"Chongah! Lihat kucingnya sangat lucu."
"Semua kucing yang kulihat seakan memintaku untuk menggendong mereka."
"Chongah!"
"Chaeyoung."
"Chaeng! Chaeng!"
"Rasanya aku akan meninggal melihat kucing lucu sebanyak ini. Ini benar-benar surga."
"Yak Lalisa berhenti mempermalukanku." Chaeyoung menggerutu kecil tatkala setiap kali Lisa berteriak melihat kucing yang Chaeyoung akui lucu semua.
Saat ini mereka sedang berada di pet house untuk memenuhi ucapan Chaeyoung saat itu untuk membelikannya kucing sebagai hadiah ulang tahun nanti.
"Chongah Chongah! Aku ingin kucing ini. Liatlah bulunya halus dan putih seperti salju, matanya seperti kak Jennie. Astaga menggemaskan sekali aku ingin membawanya pulang." Lisa lagi-lagi membuat beberapa tatapan pengunjung berpusat pada mereka dengan pekikan girangnya.
Gemas, tak habis pikir gadis tinggi sepertinya akan bertingkah seperti anak-anak yang baru saja menemukan gulali kesukaannya dan merengek untuk dibelikan.
"Okey, tapi berhentilah bersikap seperti bocah 5 tahun Lisa-ya. Apa kau tidak malu sedari tadi banyak yang menatapmu dengan geli?"
"Aku tidak peduli." Ucap Lisa acuh dan masih betah untuk bermain dengan kucing yang masih berada dikandangnya itu.
"Yasudah, jadi kau benar-benar menginginkan kucing yang ini?" Tanya Chaeyoung memastikan.
"Ya, ini." Ujar Lisa final dengan senyum lebarnya, senyuman itu juga otomatis menular pada Chaeyoung.
"Baiklah, ayo."
Disinilah mereka sekarang, di taman yang sedikit ramai dengan pengunjungnya. Chaeyoung dan Lisa lebih memilih duduk diatas rerumputan hijau yang kering menikamti sore ini dengan perasaan bahagia masing-masing.
"Kucingnya bisa mati jika kau terus-terusan memeluknya erat seperti itu." Chaeyoung menggelengkan kepalanya tak habis pikir, pasalnya sedari tadi selain menciumnya tanpa henti, Lisa juga sesekali melempar anak kucingnya itu keatas lalu menangkapnya.
"Tidak akan." Tapi setelah mengucapkan itu Lisa memasukkan anak kucingnya ke dalam kandang yang berada disampingnya.
"Terimakasih Chaeyoungie, ini merupakan kado terhebat yang pernah ku terima." Lisa memeluk saudaranya itu dengan erat membuat Chaeyoung lagi-lagi menggurutu karna kesulitan untuk bergerak.
"Ya, sama-sama. Dan kau bisa melepaskan pelukanmu ini Lisa, aku kesulitan bergerak." Meski berujar seperti itu Chaeyoung sama sekali tak ada melakukan pergerakan untuk melepaskan pelukan adiknya itu.
"Tidak akan. Biarkan seperti ini sebentar saja, entah kenapa aku merasakan perasaanku tidak enak." Mendengar perkataan Lisa barusan, membuat Chaeyoung tertegun, sehingga membuatnya terdiam membisu.
"Nah sudah, perasaanku sudah lebih baik." Lisa melepaskan pelukannya setelah cukup lama dengan perasaan sedikit membaik tentunya meski perasaan mengganjal itu masih mengikutinya.
"Jadi kenapa kau tiba-tiba mengajakku sekarang padahal masih ada besok sebelum hari ulang tahun kita." Tutur Lisa sembari menjatuhkan kepalanya pada bahu Chaeyoung, menatap langit sore yang hangat.
"Aku ada urusan besok yang tidak bisa ditinggalkan, aku tiba-tiba terpilih untuk tampil solo diacara kelulusan nanti, jadi besok aku harus banyak berlatih karna waktunya yang sudah dekat."
"Kau serius? Serius Chaeyoungie? Sungguh? Luar biasa! Aku ingin menemanimu besok, besok aku tidak memiliki jadwal apapun selain rebahan." Ujar Lisa dengan penuh antusias tentunya, akhirnya kembarannya itu mau menunjukkan bakatnya yang selama ini ia tutupi rapat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serene
Fanfiction4 bersaudara Ngga usah berekspektasi apa-apa. Ngga usah baca jikalau tidak mau ngevote. Oke? Oke. Ngga. Becanda.