Dua minggu kemudianPov Karin.
Pagi ini aku di panggil Sipir ,ia berkata ada seseorang yang mengunjungiku, aku pun keluar sel berjalan kearah temput kunjungan tahanan
"Assalamualaikum."Sapaku pada org yang mengunjungiku yang tak lain adalah Akbar.
"Waalaikum salam."jawab Akbar sambil tersenyum, pagi ini ia memakai kemeja berwarna abu muda,ia tampak maskulin .
"Bagaimana mas?"Aku uda gak sabar mendengar kabar dari Akbar Soal remisiku.
"Duduk dulu dong,buru-buru amat nih."Ucap Akbar sambil duduk didepanku, duduk kami hanya dibatasai meja dengan lebar 60cm.
"Maaf Mas,aku emang gak sabar pingin tau hasilnya ,aku ingin segera bertemu putriku."Ucapku
"Iya tenang aja,kamu akan segera.bertemu dengan tuan putri cantikmu." Akbar berkata ,lagi-lagi dengan senyum manisnya, ah..bukan senyum Akbar yang aku pedulikan,namun berita remisi ku lah yang aku nantikan.
"Sebelum aku ngasih kabar tentang remisi ini,aku minta tolong ke kamu dulu ya."Ucap Akbar.
Aku menjadi heran, untuk apa dia meminta tolong kepadaku yang hanya seorang tahanan.
"Tapi apa yaNg bisa aku bantu?" Tanyaku.
Akbar diam,ia tampak seperti berpikir keras, aku makin bingung dengan sikapnya.
"Hmmm..."Akbar berusaha mengawali kalimatnya,"Aku ingin kamu merahasiakan soal remisi ini,dari siapapun termasuk Reno dan temanmu itu."
Aku terkejut, bukankah kedua orang itu adalah orang terdekatku,kenapa aku harus merahasiakannya?
"Kamu mau nggak menjaga rahasia itu?"tanya Akbar
Aku mengernyitkan dahi.
"Ini juga demi kamu lho,kalau kamu ga mau ya udah."
"Oke,oke, aku mau."Sahutku,meski dalam hati aku bertanya-tanya.
"kamu gak usah penasaran,jadi ini demi kamu juga kok."
"Tapi..."Aku masih bingung.
"Percayakan padaku, nanti kamu akan memahami alasanku."
Aku mencoba memahami kata-kata Akbar,"Oke,jadi remisi itu berhasil?" kali ini aku menatap wajah Akbar,aku ingin ia menjawab iya.
Akbar tersenyum,"Alhamdulillah,berhasil,jadi sisaasa tahanan kamu tinggal 2 bulan aja."
"Kamu beneran Mas?"refleks kupegang lengan Akbar,kuguncangkan saking bahagiaku.
Akbar menatapku bingung,lalu aku melepaskan peganganku,"Maaf."Malu rasanya atas sikapku barusan
"Gak pa-pa,kamu pantas bahagia kok,itu tadi anggap aja ekspresi bahagia kamu."
"Maafin sikapku mas,aku sungguh tak berniat tidak sopan."Aku masih tak berani mengangkat wajahku.
"Ah,sudahlah,,yang penting kamu jaga rahasia ini,jika nanti kamu tiba waktumu pulang,kamu ga usah minta jemput siapapun,pulanglah sendiri ."Ucap Akbar membuatku heran.
Kali ini aku berani mengangkat wajahku lagi,aku ingin melihat ekspresi seperti apa saat Akbar ingin merahasiakan berita baik ini dari suami dan kerabatku.
"Anggap saja memberi kejutan pada Reno,ankmu dan temanmu ."Akbar melihat kebingunganku sehingga menjelaskan seperti itu.
Kurasa jawaban Akbar masuk akal juga,baiklah aku akan merahasiakan dari siapapun termasuk Mas Reno dan Riri.
"Baik Mas."Aku tersenyum memyanggupi perjanjian dengan Akbar.
"Oh iya,ini aku bawa camilan dan beberapa buku."Akbar memberiku 2 kantong
"Lho Mas,kok repot-repot gini sih?"
"Eh,kamu pikir ini gratis?"Akbar mengwrnyitkan dahi."Kalau soal camilan,kamu bisa ganti traktir aku nanti jika keluar dari lapas ini,kalau buku-buku,kamu bisa balikin lagi kalau uda selesai baca."jawab Akbar buru-buru karena pertanyaanku.
Aku tersenyum mendengar jawabannya,sekilas tadi aku memang merasa ada yang aneh jika Akbar tiba-tiba memberiku beberapa hadiah,oh,,ternyata semua ini hanya pinjam,okelah,masuk akal juga.
"Baiklah,ini makanan total sekitar 200rb ya,terus itu bukunya jangan sampai rusak."Ucap Akbar yang membuat aku tertawa karena sikaonya seolah seperti anak kecil yang takut mainannya rusak.
"Oke bos...kalau memang ini pinjam,kapan-kapan aku bisa request bacaan favorit aku dong?"Godaku.
"Bisa,tapi kalau bukunya mahal,ntar ada ongkos sewa"Jawab Akbar.
"Ihh.. Kamu pelit juga ya."Candaku.
"iya dong, kan hubungan kita antara penyedia jasa dan klien,beda lagi kalau kamu pacar aku."
"Ah,, mending aku disuruh bayar aja deh."Ucapku sambil tertawa mendengar alasan untuk membayar jasa-jasa Akbar."Kalau gratis ,bisa-bisa aku di jadiin pacar kamu malah susah,kan aku uda jadi isteri orang." Candaku lagi.
Akbar pun tertawa mendengar ucapan spontan ku. Aku memang bercanda,tapi aku serius soal aku memang isteri orang. Agar Akbar tak menganggapku wanita murahan.
"Oke,aku pamit dulu,jaga dirimu baik-baik ya."Ucap Akbar,"Oh iya,barangkali kamu mau makan sesuatu,kamu bisa request kok, ntar aku bikin catatan hutangmu sekalian."
"Nggak deh, aku takut gak bisa bayar, ntar malah kamu jadikan pembantu kamu dirumah,diih nggak deh ,makasih."Aku berpura-pura seakan tawaran Akbar menyeramkan.
"Haha,ha,tenang Rin, aku gak akan setega itu kok,palingan kalau kamu gak bisa bayar aku suruh jadi asistenku."canda Akbar.
"Apa asisten kamu?ah nggak, bisa-bisa aku cepat ubanan kalau kerja sama kamu,wong kamu ini type pekerja keras gak kenal waktu."
Ini kali pertama aku bercanda dengan Akbar,aku sendiri tak menyangka jika ia bisa diajak bercanda,namun yang paling buatku bahagia bukan soal ini,tapi soal kebebasanku yang sebentar lagi tiba.***
Hari demi hari aku lalui ,aku masih menyimpan rahasia soal remisi ini dari mas Reno,bukan hal yang sulit bagiku,toh sudah lama ia tak mengunjungiku.
Aku tak mau berpikir apa-apa ,aku yakin ia pasti sekarang sedang sibuk.
Ketika sebelum aku di penjara ini saja aku sering ditinggal keluar kota hingga 3 minggu,jadi sudah wajar jika ia jarang berkunjung, jika soal Riri,aku yakin ia gak bisa sering-sering kesini karena mungkin Alena yang gak bisa ditinggal.
Untungnya tiap seminggu sekali Akbar membawakan aku buku hingga aku tak merasa jenuh.
Ketika kutanya kenapa Akbar begitu sempat mengunjungiku,jawabannya adalah sekalian ada urusan dengan Kalapas,kurasa alasannya masuk akal juga, Akbar adalah seorang pengacara,sudah selayaknya ia mempunyai rekan dengan Kalapas.
Mungkin juga karena akubadalah isteri dari teman kuliahnya maka ia agak meng istimewakan aku.
Selain dari 2 hal itu,tak mungkin dia mau berkunjung padaku.
*****Tak terasa kurang sebulan lagi aku bebas,ah.. Aku tak sabar rasanya ingin segera berkumpul dengan suami dan anakku.
Pagi ini mas Reno dan Riri mengunjungiku, bahagia rasanya dikunjungi 2 orang terdekatku.
"Ya ampun Ri,gemukan kamu sekarang," Ucapku pada Riri yang memang kulihat ia tampak agak gemuk.
Riri tampak terkejut dengan ucapanku,mungkin aku keterlaluan mengatai Riri gemukan,bukankah itu kata yang menyakitkan bagi wanita?Ah,keterlaluan sekali mulutku ini.
"Eh,iya mba,, soalnya Alena kalau makan gak habis selalu aku habiskan,sayang mba."Ucap Riri.
"Iya Ri,maaf atas ucapanku barusan,aku bercanda,jangan tersinggung"
"Gak apa-apa mbak."
Mas Reno tak banyak bicara,aku yakin jika ia paham dan maklum jika para wanita bertemu pasti akan asyik bercakap-cakap.
"Oh iya mbak, sebelumnya aku mau izin ya."UcaP Riri.
"Izin apa Ri?"
"Aku mau ambil kontrakan mbak."
"Lho,kenapa Ri?Apa kamu ga nyaman sama Mas Reno?atau Alena terlalu nakal?"tanyaku karena terkejut mendengar ucapan Riri
"Bukan mbak,bukan itu,soal Alena,aku akan membawanya mbak,kalau mas Reno libur maka Alena akan dijemput."jelas Riri
"Terus kenapa Ri?""Rumah lama kita uda rapuh Ma,uda gak layak,jadi mending Riri pindah."Kali ini Mas Reno yang menjawab."Lagian gak jauh kok kontrakan baru Riri."
"Oh,sudah dapat kontarakannya Mas?"
Mas Reno diam sebentar ,"Kebetulan pas ada promo kontrakan murah Ma."
"Baiklah,mana yang baik menurut kalian aku setuju."Ucapku.
Dalam hati aku makin percaya sama mas Reno,jika dia orang yang seperti diomongin teman-teman di selku,sudah pasti Mas Reno lebih memilih untuk seatap dengan Riri,ini malah mereka berdua yang ingin tinggal berpisah.
Mas Reno,Riri maafkan aku yang pernah berprasangka buruk terhadap kalian.Batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG NARAPIDANA
FanfictionSeorang perempuan bernama Karin terpaksa menjadi seorang narapidana karena telah membunuh suami dari kerabatnya, Riri. Namun, saat di penjara justru suami Karin berkhianat dengan Riri