part 26

5K 173 7
                                    

Sang26

"Mas, boleh aku menemui mommynya Andrew?" tanya Karin membuat Akbar sedikit terkejut.

Ia tak menyangka jika Karin ingin bertemu mommy Andrew disaat seperti ini.

"Sebentar aja, Mas, nanti biar nggak kelamaan ninggalin Arumi," ucap Karin.

"Hmm,, ya udah, ayo kita ke kamar Laura," ucap Akbar sambil berjalan beriringan dengan Karin.

Laura nama perempuan itu, perempuan itu pasti cantik dan yang jelas dia sangat beruntung karena memiliki Akbar. Batin Karin.

Setelah beberapa menit tibalah mereka di ruang rawat Laura, mereka berdua masuk ke ruangan itu. Tampak seorang perempuan berbaring dengan berbagai alat di tubuhnya.

Karin tampak mengernyitkan dahi, ia menyangka jika Laura hanya sakit boasa, namun nyatanya hidup Laura dibantu dengan berbagai alat.

"Mas?" Karin teriris melihat keadaan Laura. Ternyata selama ini Andrew merindukan mommy nya karenaa mommy nya sedang sakit parah.

"Sehabis melahirkan adiknya Andrew, dia sakit dan depresi, dan sekarang dia koma," ucap Akbar lirih.

"Sejak kapan?" tanya Karin sambil menatap tubuh Laura.

"Sekitar lima bulan lalu," ucap Akbar juga sambil menatap Laura. Terlihat guratan kesedihan di wajah Akbar.

"Aku turut bersedih, semoga dia lekas sembuh," ucap Karin.

"Aamiin, semoga," ucap Akbar. "Ayo kita keluar, biarkan Laura beristirahat," ucap Akbar lalu keluar dari ruang rawat Laura bersama Karin.

"Kamu akan disini terus?" tanya Karin saat berjalan menuju ICU.

"Entahlah, aku bingung dengan keadaan Laura, aku nggak yakin meninggalkannya," ucapan Akbar yang biasa saja ternyata membuat hati Karin terluka. Ada kepedihan saat mendengar Akbar mengkhawatirkan Laura.

"Rin?" tanya Akbar karena melihat ekspresi Karin yang mendadak sedih.

"Eh, hmmm,, iya?" Karin menjadi salah tingkah.

"Kamu semalam menunggui Arumi sendirian?"

"Iya, ayahnya nggak mungkin bisa untuk membantuku menjaga Arumi, lagi pula aku nggak mau ninggalin Arumi jika keadaannya belum membaik," ucap Karin.

"Vano nggak kesini?"

"Tadi sih nge-chat katanya mau kesini," ucap Karin, "biarlah nanti saja, mungkin dia masih sibuk."

Akbar menelan salivanya, ia menahan getir melihat kehidupan wanita pujaannya. Ingin sekali membiarkan Karin bersandar di bahunya dan melepas kesedihannya.

Mereka sudah tiba di ruang tunggu, lalu duduk bersampingan, " Rin, kalau kamu butuh teman bercerita atau apapun, aku siap mendengarkan," ucap Akbar.

"Kamu juga bisa cerita apa aja ke aku, Mas," ucap Karin sambil memaksakan tersenyum. "Andrew dimana?"

"Dia bersama pembantuku, nggak pa-pa kok ditinggal sebentar, sudah terbiasa sebenarnya,"

"Kasihan dia," ucap Karin.

"Iya, dia selalu merindukan mommy nya,"

"Gimana kalau kamu antar Andrew kerumahku, Alena pasti senang ada temannya, dia memang ingin adik laki-laki dari dulu." Kali ini wajah Karin terlihat bahagia saat mwngucapkannya.

"Hmm,,, apa nggak merepotkan? Di rumah kamu Alena dengan siapa?"

"Ada pembantu dan penjaga toko tiga orang, lumayan rame sih menurutku," ucap Karin.

SANG NARAPIDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang