Not Okay

6.5K 532 6
                                    

Lisa menahan gejolak amarahnya, membuang nafasnya secara kasar, ia mengalah dan menuruti keinginan Chaeyoung untuk tetap bungkam.

"Baiklah, ayo ke uks mengobati lukamu. Istirahat hanya tersisa 10 menit lagi." Ujar Lisa dengan pelan.

"Tunggu istirahat selesai saja, aku tak ingin keluar dengan keadan seperti ini."

"Maka dari itu, kau tidak boleh diam saja Chaeyoung! Biar kau tidak mendapat perlakuan seperti ini lagi. Ku mohon," Mata Lisa berkaca-kaca bahkan nafasnya pun sudah tercekat ditenggorokan, kesulitan untuk mengatur emosinya untuk tidak meledak.

Chaeyoung memejamkan matanya, hatinya sakit melihat Lisa yang tidak pernah seputus asa ini sampai gadis itu rela  memohon seperti ini demi dirinya yang egois. Meski begitu pertahanan serta janji yang telah ia bangun tidak akan ia biarkan runtuh dengan permohonan saudarinya tersebut.

"Pergilah Lisa, terserahmu karna aku tetap pada pendirianku."

"Terserahmu saja Chaeyoung! Aku tidak peduli!"

Ada nada marah yang Chaeyoung tangkap dari Lisa, sebelum akhirnya ia mendengar langkah Lisa pergi meninggalkannya sendiri. Menimbulkan kesunyian yang membuat ia lagi dan lagi harus menahan tangis.

Meski tak lama Chaeyoung kembali memejamkan matanya ketika mendengar suara langkah seseorang mendekatinya. Dengan mudah dapat ia tebak siapa orang itu.

"Kenapa kau kesini lagi?"

"Diamlah, selagi aku masih berbaik hati."  Lisa perlahan ikut duduk disebelah kembarannya itu, meletakkan perlatan P3K di sampingnya, dengan hati-hati ia meraih wajah berpipi gembul itu yang memperlihatkan luka kebiruan yang tak begitu jelas serta bibirnya yang terluka.

Chaeyoung mencoba menahan perih ketika Lisa mengobati bibirnya yang terluka. Rasa bersalah begitu menyelimuti segenap hatinya.

"Pelan-pelan Lisa-ya, ini sakit." Chaeyoung membuka matanya melihat Lisa yang memasang wajah datar sembari menekan-nekan bibirnya.a

"Maaf dan sekarang diamlah aku sedang berkonstrasi mengobatimu. Ini pertama kalinya didalam hidupku kau tau."

"Nah sudah selasai." Sentuhan salap menjadi bagian akhir pengobatan dari Lisa. Lalu tersenyum bangga karna luka Chaeyoung sudah tidak terlalu terlihat.

"Terima kasih,"

"Sama-sama. Istirahatlah disini sebentar, aku sudah memberi tahu Joy jika kau sedang sakit perut jadi akan melewatkan kelas."

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Tenang saja."

.
.

Jisoo melambaikan tangannya saat mendapati Chaeyoung yang tengah berjalan kearahnya dengan senyuman.

"Kenapa kau tidak membiarkanku menjemputmu dikelasmu, huh?" Jisoo menggembungkan pipinya, sedikit membuang muka pada adiknya itu, membuat Chaeyoung tak mampu menahan senyumnya melihat kakak tertuanya bertingkah seperti anak kecil.

"Aku hanya tidak ingin kelasku kembali heboh mendapati Queen sekolah repot-repot naik kelantai atas hanya untuk menjemput adiknya."

"Aku tidak pernah merasa repot, apa lagi tadi kudengar dari Joy kau sakit, aku khawatir." Wajah Jisoo langsung berubah drastis saat melihat wajah adiknya itu dengan jelas, melihat wajah pucat milik Chaeyoung kekhawayirannya semkin menjadi

"Aku sudah tidak apa-apa, kak. Jangan khawatir."

"Bagaimana caranya aku tidak khawatir? Bahkan jalanmu tidak seperti biasanya, kau terus memegangi perutmu."

Serene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang