Airin Duapuluh Enam

164 8 1
                                    

Happy reading...

***
Seorang gadis masuk ke dalam restoran bersama wanita paruh baya yang tiada lain adalah Mamanya. Hari ini sang Mama mengajaknya bertemu dengan temannya.

"Halo Vin, udah lama nunggu?" sapa Andin--Mama gadis itu.

"Oh nggak kok, ayo duduk dulu" wanita yang bernama Vina mempersilahkan dua orang itu duduk. "Ini anak kamu Ndin? Cantik banget" pujinya.

"Makasih tante" gadis itu tersenyum.

"Namanya siapa?"

"Keisya tan"

"Namanya bagus" Keisya lagi-lagi tersenyum.

"Eh iya, anak kamu mana?"

"Dia lagi ke mobil, ada yang ketinggalan katanya"

Dua orang tua itu saling mengobrol, mengacuhkan Keisya yang sudah bosan disitu. Tak lama seorang pemuda datang menghampiri meja mereka.

"Maaf Ma lama" katanya.

"Nggak pa-pa, oh iya ini anak temen Mama yang mau Mama kenalin sama kamu"

Pemuda itu menoleh pada Keisya yang menatapnya terkejut. Pemuda itu menyeringai dengan tatapan seolah mengatakan 'kaget?'

"Kei, maksud Mama ngajak kamu kesini untuk menjodohkan kamu dengan anak temen Mama" ucap Andin membuat Keisya semakin terkejut.

"Jangan bilang yang mau dijodohin sama Keisya dia" tunjuknya pada pemuda itu.

Andin mengangguk.

"Keisya nggak mau dijodohin Ma, apalagi sama dia"

"Kei, ini keputusan Mama sama Papa buat jodohin kalian"

Keisya kesal karena Mamanya tidak mengatakan ini sebelumnya. Dia memilih diam dan membiarkan Andin memulai perjodohannya.

"Aldi kenalin, ini Keisya anak tante"

"Iya tante, Aldi udah tahu kan kita satu kelas" ucap Aldi sopan.

"Jadi kalian satu kelas? Kok tante baru tahu?"

Keisya memutar bola matanya malas. "Nah kita kan udah saling kenal, jadi perjodohannya udah selesai. Keisya mau pulang"

Keisya sudah berdiri dan bersiap meninggalkan Mamanya sebelum seseorang menahan lengannya.

Keisya menoleh dan menatap tajam pada orang itu. "Lepasin gak?"

"Ma, tante, Aldi mau ngomong bentar ya sama Keisya" tanpa memperdulikan Keisya, Aldi membawanya menjauh dari kedua wanita itu.

Setelah agak jauh, Aldi melepaskan tangan Keisya.

"Mau lo apa?" tanya Keisya.

"Mau gue? Lo terima perjodohan itu"

"Nggak. Ogah gue dijodohin sama lo"

"Tinggal terima aja apa susahnya sih?"

"Lo itu licik. Pokoknya sampai kapanpun gue nggak mau dijodohin sama lo" Keisya mendorong bahu Aldi.

Aldi mencengkeram lengan Keisya. "Lo harus mau dijodohin sama gue kalo nggak gue akan nyakitin Airin"

Keisya menatap Aldi sengit. "Nggak usah ngancem gue"

Aldi tersenyum sinis. Dia melepaskan lengan Keisya lalu kembali ke tempat Mamanya berada. Keisya berdecak kesal lalu mengikuti Aldi.

                           ***

Raka tersenyum saat melihat Airin tertawa bersama Angga, Keisya, dan Aurel. Dia kembali mengingat percakapannya semalam dengan Airin.

Raka meraih hp-nya yang sedari tadi berdering. Sempat mengumpat karena orang yang menelponnya itu mengganggunya saat sedang main PS.

Cowok itu terlonjak saat mengetahui siapa yang menelponnya. Stick PS yang dipegangnya langsung dilempar asal lalu ia segera mengangkatnya.

"Halo Rin"

"Emm.. Ka, gue.."

"Akhirnya lo mau ngomong sama gue" ucap Raka lega. "Gue minta maaf, gue bisa jelasin semuanya, tolong dengerin dulu penjelasan gue"

"Lo nggak perlu jelasin semuanya"

"Kenapa? Rin tolong maafin gue, gue--"

"Gue maafin lo"

"Hah?!" Raka terkejut dengan ucapan airin.

"Iya gue maafin lo" ulang Airin. "Harusnya gue yang minta maaf karna nggak dengerin penjelasan lo"

"Gue nggak salah dengar kan?"

"Nggak"

Raka menghela napas lega. Akhirnya kesalahpahaman ini bisa diluruskan.

"Lo nggak marah kan sama gue yang udah nuduh lo waktu itu?" tanya Airin.

"Nggak kok, itu kan hanya kesalahpahaman"

"Woy! Jangan senyum-senyum gitu, ntar kesambet lagi" Aldi mengejutkan Raka.

Raka berdecak sebal. "Ah lo ganggu aja"

"Udah tuh makan bakso lo, bentar lagi bel"

Raka langsung memakan baksonya. Seperti teringat sesuatu, Raka langsung menoleh pada Aldi.

"Di, kalo gue nembak Airin kira-kira bakal diterima apa ditolak?"

"Nggak tahu. Udah cepetan makan"

Raka mengerucutkan bibirnya lalu kembali memakan makanannya.

Aldi kesal karena Raka juga menyukai Airin. Apa kali ini Aldi harus menyingkirkan Raka juga agar dirinya bisa memiliki Airin seutuhnya?

"Ka, kayaknya Angga juga suka deh sama Airin, mereka juga udah deket dari kecil pasti Airin sayang banget sama Angga. Dan lo tahu apa artinya? Kemungkinan lo akan ditolak nanti" Aldi berusaha meracuni pikiran Raka.

"Tapi mereka kan sahabatan"

"Justru karna mereka sahabatan mereka udah saling memahami satu sama lain"

Sebenarnya Raka tidak mau percaya, tapi mengingat Airin yang sangat peduli pada Angga saat Angga sakit membuatnya membenarkan ucapan Aldi. Pikiran Raka kembali kacau. Kenapa semuanya jadi serumit ini?

                            

Makasih buat kalian yang udah setia nunggu cerita selanjutnya, maaf karna sering ngegantung endingnya.

Jangan lupa voment.

AIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang