12. Away

7.7K 1K 113
                                    

Tepat saat pintu apartemennya ditutup,

Tepat saat Donghyuck membiarkan Jisung keluar dari sana bersama Jaemin,

Tepat saat Jaemin melambaikan tangan dengan senyuman manis,

Tepat saat Jisung melangkah tanpa melepas tatapan tajamnya dan membuang muka begitu saja,

Tepat saat itulah,

Donghyuck merosot di balik pintu. Dia menangis. Terisak pelan, melepas semua resah dan marah. Segala yang coba dia tahan keluar begitu saja.

Pikirannya kembali pada beberapa waktu lalu, saat Jaemin dan dirinya terlibat obrolan panjang.

Donghyuck terluka tentunya saat Jaemin bercerita soal Jisung. Tapi pemuda itu bukan orang jahat. Dia sama seperti Donghyuck, sama-sama didustai cinta.

Maka Donghyuck mencoba berpikir dewasa, memposisikan diri sebagai lelaki dewasa dan pendengar yang baik.

'Aku tahu Jisung pernah berselingkuh di belakangku. Tapi aku tak bisa meninggalkannya. Hubungan kami sudah terlalu jauh. Orang tua sudah berteman baik, aku juga mencintainya. Lalu aku akan bertahan sebisaku,'

Jaemin bercerita dengan pelupuk mata yang mulai basah berair,

'Kau tahu Donghyuck? Hubunganku dan Jisung tak semesra yang kau lihat. Terkadang dia hanya datang padaku saat butuh teman untuk berbagi kehangatan. Atau saat ayahnya meminta Jisung menemaniku pergi ke suatu tempat. Selebihnya, tidak. Jisung tak sebaik itu padaku. Aku tahu dia menyimpan rahasia, aku ingin tahu tapi takut. Aku takut jika aku tahu kenyataannya, dia akan meninggalkanku.'

Donghyuck tersenyum kecut. Mengamati paras Jaemin yang tak mampu menyembunyikan letih hatinya. Hingga kemudian Donghyuck bertanya.

'Jika lelah, mengapa bertahan? Tinggalkan Jisung. Jaemin, lelaki yang baik adalah orang yang pantas buatmu. Bukan Jisung,'

Air mata Jaemin makin deras sesuai Donghyuck bersuara, pemuda itu meraih tangan Donghyuck dan menggenggamannya erat, sangat erat. Dan Donghyuck membiarkannya, dia tidak membenci Jaemin sama sekali. Dia tahu rasa sakit mereka sama.

'Maukah kau berjanji padaku Donghyuck? Aku tahu kau pria yang baik, sangat baik. Kumohon simpan rahasia ini di antara kita--'

Dan Donghyuck mengangguk pasrah, mencoba mendengar apapun yang akan dikatakan. Hatinya sudah merasakan, ini adalah hal yang tidak menyenangkan.

'---Donghyuck, aku hamil.'

Donghyuck tak merespon, ia terlalu kaget. Oke, Donghyuck sedikit ragu akan ucapan Jaemin. Tapi ia memang pernah mendengar jika ada laki-laki yang bisa hamil dan mungkin Jaemin salah satunya.

Sepersekon kemudian, matanya basah. Air matanya jatuh begitu saja, mengalir di pipi. Bibirnya tidak mengutarakan apapun, tapi yang Donghyuck tahu, inilah akhirnya.

Benar-benar akhir dari segalanya.

Dengan dirinya yang porak-poranda di dalam namun terlihat baik-baik saja di luar. Donghyuck bahkan tak mampu berdiri setelahnya, dia hanya duduk di samping Jaemin, mendengar kembali pemuda itu bercerita padhal gendang telinganya ia tulikan. Sakit sudah menggerogoti separuh tubuhnya.

'Jisung tidak tahu. Aku takut dia akan memintaku menggugurkan anak ini jika dia tahu. Jisung selalu bilang, dia tak ingin memiliki anak dariku. Dia tidak mau terkekang dan memiliki ikatan lebih banyak denganku. Kau tahu Donghyuck, aku sedih mendengarnya. Terkadang aku berpikir untuk menemui kekasih Jisung yang lain selain aku. Aku hanya ingin bilang, aku tak peduli Jisung mencintainya dan tak mencintaiku. Tapi aku akan memohon pada orang itu-'

'-izinkan aku memiliki Jisung untukku sendiri. Aku tak ingin bayiku tak memiliki orang tua. Jika bayi ini lahir tanpa aku dan Jisung di sampingnya, aku tak bisa. Bayi ini tidak berdosa.'

Dan hari ini Donghyuck mengetahui semuanya.

'Aku sakit. Aku rutin menjalani terapi untuk penyembuhanku. Tapi Jisung tidak tahu. Saat aku tahu aku hamil, aku menghentikan terapi rutinku. Dokter memintaku menggugurkannya, tapi aku tidak mau. Ayahku ingin punya cucu dan aku akan memberikannya sebelum aku pergi. Donghyuck, kumohon jaga rahasia ini untukku dan anakku. Kumohon.'

Donghyuck bangkit dari tangisnya, dia berjalan untuk mengambil ponsel dari atas meja dan menghubungi seseorang.

"Jisung, aku ingin berpisah."

Dan menghubungi seseorang yang lainnya.

"Jemput aku, Lee."

to be continued
.
.

nothing cuap-cuap

Toxic || JihyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang