Happy sunday
Besok UTS :(
Enjoy
*
*
*Sekar
Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sedikit kesal pada Pak Bima. Aku menolongnya yang saat itu sedang panik. Tapi dia malah menyalahkan tindakanku yang mengabaikan Jenaro.
Selain Jenaro bukan urusannya, harusnya dia mengucapkan terima kasih saja padaku, kan?
Aku bukan pengemis acknowledgement. Sayangnya juga, aku nggak bisa langsung menunjukkan rasa kesalku secara terang-terangan pada orang lain.
Jenaro juga sedikit marah padaku. Dia membalas teleponku dengan malas-malasan. Padahal aku hanya mendahulukan yang lebih membutuhkan bantuan saat itu. Juga karena aku mengkhawatirkan Jenaro yang harus berangkat ke kantor besok pagi. Berbeda dengan aku yang baru mulai mengajar jam 10.30 pagi.
Ponselku bergetar. Pesan dari asisten rumah tangga Pak Bima yang semalam meminta nomor ponselku masuk.
From : Mbak Yati
Neng, jadi ke RS setelah ngajar, kan? Kasian Deryl nggak ada yang jaga 😫😢😭Nah. Kalau sudah begini, apalagi yang harus aku lakukan? Do I have to just ignore the message? Kalau aku ke sana, apalagi yang akan dipikirkan Pak Bima tentangku?
"Kak, ini tugas lima yang tentang CPM*," suara salah satu mahasiswaku memecah lamunanku di ruang dosen.
Aku menerima tumpukan tugas tersebut. "Makasih. Oh ya, tugas besarnya udah bisa dicicil. Ingetin teman-temannya. Pilih proyek yang on-going aja supaya minta datanya lebih gampang."
"Oke, Kak. Nggak mesti proyek konstruksi, kan? Soalnya kelompok saya dapet proyek software development gitu. Datanya lumayan lengkap."
"Nggak pa-pa. Yang penting kalian paham seratus persen tentang proyek yang kalian pilih."
"Untuk presentasi bulan depan sampai WBS* aja, kan?"
"Lebih juga boleh. Ingetin teman-temannya juga, kalau proyek yang mereka pilih datanya minim banget, mendingan ganti proyek."
"Siap, Kak. Kalau begitu saya permisi dulu."
Ponselku bergetar lagi. Kali ini pesan balasan WA dari Jenaro, pesan yang kukirim sejak pagi bertepatan saat aku menunggu ojek online di lobi apartemen.
From : Jenaro
It's ok, Sekar. He's ur neighbor after all.
Sabtu ini aku gabisa. Lembur. Maaf ya.To : Jenaro
Kapan kamu lowong aja, Je. Beli laptop baru bisa kapan2. Semangat lemburnya :)Aku pun akhirnya membalas pesan dari Mbak Yati. Masa bodo lah Pak Bima mikir aku seperti apa. Aku cuma menggunakan rasa kemanusiaanku saja.
To : Mbak Yati
Ini baru kelar ngajar. Saya ke RS skrg ya, Mbak.***
Jantungku rasanya mau copot saat membuka pintu kamar inap Deryl dan menemukan seorang wanita paruh baya yang tetap cantik walaupun wajahnya sudah menunjukkan tanda-tanda penuaan.
Ibunya Pak Bima? Apa yang akan dipikirkannya tentang seorang perempuan yang menjenguk cucunya? Apalagi dengan status anaknya yang duda?
Astaga, Sekar. What were you thinking?
"Kok berdiri aja di situ? Sini, Nak," panggil Mbak Yati mengarah ke sofa.
Aku tersenyum kaku dengan kepala sedikit tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Healing Pill
RomansaThey made mistakes in the past. Sekar membuat hubungan kedua dosennya yang saling mencintai merenggang hingga mereka putus terlebih dahulu sebelum kemudian menjalin hubungan kembali. Rasa bersalah baru hilang dari dadanya setelah mereka mengikat jan...