Airin Duapuluh Sembilan

162 8 0
                                    

Happy reading...

***
Hari ini Raka dan Airin resmi pacaran, dari tadi Raka tidak berhenti tersenyum. Dia sangat senang Airin menerimanya, tadinya dia pikir akan ditolak.

“Jangan senyum-senyum gitu, serem tau” tegur Airin.

“Biarin, gue lagi seneng” jawabnya.

Airin mengedikkan bahu tak peduli lalu melanjutkan memakan es krimnya. Saat ini mereka berada di kedai es krim dekat sekolah. Airin yang meminta Raka menemaninya makan es krim.

“Jangan liatin gue terus, gue malu” ucap Airin lalu memalingkan wajah.

Raka terkekeh “Biarin, gue suka”

“Ish” Airin mendesis.

Airin tak ingin mempedulikannya lagi, ingin fokus makan es krim.

“Lo itu kayak anak kecil, makan aja belepotan” tanpa aba-aba, tangan Raka mengusap sudut bibir Airin.

“Eh?” Airin terkejut.

Airin menundukkan kepalanya setelah Raka selesai membersihkan sisa es krim di sudut bibir Airin, gadis itu merasa malu dan salah tingkah atas perlakuan Raka yang manis.

“Apa perlu gue suapin biar lo makannya nggak belepotan?”

No thanks” jawab Airin cepat.

Raka tertawa kecil, sangat senang jika melihat Airin salah tingkah.

Selesai makan es krim, Raka mengajak Airin jalan-jalan keliling Jakarta. Airin sangat menikmati acara jalan-jalan mereka. Mereka pulang saat menjelang malam, Raka mengantar Airin sampai rumah.

“Makasih untuk hari ini” Airin tersenyum manis.

“Iya”

“Udah sana pulang, ngapain masih disini”

“Ngusir?”

“Nggak tuh. Cuma nyuruh pulang, baik kan gue sama pacar” ucap Airin santai.

Raka berdecak, meski sudah berpacaran, sikap Airin masih saja menyebalkan.

“Gue pulang”

“Iyalah, kan tadi gue nyuruh lo pulang, kalo nggak disuruh mana mau lo pulang”

“Nyebelin banget sih lo”

“Biarin, nyebelin gini juga lo suka kan?” tanyanya dengan percaya diri.

“Ya ya, gue nggak akan menang berdebat dengan lo”

Airin terkekeh “Udah sana pulang, mendung nih, jangan sampai lo kehujanan di jalan”

“Duh, perhatiannya pacar gue” Raka mencubit kedua pipi Airin membuat gadis itu meringis.

Raka melepas cubitannya di pipi Airin lalu mengusapnya lembut “Masuk sana, kalo udah masuk baru gue pulang”

Airin mengangguk lalu masuk ke dalam rumah. Setelah Airin masuk, barulah Raka menjalankan motornya

                            ***

Airin masuk ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Hari ini sangat melelahkan juga menyenangkan. Airin meraba dadanya, dia masih saja deg-degan mengingat kejadian siang tadi. Senyumnya mengembang, merasa dunianya kembali seperti dulu.

Airin bangkit dari rebahannya hendak membersihkan diri, namun tatapannya jatuh pada sebuah foto yang terletak di atas meja belajar. Diraihnya foto itu, foto dirinya dan Fandi dengan Fandi yang merangkul bahu Airin dan mereka tersenyum bahagia. Hati Airin berdesir, jantungnya kembali berdetak cepat. Selalu saja seperti ini ketika ia mengingat Fandi. Apa itu artinya Airin belum memberikan seluruh hatinya untuk Raka? Lalu kenapa dirinya menerima pernyataan cinta dari cowok itu? Namun jantungnya juga berdetak tidak wajar saat bersama Raka, perasaan macam apa ini?

AIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang