Setelah aku dibolehkan pulang dan masa pemulihan hari ini aku kembali bekerja, hari ini aku tak melihat Wildan sejak pagi, tak biasa rasanya tidak melihatnya walau hanya sebentar, aku gelisah tapi aku harus tetap profesional bekerja hari ini, moodku berantakan entah ada apa dengan hari ini, aku mencoba hubungi Wildan tapi tidak dijawab, seperti biasa setiap aku sedang banyak pikiran aku selalu ke rooftop rumah sakit ketika aku sudah menyelesaikan tugasku, aku menarik nafas panjang dan melihat bintang-bintang berharap Wildan tidak berniat mematahkan hatiku, aku tetap positif thinking bahwa Wildan sedang sibuk, terdengar dering handphone ku, ternyata dia adalah kakak sepupuku yang pernah menyakiti ku, dengan sangat terpaksa aku mengangkat telponnya,
"Assalamualaikum de udah pulang??"
"Belum" jawabku
"K'k udah didepan rumah sakit kamu bekerja"
"Ngapain??" Tanyaku
"Jemput kamu"
"Aku bisa pulang sendiri" jawabku
"Wildan ga antar kamu pulang kan,cepat k'k sudah didepan rumah sakit''
Dengan sangat terpaksa aku pulang dengan dia, aku sudah tidak menyimpan benci terhadapnya aku hanya ingin menjaga perasaan wildan, walaupun kami tidak berpacaran, tapi kami punya komitmen ke jenjang yg lebih serius,ditengah perjalanan tiba-tiba mobil yang aku sangat aku kenal menyalip didepan motor k'k sepupuku, dan benar saja Wildan keluar dari mobilnya denga wajah sangat marah, aku tak pernah melihat wajah Wildan semarah itu, aku berusaha menenangkan Wildan bahwa k'k sepupuku hanya mengantarkan aku pulang, tapi Wildan tidak mau mengerti penjelasanku, Wildan melaju mobilnya dengan sangat kencang, meninggal kan aku dengan k'k sepupuku, dan aku langsung meminta k'k sepupuku mengejar mobilnya, tapi mobil Wildan berhenti disuatu taman, dan aku segera mengejar Wildan, aku tidak mau Wildan salah paham padaku, aku berlari meraih tangan Wildan dan memintanya berhenti mendengar kan penjelasan dariku,
"Tolong dengarkan penjelasanku dulu Wildan" kataku sambil terisak
"Tidak ada yang perlu kamu jelaskan lagi, naik berdua naik motor dengan orang yang pernah kamu sayang apa itu wajar???
"Aku salah, maafkan aku"
Air mataku semakin tak terbendung aku menangis sejadi-jadinya, sambil menutupi mukaku, tiba-tiba ku dengar suara wildan tertawa dan menepuk kan tangannya aku buka mataku seketika taman yg gelap karena minim pencahayaan saat malam hari tiba-tiba menjadi terang, aku melihat sekeliling ku sudah banyak semua keluarga, sahabat-sahabat ku dan keluarga Wildan berkumpul, betapa malunya aku saat itu, dengan mata yg merah hidung yg merah, Wildan membawa rangkaian bunga ditangannya dan diberikan nya padaku, dan membuka kotak merah kecil berisikan cincin sangat cantik, Wildan mengemgam tanganku menatap mataku tajam,
"Will you marry me??" Tanyanya
Aku seperti burung yg terbang bebas diangkasa, aku sangat bahagia malam itu, aku sangat terharu, aku merasa sangat dicintainya, aku merasa wanita paling beruntung malam ini,
"Yes" hanya itu yang keluar dari mulutku, karena tiba-tiba otakku seperti berhenti bekerja, lalu wildan menyematkan cincin dijari manisku, teman-temanku bersorak paling kencang,
"Itu mata kenapa Yuyun, habis dilamar mukanya sedih banget,," ledek aryesh membuat ku tertawa lepas, malam ini menjadi malam sangat indah, ternyata Wildan tidak terlihat seharian ini karena menyiapkan acara lamaran hari ini, Wildan membicarakan untuk mengajakku ke Jakarta kerumah orang tuaku, untuk meminang anak gadis bapakku untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Cintaku
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, karena saya begitu mengidolakan Ria Yunita dan Wildan Alamsyah, maka saya memakai nama mereka dicerita saya, mohon maaf jika ada yg tidak berkenan, Untuk K'k Ria Yunita dan Abang Wildan Alamsyah maaf saya membuat ceri...