaran. Keisya memang tidak menyetujui jika Eza menyukai Airin tapi Eza tetap saja ngejar-ngejar Airin.
Siapa yang tidak menyukai gadis cantik nan tinggi seperti Airin?
Dulu waktu Airin kelas 10, Eza pernah menyatakan cinta nya pada Airin namun ditolak dengan alasan karena Airin tidak suka dan tidak ingin pacaran. Namun Eza tetap mengikuti kemanapun Airin pergi. Eza tidak pernah kelihatan karena kemarin dia pergi ke Australia selama 2 minggu karena neneknya yang tinggal di Australia sakit jadi dia dan papanya pergi kesana untuk menjaganya, dan karena papa Keisya ada urusan di Australia jadi bisa sekalian.
"Udah yuk, ke kantin duluan" Airin mengangguk lalu mereka berdua pergi ke kantin.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRIN
RandomAirin, seorang badgirl yang punya masa lalu menyedihkan. Karena kejadian di masa lalu dia menutup pintu hatinya serapat mungkin. Dia tidak mudah untuk jatuh cinta. Namun sikap bar-bar nya itu menutupi seluruh kesedihan yang Airin rasakan, dan tidak...