28

118K 6.4K 538
                                    

Rara sedang menangis di kamarnya, sedari tadi ia tak mau keluar dari kamar. Memilih menelungkupkan wajahnya pada bantal
Bundanya pun sedari tadi mengetuk pintu, tetapi tak di respon sama sekali oleh Rara.

Rara menenangkan pikiran, ia harus bertemu dengan Revan saat ini. Sungguh ia butuh kejelasan yang pasti soal pertaruhan itu.

Cerita kak Putri adalah ceritanya. Ia ditembak oleh revan pada tanggal 1 Desember. Berarti benar jika Rara itu asalnya dijadikan Taruhan oleh Revan. Sungguh, Rara benci kepada Revan. Benci.

Rara pun segara me cari keberadaan ponselnya. Setelah ditemukan, Rara segera mencari Kontak Revan dan memanggilnya.

"Hallo Ra? Ada apa?" Tanya Revan saat sambungannya tersambung

"Van kamu lagi dimana? Kita bisa ketemuan gak?" Tanya Rara penuh harap

"Maaf Ra, aku lagi temenin bunda ke salon ini. Baru aja nyampe, gimana dong?"

"Gak papa. Gak perlu kok. Kamu temenin bunda aja dulu. Nanti kalau udah selesai kita ketemuan ya Van. Aku mau ngobrol sama kamu" ujar Rara

"Maaf ya Ra, udah dulu. Aku dipanggil nih sama bunda" ujar Revan seperti ada nada ke khawatiran

"Iya Van. Kamu hati hati ya. Nanti kita ketemuan la..." Ucapan Rara terpotong karena Revan mematikan sambungannya terlebih dahulu

"Aneh banget sih? Masa cuma bunda aja sampe di matiin ponselnya" kesal Rara

"Gue  mau buktiin, apa benar Revan lagi jalan sama bunda" gumam Rara dan segera mencari kontak bundanya Revan.

"Hallo Bunda" sapa Rara ceria

"Hallo juga sayang, ada apa? Tumben banget telpon bunda"  ujar bunda dari sebrang sana.

"Bunda sekarang lagu  di mana Bun? Lagi sama Revan gak?" Tanyanya
   
"Loh? Bukannya kamu ya, yang lagi sama Revan? Kok malah tanya bunda sih?  " Heran bunda

"Jadi bunda sekarang lagi gak sama Revan gitu?" Tanya Rara memastikan

"Enggak Ra, orang tadi Revan ijinnya buat ketemu sama kamu. Makannya bunda ijinin"

"Ya udah Bun. Makasih"

'tut'

dengan segera Rara memutuskan sambungan. Berarti benar. Jika Revan berbohong lagi padanya.

"Gue itu dianggap apa sih sama Revan? Kenapa gue dibohongin terus?" Kesal Rara Sambil melemparkan ponselnya dengan sekuat tenaga ke lantai.

"Pusing gue"teriak Rara

Air mata Rara tiba-tiba mengalir dari matanya. Ia menangis dalam diam. Tanpa ada suara yang keluar dari mulutnya.

'drtt drtt drtt'

Ponsel yang sudah dibanting kelantai, berbunyi. Ada panggilan masuk.

Dengan cepat Rara mengambilnya, ia berharap bahwa panggilan ini adalah dari Revan. Setelah dilihat siapa yang menelponnya itu, Rara kembali terdiam. Dengan malas ia mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Ra lama amat sih angkat telpon doang? Lo dimana Sekarang? Kita harus ketemuan Ra, cepetan. Gue bakal kasih tau kebusukan seseorang di belakang Lo. Kita ketemuan di kafe yang baru itu aja. Kalau dalam setengah jam Lo ga dateng dateng, Lo bakalan ketinggalan info. Cepat ya Ra."
'tut'

Panggilan langsung diputuskan sepihak oleh Azra. Sungguh, Rara tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Azra barusan. Tidak peduli lah, yang penting ia menemui Azra sekarang, supaya Azra  nya itu tak marah padanya.

My Posesif Boyfriend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang