cinta aku ikhlas

3.1K 120 6
                                    

Sabtu pagi yg sangat indah, waktu yg sangat tepat untuk joging, hari ini aku libur bekerja, banyak waktuku untuk bersantai, pulang joging aku tersenyum, ada mobil kekasih hatiku depan rumah tante, sepertinya dia memang tidak bisa jauh dariku sehari saja,
"Assalamualaikum"sapaku sebelum masuk rumah, aku sudah disambut lelaki dengan senyuman yang sangat manis,
"Waalaikumsayang" jawabnya
"Jawab yang bener dosa loh"
"Iya sayang waalaikumsalam"
"Ga usah genit belum halal, tumben kesini ada apa??" Tanyaku
"Mau lihat calon istri ku yg cantik" jawab Wildan
"Tante Wildan nakal ni belum halal udah genit" aku mengadu pada tanteku
Tanteku geleng-geleng kepala dan tersenyum lihat tingkah kami
"Kamu mandi dulu sana habis joging biar seger setelah itu sarapan bareng Wildan" perintah tanteku,
Setelah aku mandi dan ganti baju kami sarapan bareng, setelah selesai sarapan kami mengobrol diruang tamu bersama Tante dan Wildan tapi ditengah obrolan, perutku terasa sakit sangat hebat memang itu sudah biasa setiap aku datang tamu bulanan wanita selalu nyeri tak terkira aku berpikir memang begitu rasanya karena dari awal aku mulai baligh memang selalu sakit seperti itu,
"Kenapa cis??" Tanya tanteku
"Biasa Tante tamu bulanan aku dateng tapi ini ga seperti biasanya sakit banget"
Tanteku segera mengambil botol kosong berisikan air hangat untuk kompres perutku yang sakit,
"Kamu yakin ga pa2??" Tanya Wildan panik
"Ga pa2 aku udah biasa tiap bulan begini,ga usah khawatir gitu mukanya jelek tau" ledekku
Aku meledeknya supaya Wildan tidak terlalu panik, aku tidak bisa melihat kesedihan dimukanya, aku berdiri ingin menuju kedapur kearah tanteku yang sedang membuat ramuan kunyit asem untukku, tapi Wildan menghentikan langkahku dengan teriakannya,
"Cis darah"
Seketika aku melihat darah segar mengalir kelantai, aku tak mengerti tak seperti biasa aku haid darah mengalir sampai kelantai,
"Ini ada yang ga beres sama badan kamu cis kita kerumah sakit sekarang"
Aku tetap ngotot aku tidak apa-apa, kondisiku baik-baik saja, Wildan berteriak memanggil tanteku agar segera kerumah sakit dan mengambil selimut untuk menutupi badanku dan menggendong ku ke mobil, Wildan panik karena melihat darahku mengalir, dia yakin sekali bahwa ada yg tidak beres denganku, sampai rumah sakit Wildan yang langsung menggendong ku menuju ruang tindakan, dia memerintahkan perawat membersihkan darah dikakiku, kemudian dia memeriksa keadaanku, Wildan melakukan pemeriksaan melalui USG (ultrasonografi) dan betapa terkejutnya Wildan melihat hasilnya,dia terduduk lemas meneteskan air mata, aku sudah tau apa penyebabnya karena saat Wildan memeriksaku aku melihat layar USG, aku memegang tangannya menguatkannya bahwa aku sanggup bertahan, dari hasil pemeriksaan Wildan aku mengidap penyakit kista ovarium, dan seperti nya salah satu indung telur ku akan diangkat dan itu akan menyebabkan aku sulit hamil jika sudah menikah, Wildan menyeka air matanya
"Kita harus secepatnya melakukan operasi cis"
"Aku tidak mau, karena dengan diangkatnya indung telur ku kelak aku akan sulit hamil" jawabku
"Aku tidak peduli, yang terpenting buatku kamu sehat dan bisa menemani ku sampai tua, aku ga sanggup kehilangan kamu jika kista itu tidak diangkat, jadi aku mohon untuk kali ini saja jangan keras kepala, aku mencintaimu dengan sangat, aku sangat takut kehilanganmu Sayang"
Aku tak sanggup melihat lelakiku seperti ini apa yang harus aku lakukan ya Allah,
"Aku kemasjid dulu ya sayang, setelah itu aku yang akan operasi kamu langsung"
Setelah sholat dan berdoa hati Wildan lebih tenang, dengan mengucap bismillah dalam hati dia memulai tindakan operasi ku, betapa hancur hati Wildan melihat wanita yang sangat dicintainya tergeletak diruang operasi,
Setelah selesai Operasi aku langsung dibawa ke kamar rawat inap, aku masih tertidur karena terpengaruh obat bius, Wildan seperti biasa tak beranjak sedikit pun dari sisiku, aku mulai tersadar,
"Ini akan terasa sakit sekali setelah operasi, kamu harus kuat ya"
"Pasti, kamu ga usah khawatir aku pun dokter, jadi aku tau apa yang akan aku rasakan pasca operasi ini"
Andai aku bisa memeluk wanitaku ini, paling tidak pelukanku bisa meredakan sedikit rasa sakit dan kekhawatirannya pasca operasi dalam hati Wildan berbicara sendiri, saat Wildan meninggalkan aku diruang rawat inap sendiri karena dia harus sholat dan mandi, aku merenung sendiri apa yang akan terjadi dimasa depan jika aku menikah dengan wildan tapi Wildan tak bisa mendapatkan keturunan dariku, aku tak boleh egois aku harus meninggalkan Wildan, Wildan harus bahagia dengan wanita yang bisa memberikan keturunan untuknya, aku harus pergi meninggalkannya setelah aku benar-benar pulih pasca operasi, tapi aku tak sanggup meninggalkan dia, aku sangat mencintai wildan, aku menangis terisak, tanpa aku menyadari nya Wildan sudah ada diruang inapku menatapku sedih, Wildan berjalan pelan agar aku tak menyadari kehadirannya, dia tau apa yang menjadi keresahan hatiku, Wildan berkata dalam hati, Tuhan izinkan aku egois kali ini, Wildan memeluk ku dari belakang, dia berbisik padaku aku menerima mu dengan segala kekuranganmu, jika memang nanti hal terburuk kita tidak bisa mempunyai keturunan, biarlah kita hidup berdua menua bersama bahagia, tak terasa air mata Wildan menetes dipundakku, aku melepaskan pelukan Wildan, aku membentaknya
"Tinggalkan aku sendiri,jangan pernah dekati aku, atau kekamar ini lagi" sambil terisak aku mengucapkan kalimat itu,
"Aku tak akan meninggalkan kamu satu detikpun"
"Pergi atau aku akan membencimu selamanya" gertakku
"Ini ga lucu cis, kamu ga usah bercanda aku akan tetap disini"
Tanteku masuk kekamar inapku dan melerai pertikaian kita, tanteku meminta agar Wildan pergi supaya Tante yang menenangkan aku,
Aku memeluk tanteku sepeninggal Wildan aku menangis sejadi-jadinya,
"Aku harus meninggalkan Wildan Tante, Wildan harus bahagia tanpa aku"
"Iya nanti kita pikirkan lagi bagaimana hubungan kamu dengan Wildan yang penting kamu pulih pasca operasi"
Wildan selalu menemuiku tapi selalu aku acuhkan, hancur sekali hatiku melihatnya sedih seperti itu, dalam hatiku berkata maaf jika aku menyakiti mu,ini hanya sebentar kelak kamu akan mendapatkan wanita yang lebih baik dariku,aku mencintaimu selalu Wildan sampai akhirku menutup mata, aku ingin melihatmu bahagia dan mempunyai anak-anak yang banyak dan lucu, setelah pulih aku diperbolehkan pulang, Wildan berniat mengantarkan aku pulang tapi aku langsung menolaknya, aku beralasan taksi sudah menunggu didepan rumah sakit, Wildan tertunduk lesu melihat kepergian ku dia mengepal kan tangannya dan membenturkannya ke tembok, sakit sekali hatinya, keesokan harinya aku berangkat lebih awal sebelum Wildan menjemput ku, karena hari ini aku mengajukan surat pengunduran diri, aku menangis sambil menyetir mobil, ini hari terakhir ku bertemu Wildan, orang Yang sangat aku sayangi, dan besok aku kembali kejakarta, hari ini aku mencoba bekerja profesional dikeadaan hatiku yang sangat hancur, hari ini terakhir ku lihat wajah ganteng lelakiku, hari ini terakhir ku lihat senyumnya yg kelak akan aku sangat rindukan, terakhir ku lihat mata indahnya,
Wildan tergesa menuju ruanganku, menanyakan kenapa tak menunggunya menjemput ku,
"Aku rindu menyetir mobil sendiri" jawabku
"Kamu masih marah sama aku cis??"
"Ga sayang" jawabku,
Aku sengaja bersikap baik hari ini karena yang ingin aku lihat wajah bahagianya, senyumnya untuk yang terakhir kalinya,
"Makasih ya sayang, aku hancur sangat hancur kemarin 4 hari kamu bersikap tidak baik padaku" Wildan mengeluh atas sikapku, aku senang melihat sikap kekanak-kanakannya yang jarang dia tunjukkan,
Aku langsung mendekatkan wajahku dekat sekali dengan Wildan, dan berkata
"Maaf atas sikapku yang keterlaluan kemarin, apapun yang akan terjadi pada hubungan kita, kamu harus tau, aku mencintaimu dengan sangat"
Muka Wildan memerah aku tak pernah melihat wajah Wildan sebahagia hari ini,
"Makasih ya cis, jarang sekali kamu manggil aku sayang, jadi pengin cepet nikahin kamu biar bisa sedekat ini terus bahkan lebih dekat,ingin mendengarmu mengatakan sayang kepadaku setiap hari"
"Insya Allah semoga Allah mengabulkan semua kata-kata mu barusan, ayo kita mulai bekerja," ajakku
"Ayo semangat bismillahirrahmanirrahim menuju halal bersama mu sayang" aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, waktu jam bekerja ku sudah habis, aku memberikan surat pengunduran diriku, lalu menuju rooftop aku ingin melihat keindahan bintang malam ini terakhir kalinya dari rooftop, aku teriak sekeras-kerasnya, aku menangis sejadi-jadinya malam ini, ada telpon masuk dari tanteku
"Assalamualaikum cis kamu dimana sayang" tanya tanteku
"Waalaikumsalam Tante aku masih dirumah sakit masih menenangkan diri, menikmati hari terakhir ku dirumah sakit ini Tante"
"Ya Allah sayang Wildan nyariin kamu dirumah sakit katanya ga ada,makanya Tante panik" Wildan meminta handphone tanteku untuk berbicara padaku
"Maksud kamu apa hari terakhir dirumah sakit?? Kamu mau ninggalin aku?? Kamu mau melepas lamaran ku??
Tanya Wildan
"Maaf jika aku menyakiti mu tapi ini aku harus lakukan demi kebahagiaan kamu, kamu harus bahagia dengan wanita lain yang bisa memberikan kamu keturunan lucu-lucu seperti yang kamu inginkan,kamu harus bahagia tanpaku, maaf aku harus pergi dari hidupmu dengan cara seperti ini, satu pesan terakhir ku berbahagialah untuk ku, karena aku akan bahagia melihatmu bahagia"
"Stop berbicara ngawur cis, kamu tidak boleh pergi apalagi sampai memutuskan pertunagan ini sepihak, kamu tetap kekasih hatiku, calon istriku, katakan kamu dimana sekarang???"
"Kamu ga perlu tau aku dimana, aku ingin sendiri malam ini"
"Ok kalau kamu tidak memberitahu kamu dimana aku akan lacak keberadaanmu"
Wildan menutup telpon dan melacak keberadaanku, dan dengan sangat terpaksa aku mempercepat keberangkatanku ke Jakarta malam ini, aku minta tolong Novi mengantarku ke bandara malam ini, aku pamit tanteku lewat telepon, aku harus sampai lebih dulu dari wildan, Wildan harus melupakan aku, berkali-kali Wildan menelponku tapi tak aku hiraukan, dan dia menelpon Novi, Wildan yakin sekali kalau aku bersama Novi, aku menyuruh Novi mengangkat handphone nya supaya Wildan tidak curiga,
"Assalamualaikum Vi ada ricis??
"Waalaikumsalam ga Will gua otw pulang kerumah" jawab Novi
"Ga usah bohong Vi saya mohon hentikan mobilnya izinkan saya bertemu sahabat mu"
Dengan hati yang bimbang Novi memberhentikan mobilnya,
"Gua ga tega sama dokter Wildan cis"
Akhirnya tak lama mobil Wildan dengan kecepatan sangat tinggi berhenti tepat didepan mobilku, Wildan langsung mengetok kaca mobilku agar aku membuka pintu mobil ku, aku keluar menemui Wildan dengan kondisinya yang kacau matanya sembab, dia memelukku, sambil menangis sejadi-jadinya memohon agar aku tidak pergi darinya, aku melepaskan pelukannya dan memintanya mendengar kan aku bicara,
"Kamu tatap mataku Wildan, kamu tidak akan pernah kehilangan aku, aku punya cinta yang sangat besar untuk mu, cintaku akan tetap untuk mu, kita memang harus terpisah, aku ikhlaskan kamu bersanding dengan wanita lain, berbahagialah"
"Bagaimana aku bisa bahagia tanpa kamu, apapun keadaannya asal ada kamu itu membuat aku bahagia"
"Tapi maaf Wildan aku harus pergi"
Wildan menahanku pergi, dia menyentuh pipiku dengan tangannya, dia mengarahkan bibirnya menyentuh bibirku, Wildan sudah seperti kesetanan yang akan melahapku, dia menciumku dengan hati dan pikiran yang kacau, dia seperti ingin melampiaskan semua rasa cintanya malam itu,tanpa sadar akupun membalas ciuman Wildan kami berdua saling meneteskan air mata, Wildan tersadar bahwa yang barusan dia lakukan terhadapku adalah hal yang salah, Wildan melepaskan ciumannya dan meminta maaf padaku
"Maaf cis tak seharusnya ini aku lakukan,jangan tinggalkan aku, aku mohon"
"Aku harus pergi, apapun yang akankah terjadi nanti dengan hubungan kita ikhlaskan, selama kita berjauhan, kita masih bisa saling mendoakan,izinkan aku pergi, aku butuh waktu sendiri, aku akan hubungi kamu ketika aku sudah siap"
Wildan melepaskan genggamannya meminta novi untuk membawa mobilku pulang,karena Wildan yang akan mengantar aku kebandara, selama perjalanan Wildan tak melepaskan tanganku sedetikpun, sampai di bandara aku pamit pada wildan, Wildan menatapku dan berbicara
"Cepat kembali pulang ya sayang aku menunggu mu"
Aku mengangguk dan tersenyum
"I love you dokter gantengku, tunggu aku"
"I love you more dokter cantikku"

Dokter CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang