Jeno baru saja selesai mandi dengan handuk melilit sepinggang. Tubuh atletisnya masih berkilat basah menggoda. Titik air menelusuri dada dan perut atletisnya. Rambutnya yang baru diwarnai blonde sedikit teracak.
Pria itu berjalan menuju lemari pendingin, membukanya dan mengambil sekotak susu coklat. Dia tersenyum sebentar sambil lamat memperhatikan minuman itu. Milik Donghyuck yang tertinggal kemarin dan belum sempat diminum.
Bel apartemen berbunyi, Jeno berjalan menuju pintu. Dia tidak memperhatikan intercom, hingga begitu daun pintu itu membuka, matanya terpaku penuh keterkejutan.
"Renjun?"
Si gingsul mendecih pelan sambil memperhatikan Jeno dari atas ke bawah.
"Apa?" tanya Jeno tak paham.
"Apa kau tidak punya pakaian untuk dikenakan hingga membuka pintu dengan sehelai handu?"
Jeno kemudian tersadar jika dia belum berpakaian, kemudian pria itu melangkah masuk diikuti Renjun yang langsung merebahkan tubuh di sofa ruang tengahnya.
Jeno masuk ke kamar dan mengenakan celana pendek, tanpa baju atasan. Handuk kecil dia usakkan ke rambut basahnya.
"Tumben kemari, biasanya kau akan menghabiskan waktu bersama dosen wanita yang menyebalkan itu." ujar Jeno dengan nada menyindir.
"Aku bosan. Aku butuh sendiri," Renjun menjawab sekenanya.
"Kalau kau ke sini, kau tetap tak sendiri. Berdua denganku malah," Jeno berkata sambil mendudukkan tubuh di sebelah Renjun.
Pria itu meletakkan minuman ke atas meja dan kembali menatap Renjun penasaran. "Ada apa?"
"Donghyuck menemuiku,"
Jeno menahan napasnya sesaat, kemudian bibirnya melengkungkan senyuman. "Lalu?"
"Dia bertanya semua hal, aku menjawabnya dengan jujur. Kurasa dia begitu terluka saat tahu kekasihnya bajingan. Apa boleh buat, aku tidak suka berbohong."
Jeno tertawa renyah, matanya menyipit dengan wajah yang semakin manis. Sesaat Renjun terpaku, terpesona. Tapi tak lebih, di antara mereka berdua tak ada lagi rasa cinta. Lagipula, Renjun sudah cukup nyaman menjalin hubungan gelap dengan dosen wanitanya.
"Karma is coming..." Jeno berkata sambil tersenyum miring. "dan aku sedang membantunya datang lebih cepat,"
"Apa maksudmu?"
"Menurutmu, bagaimana jika aku mendekati Donghyuck saat ini? Bukankah mereka sedang renggang? Jika tebakanku tak meleset, tentunya mereka akan segera berpisah. Aku ingin memiliki Donghyuck saat ini,"
Renjun menggeleng tanda tak sependapat.
"Buat apa? Kau tidak bisa melibatkan Donghyuck. Jika kau memacarinya hanya untuk membalas sakit hati pada Jisung, maka berhentilah Jen." Renjun bicara serius.
"Pemuda itu sudah terlalu banyak menanggung rasa sakit. Jangan menambah beban padanya. Dia baik. Donghyuck hanya butuh berada di samping orang yang tulus, bukan penuh intrik seperti kalian." imbuh Renjun.
"Oh astaga! Bijak sekali Huang! Mengapa kau berubah jadi orang suci? Lalu apa kau lupa jika kau juga penuh intrik? Kau tidur dengan Jisung di belakangku, kau tidur dengan Jisung saat tahu pria itu sudah memiliki Donghyuck."
Jeno menaikkan nada bicaranya.
"Kali ini biarkan aku bekerja sendiri membahagiakan hatiku. Aku ingin melindungi Donghyuck, jujur aku sangat suka padanya. Awalnya tak sedalam ini, tapi kemudian aku menyadari Donghyuck memang pantas dicintai. Aku sudah kehilangan Jaemin kemudian kau dan kali ini tidak untuk Donghyuck."
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic || Jihyuck
FanfictionRemake story from Vkook- Toxic by TootooBoo . . Bahagia itu tidak sesederhana yang orang lihat. Mereka tampak baik-baik saja, nyatanya rasa sakit menggerogoti hati masing-masing. Start: 12 Agustus 2019 End: 20 Desember 2019