Sori lama.
Belajar dulu Kakak dek. Besok kuis. Hiks.
I really need more time to adapt of being a student again.Enjoy
*
*
*Bima
"Cie ciee. Yang pedekatenya lancar," si Mbak menggodaku saat aku membuka kulkas di dapur untuk mengambil air dingin.
Aku tersenyum tipis. "Alhamdulillah, Mbak. Doain dong biar prosesnya cepet."
"Amin Ya Allah. Itu gimana ceritanya Neng Sekar bisa main PS sama Deryl di ruang keluarga? Kamu gunain Deryl buat ngajak Sekar mampir ke rumah, ya?"
Aku mengangguk malu. Saat akan menjemput Sekar di airport, aku memang mengatakan pada Deryl bahwa dia boleh mengajak Sekar main PS di rumah hari ini.
Awalnya Sekar menolak. Namun dengan kemampuan puppy eyes anakku yang mirip Bara, Sekar jadi luluh.
Deryl memang paling tahu apa yang dibutuhkan papanya.
"Wah, kayaknya Tante Sekar kalah mulu nih," aku menginterupsi Sekar dan Deryl.
Deryl menaik-naikkan alisnya. "Tante Sekar mesti banyak belajar nih, Pa. Apa telfon Om Bara aja ya biar diajarin?"
"Deryl aja deh yang ngajarin," Sekar menjawab. "Emang Deryl udah males ya ngajarin Tante?"
Kepala Deryl langsung menggeleng. "Of course no. Aku seneng kok ngajarin Tante. I love teaching people. Teman-teman di kelas juga sering aku ajarin matematika sama menggambar. Mereka bilang I'm a good teacher."
"Wah, keturunan Papa dong berarti," Sekar melirikku sambil tersenyum.
"Adorable," ucapku tanpa sadar.
"Thank you, Pa. Banyak juga yang bilang aku adorable," ucap Deryl.
Aku tertawa lepas. Padahal yang kupuji Sekar, tapi yang merasa malah anakku.
Sekar mengusap-usap lembut rambut keriting Deryl. "Kamu memang adorable. Pinter. Ganteng pula. Pede lagi."
"Pede itu apa?"
"Percaya diri. Confident. Nggak pemalu. Just like you," jawabku.
Deryl mengangguk-nganggukkan kepala. Dia kemudian menguap. Sepertinya mulai mengantuk.
"Mau tidur?" tawarku padanya.
Bukannya menjawab pertanyaanku, Deryl malah meletakkan stick PS nya di atas karpet dan beringsut mendekatiku. Dia meletakkan kepala di atas pahaku.
"Please usap-usap rambutku, Pa," pintanya.
Ini juga salah satu kebiasaan Deryl. Maka aku melakukan permintaannya. This is my favorite part, saat Deryl bersikap manja padaku.
Sekar merapikan peralatan PS Deryl. Dia kemudian duduk tak jauh dariku, namun matanya menatap Deryl yang mulai tertidur.
"You guys look adorable," ucap Sekar. "Bikin aku kangen Ibu Bapak lagi. Padahal baru aja ketemu."
Aku mengulas senyum menggoda. "Mau diginiin juga? Sini biar Mas usap-usap rambutnya."
Kepala Sekar langsung menunduk. Wajahnya sudah berubah merah.
"Nunduk lagi. Nggak usah malu sama pacar sendiri, Sekar," godaku lagi.
Perlahan kepala Sekar menegak. Masih terlihat sisa semburat merah di pipinya. "Pacar?"

KAMU SEDANG MEMBACA
A Healing Pill
RomanceThey made mistakes in the past. Sekar membuat hubungan kedua dosennya yang saling mencintai merenggang hingga mereka putus terlebih dahulu sebelum kemudian menjalin hubungan kembali. Rasa bersalah baru hilang dari dadanya setelah mereka mengikat jan...