13. Ex

8.2K 1.1K 407
                                    

Doubel up nyohhh,

Eits, tahan tapi ay kasih tantangan di chapter ini--

Tidak ada yang boleh mengumpat.



Jisung mengendarai mobilnya dengan kalut, berkali-kali memukul setir. Berwajah masam dan rahang yang mengeras dengan pelipis dihiasi gurat emosi.

Barusan Donghyuck menghubungi minta berpisah. Setelah itu, panggilan terputus begitu saja. Ponsel Donghyuck tidak aktif lagi.

Jisung menepikan mobilnya di tepi jalanan yang lengang, pukul tujuh malam saat ini. Gelap mulai mendera langit, ditambah mendung yang berarak datang. Setelah ini dipastikan hujan.

"Jisung, ada apa? Wajahmu tegang sekali. Apa kau marah padaku?" tegur Jaemin sambil menyentuh telapak tangan Jisung dan menggenggamnya. Pria berkulit putih itu menoleh ke arah Jaemin begitu cepat dan menodongnya dengan pertanyaan.

"Apa yang kalian bicarakan di apartemen Donghyuck tadi? Apa yang dia katakan padamu?"

Jaemin membisu. Nada bicara Jisung sarat akan kemarahan, lelaki ini sedang emosi.

"Hanya ngobrol sedikit saja. Donghyuck dan aku tak terlalu akrab bukan?"

"Apa maksudmu dengan Jeno dan Donghyuck resmi bersama?"

"Ohh itu," Jaemin menyenderkan punggungnya di jok dan tersenyum sumringah. "Ya, Donghyuck bilang dia dan Jeno sedang dekat. Jeno baik dan perhatian. Kupikir mereka cocok, lagipula bukankah bagus jika kita menjodohkan mereka?"

Jisung menggeleng cepat. "Tidak!"

"Mengapa? Donghyuck masih sendiri bukan?"

"Kau tak tahu apapun!" bentak Jisung.

Pria itu kembali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tujuannya satu; dia akan mengantar Jaemin pulang lalu kembali ke apartemen Donghyuck dan minta penjelasan.

Dia tidak bisa menerima hal ini.

Donghyuck dan Jeno? Hell, yang benar saja!

Donghyuck miliknya, dan akan selalu begitu.

"Kita ke mana?" tanya Jaemin sambil melihat ke luar jendela. "Aku tak mau pulang ke rumah, Jisung!"

"Kau harus pulang, hyung!"

"Kau mau ke mana?"

"Bukan urusanmu!" Sebuah bentakan membuat Jaemin terkejut.

"Jisung, kau kenapa? Apa salahku? Mengapa kau tiba-tiba bersikap kasar? Apa ada hubungannya denganku yang tadi di apartemen Donghyuck? Apa kau cemburu?"

"DIAM!"

Teriakan keras Jisung kali ini membuat Jaemin takut.

"Dengar hyung, aku sedang berada pada mood yang sangat buruk. Kau tidak ingin aku menamparmu 'kan? Maka kunci mulutmu dan jangan banyak bicara! Kau pulang dan aku akan pergi!"

Pemuda yang dibentak membuang wajah ke samping dan terisak.

•••

Suara hingar bingar musik menghentak kuat. Memancing Donghyuck untuk mengikuti setiap irama dengan gerak tubuh yang menggoda. Dia sudah separuh mabuk.

Batas toleransi alkoholnya yang tinggi, malam ini tidak berarti. Dia sudah minum terlalu banyak. Mencoba melupakan rasa sakit di dalam hatinya dengan rasa getir yang membakar lidah dan memacu darahnya.

"Satu gelas lagi Hyuck, Vodka."

Mark memberikannya pada Donghyuck dan disambut cepat. Donghyuck langsung rubuh dan ditangkap Jeno sebelum akhirnya duduk bersandar di sofa.

Mereka ada di lantai tiga, area privasi klub ini. Klub milik Chenle dan Lucas. Sebelum kuliah, mereka berdua mendirikan ini. Selain untuk kesenangan pribadi, tentunya untuk bersenang-senang sendiri.

Donghyuck datang menemui Jeno dengan mata sembab. Jeno mengajaknya melupakan segala rasa sakit dengan semua hal ini.

"Kau mabuk berat, Hyuck!" Mark bicara sambil menunjuk wajah Donghyuck yang sudah memerah. Donghyuck tertawa keras menanggapinya.

"Aku mabuk? Kau yang mabuk, tolol! Kau dan temanmu itu tolol! Kalian semua tolol! Tapi aku? Aku ini rajanya tolol karena didustai dia," racau Donghyuck yang sudah sangat kacau.

Jeno membenarkan posisi duduk Donghyuck dan menepuk pipi pemuda itu. "Donghyuck, ayo pulang."

"Pulang ke mana? Neraka?" tanya Donghyuck sambil tertawa.

Mark memandang Jeno sebentar. "Jika Jisung tahu kita membuatnya begini, aku rasa aku harus mulai bersiap menggali kuburku sendiri."

"Donghyuck urusanku, Jisung tak perlu tahu." Jeno menjawab sambil mencoba memapah Donghyuck keluar dari ruangan privat itu.

"Bro, kau tidak akan berbuat macam-macam 'kan?"

Mark berteriak. Membuat Jeno berbalik melihatnya dan tersenyum. "Menurutmu? Hotel atau apartemen? Mana yang lebih aman?"

•••

Pria berambut blonde itu keluar dari kamar mandi dengan bathrobe putihnya. Langkahnya dibuat sepelan mungkin agar tak menganggu tidur pulas si manis yang tertidur lelap di balik selimut tebal yang menutup tubuhnya. Pada akhirnya Jeno memilih membawa Donghyuck ke hotel.

Pria sipit itu berjalan menuju balkon dan melihat pemandangan cantik ibukota dari atas. Langit mendung tak mengurangi rona bahagia yang terpancar dari wajah Jeno. Malam ini dia memiliki Donghyuck seutuhnya.

Gawainya berbunyi, dia masuk untuk melihat siapa yang menelpon. Nomor yang tidak asing lagi.

"Di mana?"

"Hotel."

"Wow! Apa yang kalian kerjakan di sana? Gadis mana yang kau ajak bercinta?"

"Tidak, aku bersama Donghyuck. Dia kacau sekali, persis seperti orang depresi berat. Aku mengajaknya ke klub, dia mabuk berat. Apa boleh buat kalau akhirnya begini,"

"Benarkah? Ohh, kasihan sekali dia! Padahal Donghyuck pemuda yang baik,"

"Kau penyebabnya! Kau terlalu jahat!"

"C'mon Jen, tidak ada jalan lain. Donghyuck terlalu sulit menjauh dari Jisung. Aku hanya sedang membantumu, jangan pungkiri itu. Jika malam ini kau tidur dengan Donghyuck, harusnya kau berterima kasih padaku."

"Pemuda licik!"

"Bayangkan saja, aku bahkan ingin tertawa saat bilang aku hamil dan sakit parah. Memangnya ada laki-laki yang bisa mengandung? Astaga, Donghyuck memang polos seperti bayi. Gampang sekali diperdaya,"

"Baiklah Na, aku tidak bisa berlama-lama. Donghyuck sudah menungguku di ranjang. Kami akan bersenang-senang sampai fajar."

to be continued
.
.
gais, nih buat kalian yang berhasil melewati tantangan dari aku,

tempat khusus untuk kalian mengumpati siapapun di sini, mau jisung, jeno sampe jaemin atau mungkin juga donghyuck.

nih aku kasih lope lope buat kalian semua♡♡♡♡♡♡♡

Toxic || JihyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang