Happy reading...
***
Sebuah mobil melaju kencang dari arah seberang."Airin awas!"
Raka berlari menghampiri Airin dan...
Bruk
"Raka!!"
"Raka hilang ingatan"
"Lo siapa? Gue nggak kenal sama lo"
"Dia Arvey, cewek gue"
"Lo tuh cewek murahan"
"Gue bukan cewek murahan" sangkal Airin.
Raka memutar tangan Airin ke belakang membuat gadis itu meringis. "Jangan sentuh cewek gue dengan tangan kotor lo"
Raka menghempaskan tangan Airin. "Lo apa-apaan, sih?!" suara Raka meninggi.
"Pulang sekarang"
"Gue bilang nggak mau ya nggak mau"
"Ka, tolongin gue! Raka!!"
"Raka, plis bantuin gue"
"Gue benci sama cewek munafik kayak lo"
"Mamii!!" Raka terbangun dengan keringat yang mengucur deras.
Mendengar teriakan anaknya Rere langsung masuk ke kamar Raka bersama Ifa.
"Kamu kenapa, Ka?" tanya Rere khawatir.
Napas Raka terengah-engah, Rere mengelap keringat di kening Raka dengan tisu.
"Raka tadi mimpi, Raka kecelakaan dan hilang ingatan, terus.. Raka selalu bentak Airin dan nyakitin dia" Raka mengusap wajahnya gusar.
"Dan di mimpi Raka Arvey kembali" lanjut Raka.
Rere dan Ifa saling pandang, jangan-jangan...
"Kak Arvey memang kembali" sahut Ifa.
"Nggak mungkin, ini nggak bener kan, Mi? Ini cuma mimpi buruk Raka aja"
"Tapi mungkin aja mimpi kamu itu nyata, sayang"
Raka tidak paham dengan ucapan Rere. "Maksud Mami?"
"Kamu memang hilang ingatan, kamu kembali ke sifat kamu yang dulu waktu di Bandung, kamu yang nyuruh Mami bawa Arvey ke sini, dan kamu lupa dengan Airin"
Raka membelalakkan matanya, ini tidak mungkin. Bagaimana dirinya bisa lupa pada pacarnya sendiri?
"Nggak mungkin"
"Semua itu bener, Kak, Kakak selalu bikin Kak Airin nangis" ucap Ifa.
"Mi, Raka udah buat kesalahan besar, Mi, padahal Raka udah janji mau jagain Airin dan nggak akan buat dia nangis, tapi Raka justru nyakitin Airin" Raka menjambak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRIN
RandomAirin, seorang badgirl yang punya masa lalu menyedihkan. Karena kejadian di masa lalu dia menutup pintu hatinya serapat mungkin. Dia tidak mudah untuk jatuh cinta. Namun sikap bar-bar nya itu menutupi seluruh kesedihan yang Airin rasakan, dan tidak...