Bagian - 12

73.3K 4.3K 480
                                    

Cerita ini belum terbit novelnya versi cetak, tapi yang gak sabar dan ingin tahu lengkapnya kisah ini versi novel (POV 3)

(judul novel : Cinta Terbaik) kalian bisa baca di aplikasi KBM App. Kalo bingung, cari aja linknya di Bio aku di profil WP ini. Makasih

18+!

💛


Sejak pagi mengurus segala persyaratan sebelum wisuda, dengan santai aku mengendarai motor meninggalkan kampus ketika hari sudah siang. Di tengah jalan, ponsel di saku rok berdering keras dan bergetar membuatku tidak fokus. Saat akan menepi di sisi kiri jalan, terdengar bunyi benturan di belakang. Tiba-tiba aku sudah jatuh bersama motor di kiri jalan bahkan hampir terjerembab masuk di selokan.

Aku meringis sambil mengusap paha dalam yang nyeri terkena ujung kemudi motor. Lalu menatap sengit seorang lelaki berambut plontos yang keluar dari mobil Fortuner putih di belakangku.

"Mbak gak apa-apa?" tanyanya tampak cemas.

Aku mendengkus sinis. "Sudah lihat orang jatuh kayak gini masih tanya gak apa-apa. Situ waras gak?"

"Maaf. Mbak tadi mau belok mana? Sein kanan, tapi kenapa beloknya kiri? Saya bingung, jadi gak sengaja nabrak," ucapnya sedikit terbata.

Aku memutar kepala menatap motorku, menyembunyikan wajah yang meringis malu memikirkan ucapannya yang bisa saja benar dan aku yang salah. Menghela napas beberapa kali, kemudian kembali menatap lelaki gagah berbaju batik itu tanpa rasa bersalah sambil mengulurkan kedua tangan. "Tapi tetap aja. Saya pake motor dan ditabrak pake mobil pula. Sekarang bantuin, saya mau berdiri!"

Dengan sigap lelaki itu menerima uluran tanganku. Aku pun berdiri dengan susah payah sambil meringis kuat menahan nyeri yang membuat kaki kiriku seakan mati rasa. Lalu tanpa sengaja aku menatap wajah lelaki itu yang begitu dekat. Bahkan embusan napas hangatnya terasa menyapu wajahku.

Seandainya aku adalah salah satu pemeran dalan drama Korea, pasti adegan ini akan sangat romantis. Bertatapan mesra setelah insiden kecil tanpa sengaja. Namun, sebuah suara langsung menginterupsi kami membuatku memalingkan wajah salah tingkah.

"Nick! Itu cewek baik-baik aja, kan?!" teriak seorang lelaki lain di dalam mobil sambil melongokan kepala.

"Ada yang sakit, Mbak? Hm ... bisa lanjut bawa motor sendiri atau ...," katanya padaku tanpa menghiraukan pertanyaan temannya.

"Gak bisa! Kaki saya sakit banget ini. Masa habis nabrak gak mau tanggung jawab!" Aku menyela cepat.

Dia menggaruk kepala bingung. "Ya sudah. Mbaknya mau ke mana? Biar saya antar."

"Saya mau pulang. Tapi gimana sama motor saya?"

"Tunggu sebentar." Dia melepaskan tanganku lalu menghampiri temannya. Terdengar mereka berdebat dan berakhir dengan temannya yang berpakaian rap8 sama dengannya itu keluar menghampiri motorku.

"Sialan lu, Nick! Modus amat sama cewek cantik!"

"Sudah sana! Bawa motornya, terus ikut dari belakang," balasnya tak acuh pada temannya yang terus menggerutu. Kemudian dia memapahku yang berjalan pincang menuju mobilnya.

Hanya butuh lima menit dia mengantarku sampai rumah dan temannya yang membawa motorku masih terus menggerutu. Dia memapahku sampai di teras dan disambut emak yang tanpa sengaja membuka pintu rumah.

"Saya Nicky Anggara, Tante. Maaf, tadi tidak sengaja anaknya saya tabrak di jalan," ucapanya sopan sambil mengulurkan tangan yang disambut emak dengan baik. Sedikit berbasa-basi, lalu sebelum pamit dia meminta nomor hapeku dan memberikan sejumlah uang pada emak yang katanya untuk pengobatanku dan memperbaiki motor yang rusak.

Mendadak Nikah [Menikah Dengan Duda] Proses TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang