Airin Duabelas

198 10 0
                                    

Happy reading

***
Airin berjalan santai di koridor. Hari ini ia berangkat sendiri karena Raka harus mengantar Ifa ke sekolah jadi tidak bisa menjemput Airin.

Tapi Airin tidak mempermasalahkan itu.

Airin masuk ke kelas dan menaruh tas di bangku belakang lalu dia keluar kelas diikuti kedua sahabatnya. Hari ini Airin ingin bolos pelajaran dan tujuannya kali ini adalah rooftop.

Sampai sana mereka menghirup udara pagi yang segar. Sangat menenangkan.

"Rin, lo suka sama Raka?" tanya Keisya.

Airin menoleh ke arah Keisya.

"Nggak, gue masih setia sama Fandi" ucap Airin menahan rasa sesak dihatinya.

"Jangan munafik Rin jadi orang, kalo suka tuh bilang" ucap Aurel sarkas.

Airin terdiam, tidak ingin membalas ucapan sahabatnya.

"Lo nggak bisa kayak gini terus Rin. Lo harus bangkit dari keterpurukan lo. Udah dua tahun Rin, dua tahun. Itu bukan waktu yang singkat.

Gue tau lo sangat mencintai Fandi, gue tau lo marah sama diri lo. But, please stop it. Berhenti buat benci sama diri lo sendiri. Gue yakin Raka bisa bikin lo bangkit, lo harus belajar buat nerima dia" ucap Aurel.

"Hiks.. gue belum bisa hiks.. jangan paksa gue"

Aurel dan Keisya memeluk Airin, menenangkan gadis itu yang kini sedang rapuh.

Sahabat ada untuk saling menguatkan. Sahabat ada untuk saling mendukung bukan menjatuhkan.

Ditinggalkan oleh orang yang amat kita cintai membuat hati kita sakit. Itulah yang Airin rasakan saat hari pertama ia ditinggal oleh Fandi. Rasanya sangat menyakitkan, hatinya hancur bahkan hidupnya pun seakan ikut hancur.

Percayalah, bahwa kehilangan cinta pertama itu sangat menyesakkan hati. Buat kalian yang pernah kehilangan cinta pertama kalian, ingatlah untuk terus bangkit bukan malah membuat diri kalian semakin terpuruk.

"Udah jangan sedih lagi, tuh liat muka lo jadi jelek" hibur Keisya.

Airin tersenyum di tengah tangisnya. Padahal Keisya pun tadi menangis saat melihat Airin rapuh, ia juga ikut merasakan apa yang Airin rasakan. Kehilangan.

Mereka menyudahi acara tangis menangisnya lalu turun dari rooftop menuju kantin.

***

Airin pamit ke toilet pada kedua sahabatnya. Ia sudah kebelet dan sangking buru-burunya Airin menabrak seseorang dan mereka sama-sama terjatuh.

"Sorry sorry gue nggak sengaja" ucap orang itu.

"Punya mata di pake, main nabrak aja" sembur Airin.

"Kan lo yang nabrak kenapa jadi lo yang marah-marah" ucap orang itu tidak terima.

Airin bangkit dari duduknya "Lo tuh ya--"

Ucapan Airin terhenti saat memandang orang itu, dia tidak asing bagi Airin. Airin sangat mengenalnya. Orang itu pun terkejut saat melihat Airin.

"Angga"

"Airin"

Ucap mereka bersamaan. Lalu Airin langsung memeluk Angga.

"KYAA!! Kemana aja lo main ngilang aja, sumpah kangen banget gue sama lo" Airin mengeratkan pelukannya.

"Rin lepasin, mati nih gue kehabisan napas" ucap Angga.

Airin melepaskan pelukannya dengan wajah kesal. Sedangkan Angga masih mengatur napasnya karena pelukan erat dari Airin tadi.

"Hosh...hosh... gila lo... gue ampe kagak bisa napas hhh...hhh.." ucap nya lagi.

"Jahat lo, nggak kangen apa sama gue" Angga langsung menggeleng.

"Eh bukan gitu, gue kangen kok sama lo, kangen banget malah" ucap Angga meyakinkan.

Di koridor sudah ramai dengan siswa siswi-karena ini jam istirahat-yang memandang mereka penuh dengan wajah bingung. Banyak yang bertanya-tanya, siapa pemuda tampan yang sedang asik mengobrol bersama Airin? Ah Airin selalu beruntung karena dikelilingi banyak cogan, pikir mereka.

"Eh tunggu deh, ini beneran Ririn gue? Kok jadi gini sih dandanannya?" ucap Angga seraya memutar-mutar tubuh Airin.

"Ihh jangan diputer-puter, pusing tau nggak" Angga menghentikan aksinya.

Airin menatap Angga tajam.

"Kenapa sama dandanan gue? Kayak preman? Iya?!"

"Eh nggak kok, tetep cantik, cantik buangett"

Airin memutar bola matanya malas.

"Duh kalo kayak gini makin cinta deh gue" ucap Angga kelepasan.

Airin melotot "Bilang apa lo tadi?" tanya Airin garang.

"Eh nggak, tadi gue bilang mau ke toilet, udah ya duluan" Angga berbalik hendak pergi namun sebelum pergi Airin sudah lebih dulu menjewer telinga Angga.

"Aduh Rin sakit, ampun Rin ampun, maapin gue"

Airin melepaskan jewerannya.

"Coba bilang sekali lagi. Cinta cinta pala lu peyang, makan tuh cinta" Airin mencubit pinggang Angga cukup keras.

"AAGGGHHH!!! RIRIN PINGGANG GUE SAKIT ANJIRR"

Airin tertawa puas melihat Angga kesakitan.

"Oh iya lo ngapain disini?" tanya Airin.

"Mau jualan! Ya mau sekolah lah, pake nanya lagi" Angga dibuat kesal dengan pertanyaan Airin.

Sudah jelas-jelas dirinya memakai seragam sekolah malah ditanya mau apa.

"Oh gue kira mau minta sumbangan dari sekolah gue" ucap Airin santai membuat Angga melotot.

"Lo kira gue misquen apa? Sorry ya gue ini anak holkay"

Airin menoyor kepala Angga "Halah sombong amat lo"

"Anterin gue ke ruang kepala sekolah yuk" ucap Angga lalu mengalungkan tangannya dileher Airin membuat gadis itu mengikuti langkah Angga.

"Sakit Nyet" umpat Airin.

"Ya ampun Ririn, itu ucapannya kok kasar banget sih, adek nggak suka ya" peringat Angga.

Pletak

Airin menjitak kepala Angga "ANGGA KAMPRET! GUE NGGAK SUKA LO MANGGIL GUE RIRIN"
***

Tbc

Hai hai hai!!
Gimana ceritanya? Bagus nggak?
Untuk kali ini aku bakal slow update, nggak pengen cepet-cepet.

Udah dulu ya, sampai ketemu di part selanjutnya.

AIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang