Good morning everyone
Yang lagi sarapan bisa nih sambil baca update dari Bima. Semoga suka ya. Ditunggu votes dan komennya. Maaci 😊Enjoy
*
*
*Bima
"Beneran bakal ada Om Bara di sana, kan?" tanya Deryl lagi dengan tangan kanan yang menggenggam erat tangan kiriku.
Aku mengangguk. "Ada Tante Kadek dan Dimas juga. Kamu kangen Adik Dimas, kan?"
"Very much. I can't wait to see and play with him," jawab Deryl semangat. "Let's go, Papa. We have to run."
Aku tertawa. Hari ini aku memang membawa Deryl ke pesta ulang tahun ketiga putri Kahfi. Dia mengundangku melalui pesan Whatsapp. Berhubung aku juga tahu istrinya bersahabat dengan Kadek dan Bara, aku langsung mengajak Deryl ke sini.
Sepertinya Kahfi mengundang cukup banyak tamu. Mobil-mobil berjejer di pinggir jalan kompleks perumahan tempatnya tinggal. Tadi saja aku cukup kesusahan mencari parkir.
"You made it," Kahfi menyambutku dengan pelukan singkat ala pria sambil tertawa kecil.
"I was invited," jawabku lalu menyuruh Deryl menyalam Kahfi. "Deryl, ini Om Kahfi. Teman Papa waktu sekolah di Inggris."
Deryl mencium tangan Kahfi. Kahfi mengusap rambut keriting anakku. "Halo, Deryl. Ganteng banget. Udah kelas berapa?"
"Kelas dua SD, Om," jawab Deryl. Dia kemudian menyerahkan hadiah yang kami bawa untuk anak Kahfi. "Ini birthday gift dari aku dan Papa."
"Thank you. Tapi lebih bagus kalau Deryl langsung kasih ke anak Om. Namanya Syifa," jawab Kahfi lembut. "Ayo, Bim. Bara udah di dalem juga."
Dari jarak beberapa meter, aku sudah menemukan sepupuku yang sedang bercengkerama dengan beberapa pasang suami istri. Pasti sahabat-sahabat dekat mereka.
"Pa, itu Om Bara. Itu Dimas," Deryl berlari kecil ke arah mereka. "Dimaaaaas!"
Bara dan Kadek langsung menoleh ke arah kami. Aku tersenyum tipis pada mereka.
"Captain America," Bara langsung mengangkat Deryl begitu Deryl berada di depannya. Bara memutar-mutar Deryl dan mereka tertawa berbarengan.
Kadek menjabat tanganku sambil tersenyum kecil. Dia juga mengarahkan Dimas untuk mencium tanganku.
She still treats me well. Entah terbuat dari apa hatinya.
Deryl langsung memeluk Dimas dan mencium kedua pipi adik sepupunya. Dimas yang belum bisa berbicara dengan lancar cuma bisa berceloteh sambil tertawa khas balita saat Deryl menggoyang-goyangkan kedua tangannya.
Kahfi mengenalkanku pada sahabat-sahabat istrinya. Aku menyapa sang birthday girl yang sejak tadi memilih duduk di pangkuan salah satu teman Renata yang mengenakan kemeja dan jins. Cukup kontras dengan Renata dan teman-temannya yang lain yang mengenakan dress dan make up sederhana.
"Bim, makan dulu, yuk," Kahfi mengajakku.
"Deryl, kamu mau makan apa?" tawarku pada Deryl yang masih asyik bersama Dimas.
Deryl menggelengkan kepala. "Nanti aja, Pa."
"Tapi kamu belum makan," aku menegaskan.
"Nanti, Pa," Deryl masih menolak.
Kadek mengambil tangan Deryl. "Makan dulu ya, Kak Deryl. Adik Dimas aja udah makan. Masa kalah sama adiknya."
"Suap?" Deryl meminta dengan mata berbinar-binar pada Kadek.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Healing Pill
RomanceThey made mistakes in the past. Sekar membuat hubungan kedua dosennya yang saling mencintai merenggang hingga mereka putus terlebih dahulu sebelum kemudian menjalin hubungan kembali. Rasa bersalah baru hilang dari dadanya setelah mereka mengikat jan...