#Sang_Narapidana
Part 9Ya Allah,suara itu,suara yang begitu menggetarkan hatiku. Hatiku bergejolak mendengarnya,namun ku sengaja menajamkan pendengaranku.
"Ma..Ma..Ma.." Suara Alena
"Iya sayang sebentar ya,mama ambilin biskuit dulu."Kata suara seorang perempuan yang aku yakin suara Riri.
Riri memanggil dirinya Mama untuk Alena. Aku tersenyum,pantas jika Alena memanggil Riri sebagai Mama,toh selama ini yang merawat adalah Alena.
"Mas,segera kembali ke kantor,Alena mau aku tidurin."Kata Riri terdengar dari luar.
"Cepet banget sih istirahatnya, oke Alena sayang,Papa berangkat ya,sama mama Riri dulu."
Deg...
Suara mas Reno.
Kecamuk dalam dada begitu kuat,aku tak sanggup membendung rasa kangenku.
Tok..tok..tok
"Assalamualaikum."
Pintu terbuka perlahan, "Waalaikum..."Mas Reno terkejut melihatku hingga ia tak melanjutkan balasan salamku. Ia melongo seakan tam percaya aku berada didepannya.
"Siapa Mas?"Suara Riri dari dalam dan berjalan menuju tempat aku dan Mas Reno berada.
Tak ada jawaban dari Mas Reno.
"Mbak Karin."Riri tak kalah terkejut melihatku hingga ia menjatuhkan botol susu yang dipegangnya.
Aku tersenyum pada mereka berdua,"apa kalian tidal merindukanku?"Tanyaku karena melihat kehengingan diantara kami bertiga.
Mas Reno langsung berjalan kearahku,ia memelukku dengan erat,kurasakan jantungnya berdegup kencang,"Aku kira ini mimpi ma"Mas Reno berbisik sambil merengkuh tubuhku.
"Ini nyata mas,aku sudah bebas." ucapku dalam dekapan mas Reno.
Mas Reno melepaskan pelukanku,"Kenapa tidak mengatakan padaku lebih dulu Ma,aku kan bisa menjeputmu." Ucap Mas Reno
"Aku ingin memberikan kejutan kepada kamu mas."Aku berkata sambil tersenyum manja.
Mas Reno tampak sinis,"Ini gak lucu." Ucap Mas Reno sambil menoleh kearah lain,ia tak ingin menatapku lagi.
Deg
Aku merasa Mas Reno sangat kecewa padaku.
Hening
"Selamat datang mbak Karin." Riri memecah kesunyian,ia menghambur kepelukanku."Mas Reno hanya terkejut mbak,dia pasti gak bisa mengutarakan kebahagiaannya,ya kan mas."Ucap Riri sambil memelukku,kurasakan tubuh Riri memang lebih berisi,namun aku tak mau membahasnyasr.
Ta ada jawaban dari mas Reno
"Mana Alena Ri?"tanyaku sambil melepas pelukan Riri.
"Didalam mbak,dikamar."Mendengar jawaban Riri aku segera berlari kedalam,tak kupedulikan lagi keberadaan dan sikap Mas Reno.
Aku mencari kamar dimana Alena berada,kulihat seorang gadis cantik berusia 10 bulan sedang bermain di atas kasur lantai. Gadis cantik berambut ikal ,berkulit putih dan bertubuh gemuk.
Aku perhatikan gadis cilik yang tak lain adalah Alena,gadisku. Dan aku duduk disisinya,aku tak langsung memelulnya karena aku tak ingin dia takut padaku,meski aku ibu kandungnya,namun 6bulan sudah kami berpisah.
"Halo anak cantik,sedang main apa sayang?"kataku memulai percakapan dengan Alena, sejenak Alena menoleh kearahku,lalu ia kembali menekan mainan piano."Boleh mama pinjam?Godaku..
"Ma..ma..ma...ma.."celoteh Alena.
Seketika aku langsung memeluk sambil menghujani ciuman dipipi chuby nya.
Alena meronta,"ma..ma..ma..ma.." ia berteriak sambil berusaha melepas pelukanku dan menangis,Aku melepaskannya,tak tega melihat Alena ku menangis.
Riri masuk kedalam kamar,Alena berusaha merangkak sambil menangis kearah Riri."Ma..ma..ma.."Teriak Alena,Riri segera menggendong Alena.
Seketika tangisnya berhenti ketika bersama Riri.
Hatiku bagai disayat pisau,anakku tidak mau kudekati. Dia lebih memilih Riri daripada aku.
"Cup..cup..cup..sayang."Ucap Riri sambil menggendong Alena.
Air mataku berjatuhan,rasa sakit karena Alena sudah melupakan aku.
"Pelan-pelan mbak,nanti pasti Alena akan mau."Ucap Riri sambil menggendong Alena.
Aku mengangguk.
Mas Reno mendatangi kami, aku yakin ia akan menenangkanku.
"Aku pergi dulu."Ucap mas Reno sambil berjalan berbalik lagi untuk keluar rumah.
"Pa..pa..pa."Celoteh Alena.
"Mas,Alena ingin kau pamiti."Ucap Riri.
Mas Reno kembali lagi, lalu ia mencium Alena.
Aku melihat pemandangan di depan sungguh menyayat hati.
Alena melupakanku dan mas Reno mengabaikanku.
"Papa pergi dulu sayang."Kata Mas Reno.
"Mas."Panggilku. Mas Reno menoleh.
"Aku ingin bicara denganmu."
"Aku harus kembali ke kantor,nanti malam saja."Ucap Mas Reno lalu beranjak pergi.
Aku kecewa dengan Mas Reno,padahal ini hari pertamaku bebas,namun ia tak menghiraukanku,jika memang ia kesal karena tak kuberi tahu soal kebebasanku,seharusnya kekecewaannya terganti dengan kehadiranku.
"Sudahlah mba,mungkin Mas Reno masih terkejut dengan kehadiran mbak Karin,tadi juga dia bilang kalau memang ada banyak kerjaan." Ucap Riri."Lebih baik hari ini kita masak-masak saja mbak,untuk merayakan kebebasan mbak Karin." Riri tampak semangat mengatakannya.
Aku mengiyakan,lalu Riri menidurkan Alena, setelah itu aku dan Riri memasak didapur.
****
Hidangan makan malam sudah tersedia,ada ayam laos,kepiting asama manis, dan sambal goreng.
Tentu saja setelah riri sudah mengabarkan pada mas Reno agar makan malam dirumah Riri
Aku mandi dan memakai baju lamaku yang telah dipakai Riri belakangan ini. Aku gak kepikiran beli atau ambil baju kerumah.
Aku menunggu mas Reno sambil duduk menunggu Alena bermain ,aku tak berani menyentuhnya,aku tak ingib gadis kecilku menangis gara-gara aku.
Riri masuk ke kamar dimana aku dan Alena berada, ia tampak menyiapkan susu Alena."Sejak kapan Alena sudah berhenti Asi?"Tanyaku,Riri sejenak menghentikan aktifitasnya.
"3 bulan lalu mba,pas Alena sakit."Kata Riri.
Kenapa mereka tak pernah cerita? Batinku
Tiiin.
Suara klakson mobil mas Reno.
Aku segera keluar menyambutnya,namun ketika di pintu depan Riri tiba lebih dulu dari aku.
Ada perasaan aneh karena melihat Riri antusias ingin memyambut mas Reno.
"Mas." panggilku yang tak sengaja bersamaan dengan Riri.
Aku menoleh kearah Riri,ia pun menoleh kearahku, tampak ia terkejut karena sikapnya barusan,namun ia segera pergi kedalam.
Mas Reno juga tampak tegang.
Namun aku segera berjalan kearah mas Reno,kuambil tasnya lalu kami masuk kedalam.
Di ruang tamu mas Reno melepas sepatu dan jasnya.
Tiba-tiba aku berinisiatif menggodanya.
Aku duduk dipangkuan Mas Reno, aku menciuminya dan tentu saja ia membalas,entah berapa lama aku dan mas Reno bercumbu. Kami benar-benar saling merindukan selama 6 bulan ini.
Lalu aku mendengar gelas pecah membuat aku dan Mas Reno menghentikan aktifitas kami.
Aku tersenyum nakal pada mas Reno, namun ia malah tampak gugup,padahal dulu jika aku tersenyum seperti ini,dia akan menciumku.
"Aku mau mandi dulu."Kata mas Reno sambil merapikan krah kemejanya, aku pun berdiri .
Cumbuan pertama kami berhenti karena suara gelas tadi, ah..mungkin mas Reno lelah,lagipula ini dirumah Riri,kami akan segera pulang,lalu akan melanjutkannya nanti dirumah,pikirku.
Aku berjalan keruang tengah kulihat pecahan gelas berserakan,kenapa tidak segera dibersihkan.Batinku..
Aku mengambil sapu lalu membersihkan pecahan gelas itu.Mas Reno pasti sedang mandi,sebentar lagi kami akan makan malam pertama setelah sekian lama. Aku tersenyum membayangkan hari-hariku setelah ini,pasti begitu indah.
Dimana Riri?apa mungkin ia sedang menidurkan Alena? Inginku lihat kekamarnya, kulangkahkan kakiku menuju kamar Riri.
Tok..tok..tok..
"Ri,ayo makan."Kataku didepan pintu.
"I..iya mba..sebentar."Jawab Riri dari dalam kamar.
Aku kembali ke ruang tengah dimana meja makan berada. Aku duduk dan memperhatikan masakan buatanku dengan Riri.
Riri berjalan kearahku,lalu ia duduk di depanku yang hanya dibatasi meja makan. Kulihat matanya sembab seperti habis menangis.
"Ri,ada apa?"aku memegang tangan kanan Riri yang berada diatas meja.
Riri menggeleng,"Tadi kakiku kena pecahan beling mbak,lumayan sakit."Jawab Riri
"Apa perlu kita bawa ke Rs? Tanyaku.
"Nggak mbak,sudah baikan kok." Ucap Riri.
"Baiklah,hmmm..mas Reno mandinya lama sekali."Gumamku karena memang mas Reno sudah pamitam ke kamar mandi sejak tadi
Tak lama mas Reno ikut berkumpul dengan kami,ia berada dikursi tengah,ia duduk diantara aku dan Riri.
Aku melihat Mas Reno seperti canggung,ia hanya diam saja.
"Mas,aku tadi masak banyak sama Riri,buruan kamu cobain gih."Kataku memecah kesunyian.
"Hmm."Hanya itu jawaban mas Reno , aku mengambilkan nasi dan potongan ayam ke piringnya.
"Alena tidur kah Ri?"Tanyaku pada Riri yang sedari tadi diam saja.
"Iya mba."Riri tampak tak berselara makan, entah kenapa padahal ini juga masakan bersama kami.
"Mas,habis ini kita pulang kan?"tanyaku sambil menyendokkan nasi ke mulutku.
Kulihat Mas Reno dan Riri terkejut," kenapa buru-buru mbak,mbak Karin baru saja pulang,rumah disana juga masih kotor,tunggulah beberapa hari disini dulu."Ucap Riri.
"Nggak Ri, kamu udah cukup aku repotkan selama ini,malam ini juga kami akan pulang."Kataku."Ya kan Mas?"Tanyaku sambil menoleh kearah Mas Reno.
Mas Reno tercengang,"hmm,,terserah kamu."Jawab mas Reno.
"Alena bagaimana mbak?"Riri sepertinya sangat merindukan aku,ia mencari berbagai alasan untuk menahanku disini.
"Gak apa-apa Ri,aku pasti bisa mengatasinya dengan Mas Reno."aku tersenyum pada Mas Reno.
Hening..
Hanya ada suara sendok garpu bertalu dengan piring.
"Tapi,,jika kamu ingin Mbak disini,baiklah Ri,mungkin 2 sampai 3 hari lah."
Riri meletakkan sendoknya,"Serius mba?"Riri tampak senang.
Aku mengangguk.
****
Makan malam telah usai,aku membereskan perlengkapan makan kami bersama Riri, Mas Reno tampak berkutat dengan laptop didepannya di ruang tamu.
"Alena biarkan diangkat mas Reno ke kamar belakang Ri,biar aku tidur dengannya.
"Tapi mbak,Alena nanti malah nangis kalau diangkat."
"Hmm..iya sih,tapi aku kangen Alena Ri."Kataku pelan.
"Mbak,3 hari ini kan hari-hari terakhirku dengan Alena,tolong beri aku waktu dengan Alena ya mba."Riri menatapku dengan tatapan memohon.Aku tau Riri menganggap Alena sebagai puterinya sendiri.
"Baiklah."Aku setuju dengam permintaan Riri,lalu ia kembali tersenyum.
Malam ini akhirnya kami tidur dirumah Riri,tentu saja aku tidur bersama mas Reno.
Alih-alih ingin melepas rindu dengan mas Reno,tamu bulanan kini telah datang,
"Maaf mas,aku datang bulan."Kataku padaas Reno saat kami dikamar.
Mas Reno tampak tersenyum,"Jika tidak bisa hari ini, minggu depan dan seterusnya kan bisa,sayang."ucap mas Reno sambil mengusap rambutku.
"Kamu gak apa-apakan mas,lebih dari setengah tahun gak melakukannya?"tanyaku menggoda.
Mas Reno memencet hidungku tanpa menjawabnya.**
Pov Reno
Siang ini entah kenapa ak ingin pulang,rasanya aku sangat berhasrat sekali ingin bertemu Riri.
Aku mengirimkan pesan kepada Riri,aku mengatakan jika akan makan siang dirumah.
Tentu saja bukan hanya makan siang saja,aku pastikan aku juga akan melepaskam hasrat kepada Riri.
Setelah selesai bercinta dengan Riri,aku mandi dan ternyata Alena sudah bangun.
Namun ketika aku hendak kembali ke kantor,ketika aku membuka pintu aku terkejut melihat Karin istri pertamaku berdiri didepan pintu.
Aku benar-benar tak percaya jika Karin ada didepanku,bukankah ia seharusnya masih di penjara?
Pasti remisi itu berhasil, kenapa Akbar tak memberitahukanku?Lalu kenapa Karin juga tak memberitahuku?
Namun rasa rinduku tak kuat kumenahan,kupeluk Karin,ingin tak kulepas lagi,namun aku sadar jika saat ini sudah ada Riri,apalagi Riri juga disini.
Aku tak ingin menyakiti Riri,apalagi Riri sedang hamil.
Aku pun tak memperdulikan lagi kedatangan Karin,aku memilih kembali ke kantor daripada tak dapat bersikap didepan mereka berdua.
Meski tadi juga sempat tadi terjadi adegan Alena tak mau bersama mama kandungnya,justru Alena memilih Riri,aku berusaha acuh karena aku benar-benar sedang bingung,tak tau harus bersikap bagaimana.
Di kantor aku menghubungi Akbar,kumaki dia habis-habisan karena tak memberitahuku kabar sepenting ini.
Mood ku benar-benar jelek,aku bingung harus bagaimana menghadapi kedua istriku?
Tak lama Riri mengirim pesan padaku,agar aku makan malam dirumah.
Aku makin bingung, ingin aku minta pendapat Riri,namun takut Karin tahu jika aku menghubungi Riri.
Waktu bergerak seakan cepat sekali,aku memperlambat jalanku untuk pulang,aku memikirkan cara agar aku bisa menghadapi mereka berdua.
Namun gagal rasanya.
Mobilku sudah memasuki pelataran halaman rumah Riri.
Kulihat kedua istriku menantiku diteras. Aku harus bagaimana ini?
Mereka berdua juga memanggilku bersamaan,uhhh...seakan ingin terbagi saja.
Namun untungnya Riri mengalah, ia pamit kedalam,lalu aku dan karin ke ruang tamu,Karin membawakan tasku keruang tamu.
Disana aku melepas sepatiku,saat aku dudul.bersantai,aku tak menyangka jika Karin akan menggodaku,ia mencumbuiku dengan liat.
Siapa yang tak tergoda, Karin adalah wanita yang cantik,langsing,putih dan pastinya dia isteriku.
Aku dan Karin menikmati percumbuan itu,lalu akhirnya kami mendengar suara gelas jatuh dan pecah,tentu saja aku terkejut.
Ini pasti Riri. Aku beranjak dengan alasan mandi pada Karin.
Namun aku justru mencari Riri,ia~ menangis dikamarnya,"maafkan aku sayang,"
Air mata Riri mengalir dengan deras,"Kamu sangat mencintainya mas?"
"Aku mohon Ri,jangan tanyakan itu jika jawabannya hanya akan menyakitimu,aku mencintai kalian berdua."Kataku.
"Kembalilah padanya mas."ucap Riri membuat hatiku pedih.
"Aku akan jujur pada Karin,jika kamu adalah istriku juga.,"Mata Riri membulat karena terkejut.
"Jangan mas,dia baru saja pulang, biarkan dia bahagia sejenak."Aku pun hanya diam,lalu tak lama pintu kamar Riri diketuk Karin,hampir saja aku jantungan karena takut Karin mengetahui aku berada dikamar Riri.
Riri keluar menemui Karin,ketika Meraka sudah beranjak agak jauh,aku segera keluar dari kamar Riri dan mandi.
Ketika di meja makan kulihat 2 wanitaku sedang mengobrol. Ah..seandainya Karin tahu,apakah ia tetap akan ramah pada Riri seperti sekarang?batinku
Ketika makan,Karin mengatakan banyak hal.Dan yang membuatku terkejut adalah keinginannya untuk ke.bali kerumah,masuk akal sih sebenarnya.Namun aku tidak ingin Riri sakit hati.
Terlalu rumit bagiku.
Ah...entahlah,kubiatkan 2 wanitaku mencari solusi sendiri,aku lebih memilih bermain dengan laptopku.**
Pov Karin
Pagi ini aku menyiapkan sarapan bersama Riri.
Terdengar suara Alena menangis,Riri buru-burue meninggalkanku lalu menuju kamarnya.
Aku mengikuti Riri dibelakangnya,kulihat dengan sigap Riri mengurus Alena.Tampak Riri memegang botol.kosong Alena,ia seakan akan beranjak membuatkan susu Alena.
"Biar aku saja."Aku mengambil botol susu dari tangan Alena."Dimana tempat susunya?"
"Disamping dispenser mbak,"Ucap Riri sambil menimang Alena.
Aku berjalan kearah dapur,kulihat dipojok ada dispenser panas dingin,disisinya ada beberapa kotak susu.Namun pandanganku terhenti karena melihat 1 kemasan susu berbeda."Susu hamil?!"Aku terbelalak memegangnya,"Siapa yang hamil?"
Dadaku serasa panas,berarti Riri makin gemuk karena sedang hamil,lalu siapa suaminya?
Berbagai pertanyaan berputar dikepalaku.
"Ma,,"Suara mas Reno mengagetkanku.
Aku terperanjat,"siapa bapak dari kandungan Riri?"Tanyaku tajam sambil menatap mas Reno.
Mas Reno diam.
"Mbak,,,"Riri tiba-tiba muncul dengan tatapan nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG NARAPIDANA
FanfictionSeorang perempuan bernama Karin terpaksa menjadi seorang narapidana karena telah membunuh suami dari kerabatnya, Riri. Namun, saat di penjara justru suami Karin berkhianat dengan Riri