"Rara!" Pekik Revan terkejut melihat Rara yang sedang menangis di pelukan Azra.
"Ra" panggil Revan lembut
Rara semakin mempererat pelukannya Kepada Azra
"Lo pergi aja dari sini. Biar gue yang jagain Rara" ucap Revan sambil menatap Azra
"Iya kak" Azra pun melepaskan pelukannya dan berlenggang pergi meninggalkan keduanya
Rara menundukkan kepalanya menutupi wajah yang sudah dibanjiri air mata.
"Ra" Revan mengangkat dagu Rara supaya menatapnya.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Rara serak
"Kamu salah paham!" Ucap Revan sambil membawa Rara kepelukannya.
"Aku tau! Tapi sakit Van, sakit" Rara membalas pelukan Revan lebih erat.
Revan tau bahwa sekarang Rara sedang cemburu padanya.
"Ya udah maafin aku, aku gak bakalan kayak tadi lagi. Kan kamu juga tau kalau tadi itu Rinja yang dateng nyamperin aku, aku gak bakal main dibelakang kamu" Revan berucap serius.
Tangis Rara mulai mereda, dan melonggarkan pelukannya.
"Kamu mau ikut api unggun atau disini aja?" Tanya revan
"Ikut lah. Tapi mau benerin dulu penampilan aku, masa kayak gini" ujar Rara sambil memperlihatkan rambutnya yang tidak rapih serta baju yang agak basah karena air mata.
"Yaudah aku keluar duluan kalau gitu" Revan pun segera keluar dari tenda Rara.
Saat baru selangkah keluar dari tenda, Revan dikejutkan dengan kedatangan Rinja tepat di hadapannya.
Revan pun segera bersikap seperti biasanya
"Kamu ngapain keluar dari dalem? Ini kan tendanya si Rara Rara itu kan?" Ucap Rinja melangkah mendekati tenda, tetapi dengan segera dicegah oleh Revan
"Mau ngapain Lo? Gua itu tadi udah ngecek di dalem tendanya ada yang bolong. Ya udah gue urusin lah" ucap Revan dingin
"Bener kan? Bukan ketemuan sama si cewek centil itu kan?" Sewot Rinja sambil menatap Revan tajam. Meskipun Revan tak takut sedikitpun.
"Maksud Lo apa? Terserah gue lah mau ngapa-ngapain juga. Bukan urusan Lo"
"Aku kan pacar kamu Van, kok kamu gitu sih? Wajar dong kalau aku cemburu sama pacar aku sendiri"
"Gak wajar lah. Orang Lo bukan pacar gue" balas Revan dingin sambil pergi dari hadapan Rinja.
"Ihh, awas aja Lo Van. Gue bakal buat Lo berlutut di hadapan gue, sambil meminta gue buat jadi pacar Lo" ucap Rinja percaya diri. Setelahnya ia pun ikut pergi menuju tendanya.
Sedangkan Rara, ia sedari tadi hanya mendengarkan percakapan Revan dan Rinja di dalam tendanya. Ia senang jika Revan masih bersikap dingin Kepada Rinja. Dan tidak merespon ucapannya.
Tetapi ia takut Dengan ucapan Rinja yang terakhir. Ia harus waspada mulai sekarang, Rinja semakin menjadi jadi.
"Gila tuh orang, mau rebut pacar gue" gumam Rara sambil berjalan ke luar.
Setelah keluar dari tenda, Rara mencari keberadaan para sahabatnya. Ia melihat keseluruhan tempat ini, tetapi tetap tak menemukan ketiganya.
Rara pun berjalan menuju ke tengah lapangan yang sudah ramai oleh orang-orang.
"Ra, sini!" Panggil intan dari arah kanan Rara.
Dengan segera Rara berjalan santai menuju mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Boyfriend (COMPLETED)
Ficção Adolescentedisini tempatnya typo, cerita lama, males buat revisi. kalo ada kesalahan kata atau alur maafin aja. kalo ga suka, ga usah di baca!! mau vote atau engga silahkan bebas, karena ini cuma cerita abal-abal. ga suka sana, ga usah deket-deket!! udah di in...