pahlawan suamiku

2.9K 128 10
                                    

Setelah kejadian kemarin aku memutuskan untuk kembali bekerja bukan karena aku terlalu posesif terhadap suamiku, aku hanya tidak ingin hal yang tidak aku inginkan terjadi, hari ini ada rapat internn para dokter aku tak diberi tahu Wildan kalau rumah sakit yang ayahnya miliki ini ada masalah, orang kepercayaan ayahnya mengkhianati beliau, ayah Wildan serba salah beliau mengetahui orang kepercayaannya menghiatinya dengan menyelundupkan sejumlah uang rumah sakit dan dialihkan ke yayasan yang dia bangun, tapi ayah Wildan tak bisa asal menuduh ayah Wildan harus mempunyai bukti, dan bukan hanya itu yang membuat aku kesal ternyata orang kepercayaan ayah Wildan adalah dokter Yudha, dan aku baru mengetahui bahwa dokter Yudha adalah ayah dari dokter Angel, aku rasanya ingin melindungi orang-orang yang aku sayang, ingin sekali aku membantu Wildan dan ayahnya menyelesaikan masalah ini, tapi Wildan tak mengizinkan aku, tapi diam-diam akan aku cari kebenarannya, setelah rapat intern selesai, ku lihat wajah Wildan dan ayahnya begitu terpukul mereka memikirkan bagaimana nasib rumah sakit yang sudah lama mereka dirikan jika diambil alih oleh orang-orang licik seperti mereka, rumah sakit ini bisa dijadikan tempat bisnis untuk mereka, bukan untuk menolong, tapi aku berusaha menguatkan mereka semua akan baik-baik saja aku genggam tangan laki-lakiku kini untuk menguatkan mereka, tapi saat ayah Wildan ingin berjalan menuju ruangannya aku melihat jalan beliau tak seperti biasanya beliau yang sangat gagah berjalan, tapi sekarang beliau berjalan seperti agak gontai ke sebelah kiri, aku berjalan lebih cepat memegang tangan ayah Wildan karena aku khawatir beliau jatuh, dan aku bertanya pada beliau
" Ayah baik-baik saja??"
" Ayah sangat sehat nak"
"Tapi ayah terlihat tidak seperti biasa"
Lalu Wildan berjalan menyusulku membantu memegang tangan ayah
"Ayah kapan terakhir check kesehatan??" Tanya Wildan
"2 tahun lalu nak, ayah baik-baik saja, kalian tidak usah khawatir ayah juga seorang dokter ayah pasti tau apa yang terjadi ditubuh ayah"
"Ayah selalu bilang semua dokter dirumah sakit ini harus check kesehatan minimal 6 bulan sekali tapi ayah ga melakukan itu, setelah ini ayah check kesehatan ya, biar aku dan ricis yang memeriksa ayah"
"Iya anak-anak ayah yang cerewet"
Aku mengajak ayah menuju ruang CT scan karena jika ada gejala seperti ini pasti ada yang tidak beres dengan syaraf otak, setelah selesai check kesehatan ayah aku membantu ayah untuk ke parkiran rumah sakit untuk memberitahu sopir ayah untuk mengantar ayah pulang,
"Ayah tidak usah banyak pikiran untuk sementara biar Wildan yang menghandle semua tugas ayah"
Ayah tersenyum lega, setelah itu aku langsung menyusul Wildan untuk melihat hasil pemeriksaan ayah, tapi apa yang aku lihat Wildan sudah berderai air mata didepan komputer yang memperlihatkan hasil pemeriksaan ayah

Dan sudah seperti yang aku dan Wildan duga ayah menderita neuroma akustik, tumor yang sudah sangat besar yang menekan batang otak jika dioperasi pasti akan sangat berisiko untuk ayah, aku berusaha menguatkan suamiku, " Insya Allah semua akan baik-...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sudah seperti yang aku dan Wildan duga ayah menderita neuroma akustik, tumor yang sudah sangat besar yang menekan batang otak jika dioperasi pasti akan sangat berisiko untuk ayah, aku berusaha menguatkan suamiku,
" Insya Allah semua akan baik-baik saja sayang, ayah adalah orang yang kuat pasti ayah bisa melawan penyakit ini"
Wildan merasa sedikit tenang walaupun aku tau Wildan sangat takut kehilangan ayahnya, setelah kami selesai bekerja, kami langsung menuju rumah ayah dan mama untuk memberi tau kabar buruk ini, selama perjalanan Wildan menyetir dengan tatapan kosong aku khawatir terjadi yang tidak diinginkan, aku memegang tangan Wildan
"Sayang biar aku yang nyetir ya??"
"Aku ga pa² bie"
"Please sayang"
Akhirnya Wildan mengalah dan aku menyetir mobilnya, selama perjalanan aku berusaha menguatkan suamiku agar tak terlihat sedih didepan ayah nanti, sesampainya kami dirumah kami disambut dengan peluk hangat dan  senyum manis mama, kami langsung menuju kamar ayah, sakit sekali melihat suamiku yang meneteskan air mata saat melihat keadaannya,
"Sayang kamu harus kuat,kita bisa lalui ini"
Wildan menghapus air matanya bicara dengan sangat lembut kepada ayahnya,
"Ayah, maaf karena selama ini aku tidak bisa menjaga ayah dengan baik, aku baru bisa menyadari saat tumor itu sudah sangat membesar dikepala ayah, Aku mohon ayah bersedia segera dioperasi aku akan datangkan dokter terbaik dimanapun untuk mengangkat tumor ayah''
"Ayah tak perlu, dokter terbaik, ayah punya anak² hebat yang menjadi dokter terbaik, ayah mau kalian yang mengoperasi ayah"
"Aku tak bisa ayah, aku tak bisa melakukannya"
"Ayah yakin kalian pasti bisa, ayah tak akan mau dioperasi jika bukan kalian yang melakukan operasi"
"Tapi ayah harus janji sama kita, harus tetap bertahan ayah harus kuat"
"Insya Allah ya nak, ayah kuat, soalnya ayah mau mancing bersama ricis, ricis berjanji untuk mancing berdua sama ayah"
"Ga boleh ayah Wildan ikut, dimana ricis berada harus ada aku"
"Itulah alasan ayah mengajak ricis, kamu pasti akan ikut kemana ricis pergi,jika ayah mengajakmu belum tentu kamu mau,anak ayah sudah sangat dewasa sekarang sudah tidak bisa ayah ajak pergi jalan², tidak bisa lagi ayah cium, dan ayah peluk"
Seketika air mataku menetes mendengar ucapan ayah, begitu lembutnya hati ayah mertuaku ini, aku menghapus air mataku dan berbicara pada ayah
"Ayah besok sudah harus mulai masuk ruang rawat, kami akan check kondisi ayah lagi sebelum operasi"
"Iya nak,sini peluk ayah, kalian tidak usah terlalu khawatir, ayah percaya kalian bisa melakukan operasi ini dengan baik, anak-anak ayah ini adalah dokter terbaik"
Aku dan Wildan izin pamit pulang kerumah kami karena kami harus bersih² badan, dan mempersiapkan untuk operasi kami besok, rumah kamipun tidak terlalu jauh dari rumah ayah dan mama, jadi kalau ada apa-apa kami bisa dengan cepat sampai kerumah ayah dan mama
"Ayah jangan lupa besok pagi kami jemput ya,kami pamit ayah mama"
"Hati² dijalan ya nak"
"Iya mama"
Sebenernya kami tidak tega meninggalkan ayah dan mama, semoga kondisi ayah stabil agar segera dapat kami angkat tumor yang dikepala ayah, sesampainya dirumah aku langsung menuju dapur membuat coklat panas untuk suamiku agar kondisinya sedikit tenang, hari ini adalah hari yang sangat berat untuknya kondisi ayah yang sedang drop dan rumah sakit yang sedang ada masalah,
"Minum dulu sayang coklat hangatnya"
"Makasih ya bie"
"Iya sama-sama sayang"
Aku mengusap lembut pundak suamiku
"Semua akan baik-baik saja sayang, Allah sedang rindu dengan kita makanya Allah kasih cobaan ini supaya kita lebih dekat lagi denganNYA, setelah ini kamu mandi setelah itu kita makan bareng ya"
"Aku ga nafsu makan bie"
"Sayang kita harus sehat, ayah sedang butuh kita, kita harus kuat untuk ayah"
"Iya bie, tapi kamu ga usah masak, nanti kita delivery aja, kamu juga tidak boleh terlalu lelah"
"Siap komandan"
Setelah mandi dan makan kami menuju kamar dan beristirahat, aku mengusap lembut kepala suamiku memegang erat tangannya supaya lebih tenang, besok adalah hari yang sangat berat untuknya, setelah aku lihat Wildan tertidur pulas, aku segera mengambil air wudhu dan shalat tahajud, aku bersimpuh dan berdoa pada Allah semoga Allah lancarkan operasi kami besok, hindarkan suamiku dari kekecewaan, beliau orang baik, masih banyak hal yang beliau akan lakukan untuk membantu sesama.

Dokter CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang