Stay

4.8K 467 19
                                    

Jisoo memandang satu persatu adik-adiknya dimeja makan, memang tidak ada yang salah dengan keheningan ketika mereka sedang makan namun Jisoo merasa atmosfir saat ini berbeda, terlebih pada adik kembarnya. Chaeyoung yang terlihat lebih banyak diam serta Lisa yang tak terlihat bergairah untuk menjalani hari ini.

"Apa kalian baik-baik saja?" Jisoo langsung bertanya setelah makanan pada piring mereka tidak ada makanan yang tersisa.

"Sangat baik." Sahut Jennie dengan pandangan bingung pada kakak sulungnya tersebut.

"Aku tidak bertanya padamu, Jen. Aku bertanya pada si kembar, apa kau merasa tidak aneh mereka terlihat lebih pendiam dari biasanya?"

Jennie langsung meneliti wajah adiknya itu satu-persatu, memastikan ucapan Jisoo.

"Ada apa denganmu Rosie? Wajahmu terlihat sedikit pucat, dan kau Lisa apa kau sedang mengatur ekspresi untuk memalak pr temanmu nanti? Sungguh tidak enak dilihat." Jisoo hanya mengangguk membenarkan perkataan Jennie barusan.

"Aku baik-baik saja kak," Rosé memberikan sebuah senyuman untuk meyakinkan para kakaknya itu jika ia baik-baik saja.

"Yaak, apa mukaku terlihat seperti preman huh? Menyebalkan sekali." Lisa mendengus sebal, Jennie sepertinya ketularan Jisoo yang suka sekali mencari ribut padanya.

"Chaeng, kau pergi dengan siapa hari ini?" Tanya Lisa kemudian sembari menatap sang kembaran dengan penuh arti.

"Aku ingin pergi sendiri." Jawab Chaeyoung pelan.

"NO!" Saudaranya kompak berteriak. Meskipun Lisa adalah si bungsu entah kenapa ia seperti memiliki kewajiban untuk melindungi kakak kembarannya itu.

"Yak, tidak boleh. Selagi masih ada aku kalian tidak boleh berangkat sendiri-sendiri. Kau berangkat dengan Jennie saja hari ini." Putus Jisoo sepihaki.

"Ugh, padahal aku bukan anak kecil lagi."   Chaeyoung menggerutu pelan di samping Jennie yang langsung menggandengnya meninggalkan ruang makan dan menuju ke mobil mereka.

"Kata siapa, hm? Bagiku kalian tetap anak kecil. Ayo berangkat. Dan jangan manyun, kau semakin terlihat seperti chipmunk saja."

.
.
Rosé melangkah masuk kedalam kelas, setelah kepergian Lisa. Suasana kelasnya damai seperti biasa, ada yang sibuk dengan buku dan beberapa sibuk mengobrol membentuk lingkaran kecil.

Rosé menghela nafas berat, dipegangnya bibirnya yang masih menyisakan warna kebiruan yang samar. Tak sadar ia telah merenung bahkan ketika disaat jam pelajaran telah berlangsung. Sampai suara ketukan pintu mampu mengalihkan lamunannya. Ketika dilihatnya seseorang yang sedang meminta ijin untuk memanggilnya dengan alasan dipanggil oleh guru  membuat ia gelagapan sendiri, bahkan debaran jantungnya berdetak lebih cepat.

"Chaeyoung, keluarlah." Chaeyoung menelan salivanya kasar, dengan terpaksania bangkit dan melangkahkan kaki keluar kelas mengikuti langkah kaki kakak kelas yang memanggilnya tadi.

Suasana sekolah yang sepi membuat Chaeyoung putus harapan akan keselamatannya kali ini.

.
.

Jisoo mengangkat tangan ketika gurunya baru saja selesai menjelaskan pelajaran dari papan tulis, setelah mendapat anggukan yang menandakan diperbolehkannya ia ijin untuk ke toilet, Jisoo segera keluar dari kelas dengan langkah kaki yang lebar.

Jisoo mengumpat kesal ketika kamar mandi yang dekat dari kelasnya sedang dalam perbaikan, dengan cepat memutuskan untuk melangkah kakinya menuju toilet yang lain, namun langkah itu berhenti sebentar ketika bola mata hitamnya menangkap samar seperti bentuk tubuh Chaeyoung dari jauh kearah halaman belakang sekolah.

Serene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang