20

124K 6.4K 93
                                    

"Van ayo dong, kita itu pasti bisa menang kok" terdengar suara Rinja yang berasal dari arah tempat pendaftaran lomba.

Rara yang mendengar pun mengalihkan pandangannya, ia dapat melihat jika disana ada Rinja yang sedang mengajak Revan supaya ikut permainan ini.

"Gue gak mau" ucap Revan ketus

"Ayolah Van, sekarang aja" Rinja terus terusan membujuk Revan supaya bermain bersamanya.

"Van?" Rinja menggoyangkan tangan revan Karena tak ada jawaban dari Revan

Tak mau membuang kesempatan, Rinja pun berjalan ke arah panitia pendaftaran lomba. Dan mendaftarkan dirinya dan juga Revan, tanpa sepengetahuan Revan tentunya.

Setelah selesai, Rinja pun kembali mendekati Revan dan berdiri tepat disebelahnya.

"Kepada seluruh peserta permainan kelas 12, segera ditunggu di sumber suara" terdengar pengumuman dari panitia.

"Van, Rin. Kalian dapet nomer urutan 2. Disana tempatnya" ujar Dino kepada Revan dan Rinja menunjuk tempat yang dimaksud.

Dino menatap Revan meminta penjelasan.

"Maksud Lo?" Tanya Revan bingung

"Lo kan ikut permainan ini bareng si Rinja" jelas Dino sambil menuju Rinja yang sedang tersenyum

"Gue duluan kalau gitu, 5 menit lagi ditunggu"

"Ati-ati Lo! Si Rara lagi liatin Lo sekarang, bahkan dari tadi" bisik Dino tepat di telinga Revan.

Revan yang kaget pun segera melihat ke arah Rara. Dan dengan segera ia menarik tangan Rinja menjauh dari lapangan

"Maksud Lo apa?" Tanya Revan dingin

"Apa yang apa?" Rinja malah balik bertanya dan itu membuat Revan semakin kesal.

"Lo udah daftarin gue ikut perlombaan, tanpa kasih tau gue terlebih dulu. Dan gue gak mau ikut lomba lomba kayak gini, apalagi sama Lo" ucap Revan dingin dan tegas

Rinja tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Revan. Ini kali pertamanya Revan berbicara sepanjang itu, dan sejelas itu. Meskipun nada suaranya masih dingin dan ketus. Tetapi Rinja tetap suka akan itu.

"Gak papa dong, aku itu udah bilang sama kamu, tapi kamunya gak dengerin aku. Ya udah aku daftar aja" jelas Rinja.

"Gue gak mau ikut perlombaan ini. Karena gak ada persetujuan dari gue. Kalau Lo mau? Lo ikut perlombaan ini sendiri aja" nada suara Revan semakin dingin. Dan segera pergi begitu saja

"Gagal lagi gue" kesal Rinja dan pergi menyusul Revan

Sedangkan Rara, ia sedari tadi menguping pembicaraan mereka, dan Rara tau sekarang. Jika Revan tak tau menahu tentang perlombaan ini. Ia dipaksa oleh Rinja. Dan Rara memaklumi itu.

***

Hari sudah menjelang sore. Semua siswa siswi sedang membereskan tendanya masing-masing.

Semua perlengkapan pun sudah dikumpulkan, takutnya ada yang tertinggal disini.

Sama halnya seperti Rara dan ketiga temannya. Mereka semua sedang berusaha membongkar tenda. Tetapi sedari tadi tidak bisa. Sampai datang Revan untuk membantunya.

"Ra, bisa gak?" Tanya Revan. Ini kali pertama mereka bertemu setelah kejadian perlombaan tadi.
Revan pun belum sempat minta maaf kepada Rara, karena harus mengurus persiapan pulang mereka.

Rara tidak menjadi pertanyaan Revan, dan melangkah menuju Intan yang sedang membawa tas. Mencoba menghindari Revan.

Sebenarnya, Rara sudah memaafkan Revan, tapi ia ingin tau bagaimana ekspresi Revan saat Rara marah padanya. Meskipun sudah berkali-kali melihatnya, Rara tetap tidak bosan. Karena itu adalah hal yang paling Rara sukai.

My Posesif Boyfriend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang