Sesampainya pagi ini aku dan Wildan langsung menuju ruangan ayah,
"Selamat pagi ayah, bagaimana kabar ayah hari ini??" Sapaku
"Alhamdulillah sudah sangat membaik, hanya masih sedikit pusing"
Aku memeriksa ayah dan check tekanan darah ayah, hasilnya Alhamdulillah bagus"Skala sakit kepala ayah dari 1 sampai 10??"
Ayah tertawa mendengar pertanyaan ku, mukaku memerah, aku tersadar bahwa yang sedang aku periksa adalah dokter bedah senior,
"Pertanyaan itu yang selalu ayah tanyakan kepada pasien ayah, ternyata ayah mempunyai dua anak dokter ahli bedah yang sangat profesional, skala sakit ayah hanya tiga nak dari sepuluh, apakah itu baik² saja??" Tanya ayah..
"Alhamdulillah ayah sudah sangat sehat tinggal pemulihan saja, tiba² hp ku berdering aku mendapat telpon dari adik ayah, beliau adalah orang yang ayah sangat percaya kini untuk menghandle rumah sakit ini,
"Ayah maaf aku terima telpon sebentar"
"Silahkan nak, prioritas dokter adalah pasien""Bisa keruangan saya sebentar cis??"
"Iya baik om saya menuju ruangan om"
Aku bergegas menuju ruangan om,
"Masuk cis"
"Ada apa om?"
"Bukti yang kita temukan belumcukup kuat cis, dalam 10 tahun tidak mungkin pihak berwajib percaya begitu saja jika jumlah hanya sekecil ini, pasti ada data yang lebih lengkap dari ini, coba kamu minta bantuan Wildan untuk mencari bukti yang lebih kuat""Baik om"
Tiba² hpku berdering dan ternyata adalah Wildan
"Assalamualaikum bisa keruangan ku sebentar bie??"
"Waalaikumsalam baik sayang sebentar aku segera menuju ruanganmu"
"Om aku harus keruangan Wildan sekarang"
"Iya cis silahkan,tolong bicarakan masalah ini pelan² ke Wildan ya"
"Baik om"Aku berjalan menuju ruangan Wildan
"Ada apa sayang??" Tanyaku"Maaf bie jika aku harus melibatkan kamu dengan masalah ini, harusnya aku tak membebani kamu dengan masalah sebesar ini"
"Sayang kita sudah berjanji dihadapan Allah apapun keadaannya kita akan bersama, aku kita maaf karena tanpa sepengetahuan kami aku menyelidiki masalah ini sendiri, tapi aku tak cukup bukti"
"Terimakasih bie, sudah menjadi wanita hebat untukku"
Aku tersenyum, dan memeluknya
"Terimakasih juga sudah menjadi lelaki penyabarku"
Ruangan ayah yang biasa selalu dijaga perawat, hari itu tidak ada satu perawatpun diruangan ayah, Dr Alex berjalan menuju ruang rawat ayah, muka dokter Alex begitu kesal mendengar berita ada penyelewengan dana dirumah sakit ini dan hanya ayah yang punya bukti, dr Alex mengancam ayah akan menghancurkan karir dokter Wildan jika mengeluarkan bukti itu, seketika wajah ayah berubah kesal dengan seluruh tenaga beliau berusaha bangun dari tempat tidur dan berdebat dengan dr Alex, tapi ditengah perdebatan ayah dan dr Alex tiba² ayah seperti terkena serangan jantung ayah tergeletak dilantai rumah sakit, dr Alex tersenyum sinis, dan meninggalkan ayah, tak lama kemudian perawat datang dan panik melihat kondisi ayah tergeletak dilantai, perawat segera memencet tombol darurat dari kamar rawat inap ayah, aku dan Wildan bergegas lari ditengah lorong kami bertemu om Wildan yang juga sedang berlari menuju ruang rawat inap ayah, aku sudah melihat air mata terus jatuh dari mata lelakiku dia sangat takut kehilangan ayahnya, sesampainya kami diruangan rawat inap ayah kondisi jantung ayah sudah sangat lemah Wildan segera melakukan CPR untuk ayahnya, dia terus menekan dada ayahnya untuk menormalkan detak jantung ayahnya kembali, aku melihat suamiku sudah bercucuran air mata, dia terus berusaha melakukan CPR tapi takdir berkata lain, ayah sudah pergi, lelakiku tersungkur dilantai rumah sakit dia menyesali tidak bisa menyelamatkan ayahnya, dengan langkah yang gontai aku mencoba menghampiri suamiku memeluknya memberinya kekuatan, dia hanya terus terisak dipelukan ku, ayah yang sangat hebat untuknya kini sudah pergi meninggalkannya, yang bisa aku dengar dari mulut suamiku hanya
"Ayah tolong kembali"
"Ayah tolong kembali"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Cintaku
RomansaCerita ini hanya fiktif belaka, karena saya begitu mengidolakan Ria Yunita dan Wildan Alamsyah, maka saya memakai nama mereka dicerita saya, mohon maaf jika ada yg tidak berkenan, Untuk K'k Ria Yunita dan Abang Wildan Alamsyah maaf saya membuat ceri...