I'll keep you safe

3.6K 402 3
                                        

Jisoo memijit pangkal hidungnya pelan, mulai merasa lelah dengan aktivitasnya sebagai siswa tingkat akhir yang padat dengan penambahan materi. Jam istirahat sudah berdering beberapa menit yang lalu, namun dirinya enggan beranjak dari tempat duduknya meski merasa ia butuh tambahan energi.

Tak lama fokusnya teralih pada ponsel yang bergetar disaku seragamnya. Senyumnya mengembang mendapati pesan yang dikirim oleh Chaeyoung.

My lit chipmunk 🐿️
Kak, apa kau akan ke kantin? Jika ya, mau ku pesankan? Mau apa?

Jiso
Apa kau sendirian?

My lit chipmunk 🐿️
Kalau orang nanya itu dijawab 😡
Tidak, aku bersama Joy

Jisoo terkekeh kecil membaca balasan adiknya itu, lalu segera membalas, mengatakan bahwa ia tidak ke kantin karna ada tugas yang harus ia kerjakan dan mendapati balasan adiknya itu dengan kata 'Semangat' dan beberapa kata pendek lainnya

Klasik namun ia tetap merasa bahagia.

Terlanjur membuka ponselnya, Jisoo memutuskan untuk segera menulis beberapa kata untuk adik bunsgunya yang telah berangkat sejak kemarin.

From : Jisoo
Hei jagoan apa kau siap merebut gelar juara lagi kali ini? Jika ya katakan "ya"

Lisa
Yaaa

Jisoo
Yaa

Lisa
Yaa

Jisoo
Ya ya boombayah

Lisa
Yaaak! Dasar kura-kura garing sekali

Jisoo
Bilang saja kalau kau disana sedang tersenyum jelek membaca pesanku

Jisoo
Apapun hasilnya nanti, kau tetap penari terbaik bagi kami, jadi jangan terlalu memaksa dirimu sampai berlatih tidak tau waktu, oke?

Lisa
Siap captain! Doakan aku oke? Sudah dulu kami harus segera bersiap-siap. Terima kasih, aku menyangimu

Bertepatan dengan pesan Lisa terakhir saat itu juga bel masuk berdering yang tak lama disusul oleh gurunya yang memasuki kelas, setelah membalas bahwa ia juga sangat menyangi adiknya itu, Jisoo menyimpan kembali ponselnya dan bersiap untuk mengikuti pelajaran dengan semangat penuh.

.
.

Chaeyoung mengangkat tinggi tangannya ketika gurunya kembali duduk seusai menerangkan. Ia sudah gusar ditempat duduknya sedari tadi.

"Ya Chaeyoung, ada apa?"

"Permisi pak, apa saya boleh ijin ke toilet?" Mendapati anggukan yang bertanda ya membuat Chaeyoung segera berdiri dan berjalan keluar.

"Saya juga pak." Sama-sama mendapati anggukan, Joy segera menyusul Chaeyoung dengan langkah terburu-buru.

Chaeyoung sedikit terkejut setelah keluar dari salah satu bilik kamar mandi dan mendapati Joy yang tengah membasuh tangannya.

"Sejak kapan kau disini?" Chaeyoung ikut membasuh tangannya disebelah temannya itu.

"Tadi, tidak lama setelah kau keluar." Ujar Joy sekenanya.

"Kenapa aku tidak tau?"

"Karna kau tadi buru-buru." Lagi Joy menjawab seadanya, ia melangkah menjauh dari Chaeyoung lalu mengeringkan tanganya dan mengerutkan keningnya melihat Chaeyoung yang menatapnya dengan curiga.

"Kau kenapa sejak dua hari ini selalu membuntutiku terlebih jika aku ke toilet?" Hal ini sedikit menganggu Chaeyoung sebenarnya, mengingat Joy yang sangat malas keluar kelas jika sedang belajar.

"Kenapa kau jadi percaya diri seperti ini? Kebetulan saja jika panggilan alam kita beberapa hari ini ditakdirkan sama. Yasudah ayo kembali ke kelas." Dengan satu tarikan Joy menyeret Chaeyoung keluar dari toilet yang sepi yang barusan mereka tempati.

"Kau ini, aku bisa berjalan dengan benar Joy." Mendengar pekikan kesal temannya itu Joy segera melepaskan pegangan tangannya dan tersenyum tanpa dosa yang dibalas oleh cibiran kecil oleh Chaeyoung.

Bukan tanpa alasan Joy melakukan ini, tentu saja ini permintaan dari Lisa sebelum dia pergi lomba untuk beberapa hari yang lalu. Sejak kejadian itu Lisa semakin ketat pada Chaeyoung dan memastikan Chaeyoung tidak kemana-mana sendiri dilingkungan sekolah dengan meminta bantuan Joy selaku teman sekelas dan yang paling dekat dengannya.

Melihat raut wajah Lisa yang memohon tentu saja membuatnya langsung berkata 'ya' meski Lisa tidak menyebutkan dengan jelas kenapa ia harus seperti itu kepada Chaeyoung. Namun Joy tak ambil pusing ia mengenal Chaeyoung lumayan lama dan ia tau belakangan ini Chaeyoung cenderung lebih pendiam dari biasanya meskipun pada dasarnya ia seorang anak yang pendiam.

.
.

Jennie melambaikan tangannya ketika melihat Chaeyoung yang seperti kesulitan mencarinya dipakiran sekolah mereka yang luas. Chaeyoung baru menyadarinya ketika Joy menyenggolnya dan memberitahunya keberadaan kakaknya tersebut, dan saling melambaikan tangan untuk berpisah.

"Kesulitan ya mencariku tadi?" Tanya Jennie ketika mereka berdua sudah di dalam mobil dan segera keluar dari area sekolah

"Heum, aku kesulitan mencarimu."

"Kau secara tidak halus mengatakanku pendek begitu?" Jennie memicingkan mata kucing miliknya menatap adiknya yang memang memilili postur lebih tinggi dari mereka kakak-kakaknya begitu juga dengan Lisa yang melebihi tinggi mereka Jisoo dan Jennie.

"Aku tidak ada berkata seperti itu. Tapi ada betulnya juga sih perkataan kakak barusan." Chaeyoung tertawa ketika mendapati kakaknya tersebut memajukan bibirnya itu beberapa senti apa lagi ditambah pipi mandu kakaknya yang menggebung. Chaeyoung semakin semangat menggoda kakaknya tersebut.

"Yasudah, padahal niatnya aku ingin singgah di tempat makan dan mentraktirmu, tapi karna kau hari ini menyebalkan. Maka kuputuskan untuk membatalkan keinginanku itu." Jennie tersenyum pongah ketika mendapati Chaeyoung yang panik dan meminta maaf dengan mukanya yang memelas.

"Tidak mau." Jawab Jennie kukuh, sebenarnya ia tidak tega melihat wajah lesu adiknya itu. Namun ia tak ingin kalah dari Chaeyoung yang telah menggodanya tadi.

"Aku janji kak, tidak akan seperti itu lagi. Kau tau kak aku sedang hemat, jadi kumohon traktir aku. Aku lapar sekali sepertinya perutku sakit lagi karna sudah lama tidak diberi makan." Chaeyoung tertunduk sedih, meletakkan tangannya pada perutnya yang tak terlihat buncit meski hobby adiknya itu adalah makan.

Jennie tidak tahan lagi dengan tingkah menggemaskan adiknya ini jika sudah menyangkut makanan, "Iya iya yasudah mau makan dimana, hm?" Jennie kalah pada akhirnya tak kuat dengan tingkah menggemaskan adiknya tersebut.

"Dimana saja tidak masalah. Nanti aku gantian yang akan mentraktir kakak memakai uang lombanya Lisa kalau dia sudah pulang nanti" Senyum Chaeyoung benar-benar tanpa dosa setelah mengatakan itu.

Serene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang