34

121K 5.9K 619
                                    

Satu bulan sudah Rara lewati dengan sangat tidak baik, ia selalu menangis dan sakit sampai beberapa hari. Hal itu terjadi hanyalah karena kedatangan Revan dengan seseorang wanita, yang tak lain dan tak bukan wanita itu adalah mantan kakak kelasnya, mantan dari kekasihnya dulu. Dan itu membuat Rara merasakan arti dari penghianatan.

Setelah kejadian di kafe waktu lalu. Rara dipertemukan lagi dengan Revan, tetapi Revan tak sendiri. Melainkan ia sedang berjalan bersama Citra dan seorang anak yang berbeda dipangkuan Revan. Mereka seperti keluarga yang terlihat bahagia.

Sungguh! Penantian Rara selama bertahun-tahun tak membuahkan hasil yang menyenangkan. Tetapi malah kesakitan yang dapat.

Entah mengapa, rasa benci di hati Rara seketika tumbuh karena Revan yang telah mengingkari janjinya sendiri. Tapi, Rara akan berusaha menerima semuanya. Jika ini memang takdir yang diberikan oleh Allah. Ia akan berusaha melupakan hal-hal yang membuat menjadi sakit hati kembali.

Mungkin ini adalah cobaan, dan Rara harus menjadi seseorang yang lebih baik nantinya.

"Bu" panggil Nina karena melihat Rara yang sedari tadi hanya melamun.

"Eh? Iya-iya. Ada apa?" Tanya Rara terkejut

"Enggak kok Bu, cuman saya liat kalau akhir-akhir ini ibu suka melamun. Apa ibu sakit?"

"Saya gak papa kok. Cuman emang lagi banyak pikiran aja" jelas Rara berbohong

"Ya udah bu.kalau gitu saya permisi dulu" ucap Nina dan setelah mendapat anggukan dari Rara, ia segera berjalan keluar dari ruangan Rara.

Rara pun kembali melamun lagi. Entah mengapa rara menjadi suka melamun, dan pikirannya selalu dipenuhi oleh Revan.

'drtt drtt drtt'

Suara ponsel, membuat Rara terkejut. Dengan cepat ia mencari ponselnya. Saat sudah ditemukan, ia melihat siapa yang menelponnya. Tapi nomor ini adalah nomor yang waktu itu menelponnya. Nomor yang tidak Rara kenali sama sekali.

"Angkat gak ya? Tapi gue takut" ucap Rara sambil menatap layar ponselnya.

"Coba aja deh" Rara pun menggeser tombol berwarna hijau tersebut.

"Hallo?" Sapa Rara terlebih dahulu.

Tak ada Jawaban dari sebrang. Tetapi terdengar seperti orang orang yang sedang berbicara. Dan itu membuat Rara semakin bingung

"Hallo? Maaf ini dengan siapa ya? Kalau misalnya gak keperluan yang terlalu penting, jangan menggangu saya" ujar Rara tegas sekaligus kesal.

Saat Rara akan berniat memutuskan sambungannya. orang tersebut berbicara dan mamalia membuat Rara menjadi diam.

"Apa bisa jika kamu pergi ke taman anggora? Disini ada lelaki yang mengalami kecelakaan. Dan dia terus menerus memanggil nama Rara, apakan anda kenal dengan yang namanya Rara? Dan maaf, saya hubungi anda karena nomor ini berada di paling atas" jelasnya

"Ma...maksudnya?" Tanya Rara menahan kecemasannya

"Kenalkan anda dengan seseorang yang bernama Rara. Karena sedari tadi korban kecelakaan ini tak sadarkan diri" ucapnya panik

Seorang laki-laki? Memanggilnya Rara? Apakah itu Revan? Dengan segera Rara mematikan sambungannya dan berlari untuk menuju taman anggora tersebut.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit, karena Rara menjalankan mobilnya Dengan kecepatan penuh.
Rara pun segera turun dari mobilnya dan berlari untuk mencari tempat kejadian tersebut.

Tetapi, di setiap pinggiran jalan tak terlihat siapapun disini. Hanya anak kecil yang sedang bermain bersama keluarga dan para temanya.

Ponsel Rara Kembali berbunyi, terdapat nomor yang tadi neleponnya waktu di kantor.
Rara pun segera mengangkat panggilan tersebut.

My Posesif Boyfriend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang