Airin Tigapuluh Tujuh

123 7 0
                                    

Happy reading...

***
Airin, Keisya, Aurel, Angga, dan Eza datang ke rumah sakit untuk menjenguk Raka. Mereka berlima sampai di depan ruang rawat Raka, Airin membuka pintu dengan tidak sabar, dirinya sangat rindu pada Raka. Airin ingin mengingatkan Raka pada sahabat-sahabatnya, ia akan terus mencoba mengembalikan ingatan Raka.

Airin terkejut, saat ia masuk sudah ada gadis lain yang sedang menyuapi makanan untuk Raka. Bukan hanya Airin yang terkejut, yang lainnya juga sama terkejutnya dengan Airin. Mereka baru tahu kalau ada gadis lain yang perhatian dengan Raka selain Airin.

“Rin” Keisya menepuk pundak Airin membuat gadis itu tersentak kaget.

“Kalo lo nggak kuat kita bisa pulang” ucap Aurel mengerti situasi.

Airin menggeleng. “Gue baik-baik aja” Airin tersenyum samar.

Gadis itu melangkah mendekati Raka yang belum menyadari kehadirannya.

“Hai Ka” sapa Airin.

“Hm” gumam Raka. Tatapan Raka beralih ke belakang Airin.

Airin yang menyadari itu langsung memperkenalkan teman-temannya pada Raka.

“Oh iya, mereka sahabat-sahabat gue. Yang tasnya biru namanya Keisya, yang tasnya pink namanya Aurel, yang tasnya item namanya Angga, dan yang tasnya abu-abu namanya Bang Eza” jelas Airin.

“Oh ya Ka, dia siapa?” tanya Airin.

"Ini Arvey, pacar gue"

Deg

“Pa-pacar?” tanyanya terbata.

Raka mengangguk. Airin mengalihkan pandangannya untuk mencegah air matanya jatuh.

“Halo gue Arvey, kalo lo siapa?” Arvey mengulurkan tangannya.

“Gue Airin, temennya Raka” Airin menyambut uluran tangan Arvey dan memaksakan senyumnya.

“Tante Rere dimana Ka?” tanya Airin.

“Lagi pulang, ngambil baju”

“Ya udah gue nunggu tante Rere di luar aja”

Raka hanya mengangguk.

Airin segera keluar dari ruangan itu, takut mengganggu Raka dan Arvey. Di luar Airin tidak bisa menahan air matanya, dia menangis di pelukan Angga. Kenapa rasanya sesakit ini mendengar Raka menganggap orang lain sebagai pacar.

“Lo yang sabar ya Rin, Raka kan masih hilang ingatan jadi dia pikir cewek tadi itu pacarnya” ucap Keisya sambil mengusap punggung Airin.

“Gue takut Raka nggak inget gue lagi, kayaknya dia sayang banget sama cewek tadi” serak Airin.

Angga menggeleng. “Lo jangan berpikiran kayak gitu, mana Ririn gue yang selalu optimis, mana Ririn gue yang selalu semangat, Airin yang gue kenal nggak pernah menyerah gitu aja sama masalah yang menimpanya, dia berani menghadapi masalah apapun resikonya” ucap Angga.

Airin tersenyum dan mengeratkan pelukannya. “Makasih Ga”

Angga mengusap kepala Airin. “Lo harus kuat, kita semua disini dukung lo”

“Sebenernya sih gue nggak suka lo dipeluk sama Angga, tapi tenang aja gue tetep dukung lo kok” ucap Eza.

“Lo pasti capek meluk Airin, biar gue gantiin, gue siap kok” Eza menawarkan diri.

“Nggak, lo mau modus kan? Nggak akan gue ijinin lo meluk-meluk sahabat gue” tolak Angga mentah-mentah.

Eza mengerucutkan bibirnya membuat Airin, Keisya dan Aurel terkekeh.

AIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang