Aku dan keluargaku sudah sampai di hotel tempat dimana acara resepsi pernikahan aku dengan Wildan akan dilangsungkan, sejak pagi jam 6 semua sudah sibuk karena akad akan dilangsungkan jam 9, semua sahabat-sahabatku berkumpul sedikit mengurangi rasa gugupku, ada saja hal lucu yang mereka lakukan, aku masih ada diruang make up karena aku baru boleh keluar saat Wildan selesai mengucapkan akad, tapi aku bisa melihat wajahnya dilayar yang sudah disiapkan panitia, lucu sekali melihat wajah tegangnya saat berhadapan dengan papaku, saat mendebarkan pun tiba Wildan melantunkan surah Ar Rahman dengan sangat merdu, sampai pada akhirnya semua pun terdiam papaku menjabat tangan Wildan
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak kandung saya ria Yunita binti Suliyanto dengan mas kawin emas 20 gram dan uang tunai sebesar 20 juta 200 ribu 2 ribu 20 rupiah dibayar tunai"
Dengan satu tarikan nafas Wildan mengucap ijab kabul
"Saya terima nikahnya Ria Yunita binti Suliyanto dengan mas kawin yang tersebut dibayar tunai"
"Sah"
jawab semua tamu yang hadir dalam acara resepsi kami, Wildan pun menarik nafas lega, dan dua sahabatku Ella dan Novi menggandeng tanganku menuju suamiku, ini seperti mimpi aku sudah sah menjadi nyonya Wildan Alamsyah, Wildan tersenyum menatapku tak berkedip sedikit pun dia menatapku seakan akulah wanita tercantik diruangan itu Wildan menghampiri ku menggenggam tanganku menyematkan cincin dijari manisku akupun menyematkan cincin dijari manis Wildan, setelah itu adalah acara sungkeman disini tangisku pecah, aku sudah menjadi istri dan itu berarti surgaku sudah pada suamiku, apapun yang terjadi suamiku adalah hal utama bagiku, setelah itu adalah acara salam-salaman dengan tamu yang hadir, dan tetap dimana pun tempatnya sahabat-sahabatku mereka yang paling heboh mereka menguasai pelaminan berfoto-foto, sampai yang lain mengantri lama untuk bersalaman dan yang membuat aku menangis adalah dua sahabatku memelukku dengan erat seakan mereka akan kehilanganku, dan mereka mengancam Wildan"Sampai lu sakitin sahabat gua, gua buat lu terdampar di hutan Amazon"
Seketika perkataan mereka membuat orang disekelilingnya tertawa, akhirnya acara resepsi pernikahan yang melelahkan selesai, kakiku terasa pegal Wildan tertawa saat aku melepas high heels ku menuju kamar kita, sesampainya kami dikamar
"Kamu mandi dulu sayang aku masih mau hapus makeup ku dulu"
"Iya sayang" jawab Wildan
Setelah aku menghapus makeupku, aku memijit kakiku sendiri karena terasa sangat pegal, tiba-tiba aku dikejutkan dengan Wildan yg keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk, aku berteriak dan menutup mata,
"Wildan Alamsyah kamu ga malu ga pakai baju"
Wildan tertawa melihat tingkahku
"Sayang kita udah suami istri, kenapa harus malu, udah kamu mandi nanti aku pijitin kakinya supaya ga pegel"
Masih dengan mata yang aku tutup aku berjalan menuju kamar mandi, setelah mandi aku sudah memakai pakaian tidur lengan panjang dan celana panjang, dan jilbab, karena itu kebiasaanku tak pernah aku selesai mandi keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk, Wildan masih tersenyum heran dengan sikapku yang masih belum terbiasa ada orang lain dikamarnya,
"Masih pegel kakinya sayang??" Tanya Wildan
"Masih" jawabku
Wildan mengambil minyak gosok untuk mengurut kakiku, rasanya nyaman sekali kakiku yang rasanya pegel ga karuan dipijat suamiku, setelah selesai Wildan duduk disampingku, mendekatkan wajahnya ke wajahku dia mencium keningku dan berdoa, Allahumma inni as-aluka min khairiha wa khairi ma jabaltaha alaih, wa a'udzu bika min syarriha wa syarri ma jabaltaha alaih. Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa, dan dia meminta izin untuk membuka himar yang selama ini menjadi penutup kepalaku, ini pertama kalinya aku memperlihatkan rambutku kepada lawan jenis ku yaitu suamiku, Wildan semakin terpesona dengan kecantikan istrinya tanpa hijab dikepalanya, melepas ikatan rambutku membelai rambutku,
"Sayang kamu siap?? Aku akan mempergaulimu dengan baik
Dengan wajah yang memerah dan malu aku menjawab
"Iya"
Wildan mencium bibirku kali ini wildan tanpa ragu, karena kami sudah halal untuk melakukan ini, akhirnya kami kelelahan dan aku tertidur dipelukan wildan, suara detak jantungnya membuatku nyaman tidur dipelukan nya , pagi harinya jam 4 pagi Wildan bangun lebih dahulu dia memandangi wajahku tanpa make up
"Cantik sekali istriku ini ya Allah, tidurnya lelap sekali, mukanya imut seperti bayi ketika tidur"
Wildan mencium pipiku, supaya aku terbangun dari tidur karena kita harus menunaikan ibadah sholat shubuh, aku terbangun, aku malu menutupi mukaku dengan selimut, aku takut terlihat jelek,
"Tetap cantik kok sayang"
"Bohong ga ada orang bangun tidur cantik, aku juga masih bau jangan dekat-dekat aku"
Lagi-lagi Wildan gemas melihat tingkahku,
"Sini sayang buka dulu matanya aku buktiin kalau kamu masih tetap wangi dan cantik saat bangun tidur"
Aku membuka mata pelan-pelan dan lagi-lagi Wildan mencium bibirku, aku menikmatinya, ciumannya seperti candu untukku, aku memejamkan mataku menikmati ciumannya, Wildan senang sekarang istrinya sudah mulai bisa membalas ciumannya,
"Sayang aku mandi duluan ya, kamu istirahat dulu sbentar,maaf ya pagi-pagi sudah buat kamu cape''
"Ga pa2 sayang ini kewajiban aku melayani kamu"
Aku memberanikan diri mencium pipi Wildan, Wildan tersenyum senang istrinya sudah mulai agresif, setelah selesai mandi kami menunaikan sholat shubuh berjamaah, dan membaca Alquran bareng, indahnya menjalani pacaran halal, dalam hatiku berkata lindungi rumah tangga kami dari godaan syetan, semoga apapun nanti masalah yg terjadi kita bisa tetap saling berpegangan tangan dan saling mencintai..

KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Cintaku
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, karena saya begitu mengidolakan Ria Yunita dan Wildan Alamsyah, maka saya memakai nama mereka dicerita saya, mohon maaf jika ada yg tidak berkenan, Untuk K'k Ria Yunita dan Abang Wildan Alamsyah maaf saya membuat ceri...