Suara dentingan besi dipadu dengan kaca memenuhi ruangan luas disebuah rumah, terlihat 4 orang perempuan tengah mengenakan seragam sekolah dan sedang menikmati makanan di depan masing-masing yang tersisa sedikit.
"Hari ini aku akan membawa motor, ada yang ingin pergi bersamaku?" Jisoo, sang kakak tertua bertanya ketika mereka akan beranjak dari ruang makan setelah menyelesaikan sarapan mereka.
"Aku! Aku!" Rosé bisa juga disapa dengan Rosie ataupun dengan nama lain Chaeyoung mengangkat tangannya dengan semangat.
"Yasudah, ayo." Jisoo menggenggam tangan Chaeyoung yang memang berada di sampingnya, membawanya keluar rumah.
Tersisa Jennie, umurnya yang hanya berbeda setahun dengan Jisoo dan Lisa yang merupakan kembaran Chaeyoung tapi tidak identik yang umurnya terpaut 1 tahun dengan Jennie dan 2 tahun dengan Jisoo.
"Kak, boleh aku ikut bersamu?" Lisa memasang muka penuh harap pasalnya ia tak terbiasa pergi sendiri, biasa ia akan bersama Rosé tapi hari ini Rosé sedang mengkhianatinya.
"Ya, tentu. Kau ini seperti sedang bersama orang asing saja. Ambil tasmu segera." Jennie menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan adik bungsunya ini.
Jisoo memasang helm dengan sempurna dikepala Chaeyoung, dan bergegas menaiki motornya disusul Chaeyoung yang duduk dibelakangnya.
"Pengangan yang erat," Titah Jisoo yang tentu saja dilakukan Charyoung dengan senang hati.
"Rosie, aku menyuruhmu untuk pegangan bukan memelukku."
"Aku sedang ingin memelukmu kak, tidak usah bawel, cepat lah nanti kita terlambat."
"Yaak! Kau.. tapi jangan seerat ini juga, aku susah bernafas. Kau ingin kita mati, huh?" Kekesalan Jisoo itu hanya dibalas dengan tawa oleh Chaeyoung tanpa berniat melonggarkan pelukannya. Mau tidak mau membuat Jisoo menjalankan motornya juga karna menyadari berdebat dengan adiknya ini tak ada artinya sekarang.
Jisoo memarkirkan motornya dengan sempurna, dan membuka helmnya lalu bergantian membuka helm Chaeyoung, karna adiknya yang satu itu sama sekali tidak punya keahlian untuk membuka helm sendiri, setelahnya ia merapikan rambut Chaeyoung yang sedikit berantakan.
"Nah sudah cantik." Jisoo tersenyum lembut menatap adiknya lalu mencubit pipi gembul milik Chaeyoung dengan gemas. Kedua adiknya memang menggemaskan.
"Jangan seperti ini, aku malu." Chaeyoung merasakan pipinya memerah diperlakukan Jisoo didepan umum seperti ini, ia malu ditatap banyak orang seperti ini. Chaeyoung tidaklah sepopuler saudara-saudaranya yang sangat menonjol di sekolah mereka dengan bidang masing-masing, tak seperti dirinya yang biasa saja.
"Baiklah-baiklah, ayo ku antar ke kelasmu."
"Aku bisa sendiri, kak."
"Ya, lalu beberapa menit kemudian kau terkapar di uks karna terkena bola, bukan begitu maksudmu?"
Jisoo menggelengkan kepalanya mengingat betapa khawatirnya dia ketika temannya mengatakan Chaeyoung pingsan karna terkena lemparan bola basket padahal mereka sudah meneriakinya tapi seakan telinga Chaeyoung ditutup rapat-rapat oleh sesuatu.
"Yhaa! Itu karna mereka saja ya-"
"Sudah ayo, sebentar lagi bel berbunyi." Chaeyoung hanya bisa pasrah ketika Jisoo menuntunnya dengan lembut.
Disisi lain, Jennie dan Lisa baru sampai di sekolah mereka yang besar dan luas itu. Tak henti-hentinya Jennie mengomeli Lisa yang ternyata masih haru membereskan bukunya untuk hari ini belum lagi hari ini jalanan macat tak seperti biasanya.
"Berhentilah mengoceh, kak. Kepalaku pusing mendegar nyanyian rapmu itu."
"Yaak, Lalisa kau ini--"
![](https://img.wattpad.com/cover/204190903-288-k971800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serene
Фанфик4 bersaudara Ngga usah berekspektasi apa-apa. Ngga usah baca jikalau tidak mau ngevote. Oke? Oke. Ngga. Becanda.