8. Him

7.9K 1.1K 64
                                    

Karena kusayang kalian jadi malam-malam gini aku up padahal...

Jisung kesal.

Dia mencari Donghyuck ke mana-mana, tapi tidak ketemu. Terakhir di perpustakaan tapi dia tidak ada. Handphone-nya tidak aktif. Jisung geram dibuatnya.

"Di mana kau Donghyuck?" Dia berteriak sendiri seraya menghubungi ponsel kekasihnya itu, tapi nihil. Masih tidak aktif.

Hari ini terasa begitu panas hatinya, dimulai dari hickey keparat dari Jeno di leher Donghyuck, perdebatannya dengan Jeno di kantin dan sekarang Donghyuck menghilang.

"Permisi, apa kau melihat pacarku?" tanya Jisung pada seorang mahasiswi yang lewat.

"Lee Donghyuck ya? Bukankah dia pergi dengan teman kalian?" jawab orang itu.

Jisung mengerutkan dahinya. "Siapa?"

"Huang Renjun. Kurasa sudah beberapa jam yang lalu. Mereka naik mobil dan pergi keluar kampus,"

Jisung mengepalkan tangan. Ini tidak baik untuknya. Renjun lebih berbahaya dari pada Jeno, dia harus menemui Donghyuck.

•••

Pemuda itu duduk di tepi Sungai Han, dua botol soju habis ditenggak. Donghyuck tak mabuk, toleransi alkoholnya sangat baik.

Sepoi angin menggoyang surai lembutnya, meniup tubuh yang terasa kokoh namun ringkih di dalam. Donghyuck terluka, tapi tidak menangis. Dia sedih, tapi tidak meratap. Dia hanya berpikir keras, sekeras hatinya dihantam telak.

Renjun menceritakan semuanya dengan baik, Donghyuck percaya. Renjun bukan tipikal orang yang pembohong.

Jadi apa nama hubungannya selama ini? Apa dasarnya? Cinta? Kebutuhan seksual semata? Kebodohan karena terlanjur menghamba rasa kasih sayang? Uang?

Jisung pembohong kelas kakap, itu yang Donghyuck ketahui sekarang.

Pertemuan pertamanya dengan Jisung adalah tiga tahun lalu, dia mahasiswa baru yang terkucilkan karena status sosial. Jisung datang bak malaikat. Dia memikat, menjerat, mendekati, membuat Donghyuck ketergantungan. Memberi semuanya yang dia butuhkan. Menjadi akrab.

Membawa Donghyuck ke rumahnya, dikenalkan pada orang tuanya sebagai sahabat. Mengenalkan pada anggota circle mereka, Dream. Kemudian perlahan Jisung memiliki hatinya. Meminta hubungan lebih sebagai kekasih.

Kekasih rahasia pastinya. Jisung tak mau orang tahu dia gay.

Awalnya begitu, lama-kelamaan toh semua orang tahu. Mereka menjalin hubungan lebih dari sekedar sahabat. Namun setidaknya, di depan orang tuanya Donghyuck harus jaga sikap.

Jisung memberi segalanya, membuat Donghyuck bergantung dan tak bisa lari. Dia berhutang budi. Jisung tak meminta pamrih, tapi pria itu berhasil membuat Donghyuck menyerahkan hidup matinya.

Donghyuck perlahan menjadi tahu bagaimana Jisung.

Pria yang lebih muda dua tahun darinya itu bajingan.

Tapi dia terlanjur jatuh hati dan sudah menerima banyak sekali pemberian dari Jisung. Meninggalkannya tak mungkin. Maka Donghyuck harus menahan sakit, manakala Jisung berkata dengan gamblang.

'Memiliki calon istri.'

Orang bodoh mana yang terima pacarnya bercinta dengan calon istrinya? Itu Donghyuck. Sudah dibilang, dia diperbudak cinta.

Matanya tertutup selama ini. Pura-pura tidak melihat.

Hingga tahu-tahu jiwanya letih. Hatinya ringkih. Batinnya menggigil, kehangatan cinta tak terasa lagi di antara mereka.

Apa yang dia jalani saat ini, rasanya hambar. Tanpa rasa. Dia tersenyum, tertawa, gembira dan tersanjung atas perlakuan Jisung mungkin hanya kamuflase. Otaknya tak bisa lagi memproses setiap kata manis Jisung.

Pria itu sudah mengambil jiwa Donghyuck hingga habis. Ia merasa hatinya mati beku sekarang.

Donghyuck menyerah.

to be continued
.
.
...karena part-nya pendek cuma 494 kata haha.

Toxic || JihyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang