Rara terkejut saat ada yang menepuk pundaknya. Bulu kuduk nya semakin berdiri, ia merasa takut sekarang. Mulutnya tak bisa mengatakan apapun. Ia terlalu takut.
Rara hanya memejamkan matanya saat orang tersebut membalikkan badannya menjadi menghadap nya.
Sedikit demi sedikit, Rara membuka mata karena tak ada reaksi apapun dari orang tersebut. Saat matanya sudah terbuka dan bisa melihat dengan jelas. Rara kaget melihat siapa yang berada dihadapannya.
Seseorang dengan penutup kepala yang hampir menutupi setengah wajahnya. Dan tangan kekar yang sedang memegang pundaknya. Ia yakin jika ini adalah seorang laki-laki. Terlihat dari pundaknya yang lebat dan tingginya yang melebihi Rara.
Saat Rara akan berteriak, lelaki tersebut membekap mulut Rara dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya ia gunakan untuk memegang pinggang Rara. Menahannya supaya tak terjatuh.
"Jangan teriak, nanti orang orang pada bangun denger suara kamu" Ucapnya
"Re... Revan?" Tanya Rara setelah melepaskan tangan lelaki itu
"Iya. Ini aku. Kok kamu kayak yang takut gitu sih sama aku? Emang aku seseram itu gitu?" Ucap Revan sambil melepaskan jaketnya dan memakaikan nya kepada Rara.
Rara sungguh tak tau jika ini adalah Revan. Mungkin efek dari ketakutannya.
"Salah sendiri pake Jaket kegedean gini! Kan aku pikir kamu itu apa gitu" Rara memeluk Revan dan menyenderkan kepalanya di dada bidang Revan mencari kehangatan
"Itu jaket Dino sih sebenarnya. Aku pake aja, tapi kegedean" jelas Revan sambil membalas pelukan rara dan menyimpan dagunya di pucuk kepala Rara
"Jaket kamunya masih di aku ya? Kenapa gak diambil aja coba? Dari pada kamu kedinginan" Rara mencubit pelan pinggang Revan membuat Revan mengaduh kesakitan.
"Gak papa lah. Oh iya! Kamu ngapain jam segini malah duduk diluar? Bukannya tidur sana" ujar Revan
"Aku gak kebagian tempat buat tidur, mereka nya kegedean. Jadi aku gak cukup deh"
"Ya udah di tenda aku aja kalau gitu. Aku juga mau ke tenda OSIS malam ini. Jadi kamu bisa tidur disana" tawar Revan masih memeluk Rara erat
"Terus aku sendiri gitu?" Rara melepaskan pelukannya dan menatap Revan
"Gak sendirian kok. Maksudnya, aku mau kumpulan dulu palingan setengah jam-an lah" jelas Revan mengelus rambut Rara
"Oh. Bilang dong. Ya udah aku di tenda kamu aja deh, tapi kamu temenin aku sampai tidur dulu oke?"
"Iya, ya udah masuk. Udah malem banget ini"
Rara dan Revan pun memasuki tendanya. Dan Revan dengan setia menunggu Rara hingga tertidur.
Revan menggenggam tangan Rara erat. Dan mengelusnya lembut.
Setelah sekitar 5 menit kemudian. Revan mendengar suara dengkuran halus dari Rara. Dan itu menandakan jika kekasihnya sudah tertidur.
Revan pun segera melepaskan genggamannya. Dan sebelum keluar dari tenda, ia mengecup kening Rara dengan sayang terlebih dahulu.
Dengan sangat pelan, Revan melangkah kan kakinya keluar dari tenda.
***
Keesokan harinya
Rara menggerjapkan matanya saat merasakan ada yang memeluknya dari belakang.
Ia melihat ada sepatu di pojok tenda. Mungkin itu adalah sepatunya Revan. Dan orang yang memeluknya dari belakang adalah Revan.
"Van, bangun" Rara menepuk pelan tangan Revan yang melingkar di perutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Boyfriend (COMPLETED)
Teen Fictiondisini tempatnya typo, cerita lama, males buat revisi. kalo ada kesalahan kata atau alur maafin aja. kalo ga suka, ga usah di baca!! mau vote atau engga silahkan bebas, karena ini cuma cerita abal-abal. ga suka sana, ga usah deket-deket!! udah di in...