Airin Tigapuluh Sembilan

116 8 0
                                    

Happy reading...

***
Saat bel istirahat berbunyi, barulah Airin membuka matanya. Dia berdiri dari duduknya dan berniat mengajak Keisya ke kantin. Namun yang dilihatnya sekarang justru membuat hatinya semakin  hancur. Bagaimana tidak? Di depannya Airin melihat Raka dan Arvey yang akan keluar kelas dengan Raka yang merangkul pinggang Arvey posessif. Airin terpaku sejenak, pemandangan yang sangat tidak ingin dilihatnya kini ada di depan matanya. Gadis itu segera memalingkan wajahnya sekaligus menghilangkan kabut yang menutupi pandangannya.

Mengerti situasi, Angga segera menggenggam tangan Airin. Cowok itu menggeleng. “Jangan nangis di sini, Ririn gue gadis yang kuat”

Airin mengangguk, lalu dia mengusap ujung matanya.

“Kita ke kantin yuk, isi energi lo, jangan galau-galauan mulu” ucap Aurel.

Airin, Keisya, Aurel dan Angga ke kantin bersama. Mereka ingin melupakan masalahnya sejenak. Sampai kantin mereka duduk di kursi yang masih kosong kecuali Angga yang bertugas memesan makanan.

Airin masih bisa bercanda dengan kedua sahabatnya sebelum tatapannya tertuju pada dua remaja yang sedang suap-suapan, apalagi jarak mereka hanya terpisah satu meja.  Kenapa pake acara suap-suapan sih?  batin Airin.

Airin mengepalkan tangannya menahan amarah, ingin rasanya dia mencakar-cakar wajah Arvey. Dia tidak boleh gegabah, untuk saat ini Airin masih bisa bersabar.

“Pacar gue lucu banget sih, makan aja masih belepotan” kata Raka seraya mencubit pipi Arvey.

Arvey terkekeh. “Bersihin dong” rengeknya.

Dengan senang hati Raka membersihkan sisa nasi goreng di sudut bibir Arvey, kemudian mereka kembali melanjutkan makannya. Sungguh! Airin tidak ingin mendengar itu, tapi apalah daya telinganya yang peka terhadap percakapan mereka.

Angga datang membawa pesanan mereka. Airin segera melahap baksonya sebagai pelampiasan amarahnya. Angga, Aurel dan Keisya yang melihat itu bingung.

“Buset, Rin, laper sih laper tapi biasa aja kali makannya” Airin tak memperdulikan ucapan Angga.

Telinga Airin kembali peka saat Raka dan Arvey berbicara.

“Ka, itu pipi kanan lo ada apa nya?” tanya Arvey.

Raka menghentikan makannya lalu memegang pipi kanannya. “Emang ada apa?”

Arvey mendekat ke arah Raka dan...

Cup

“Ada kiss dari gue” Arvey kembali ke posisinya sambil tertawa renyah.

Airin yang melihat itu membelalakkan matanya. Arrghh!! Airin sudah tidak tahan dengan semua itu. Airin berdiri lalu menghampiri meja Raka dan Arvey.

Brakk

Satu kantin menoleh ke asal suara, dimana Airin menggebrak meja dengan wajah merah padam.

“Gue udah cukup sabar ngadepin sikap lo selama ini, tapi kali ini gue nggak akan biarin lo ngerebut cowok gue. Gue bolehin lo deket sama Raka supaya lo bisa buat dia inget lagi bukannya malah manfaatin keadaan dia” Airin sudah tidak bisa menahan emosinya.

AIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang