Fire

2.5K 320 12
                                    

Jisoo meneguk minuman berwarna coklat yang masih mengepulkan asapnya, pertanda bahwa minuman itu masih panas tapi Jisoo tidak peduli sama sekali.

Saat ini ia sedang duduk seorang diri di tengah keramaian pengunjung cafe, masih lengkap dengan seragam sekolahnya karna ada yang membuat ia enggan untuk cepat sampai di rumah.

Maka dari itu ia memutuskan untuk menenangkan dirinya agar mampu berpikir jernih. Karna sedari tadi pikirannya kembali berputar pada kejadian berapa hari yang lalu.

"Kau Joy kan teman sebangkunya Chaeyoung?" Suasana kamar mandi saat itu sepi, Jisoo yang baru masuk melihat Joy tengah berkaca langsung bertanya untuk menuntaskan rasa penasarannya yang telah ia simpan beberapa hari ini.

"Iya kak. Ada apa?" Tanya Joy dengan gugup pasalnya aura yang Jisoo keluarkan sungguh mengintimidasinya.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu, jadi tolong jawab jujur. Minggu lalu apa di kelasmu apa ada anak yang berkelahi?" Joy terlihat berpikir, tak ada satu infopun yang dia dapat tentang perkelahian di kelas meraka meskipun beberapa hari ia tidak hadir, karna Joy merupakan anak yang sangat update, terlebih ini di kelasnya pasti seharusnya sudah ramai dibahas di groupchat kelasnya.

"Seingatku tidak ada kak, beberapa hari yang lalu sebenarnya aku tidak hadir tapi anak kelas sama sekali tidak ada yang membahas soal perkalahian." Diamnya Jisoo dengan raut wajah yang memendam kekecewaan membuat Joy panik sendiri takut telah salah berbicara.

"Ah gitu ya, makasih infonya, Joy." Joy membalas seadanya ucapan Jisoo dan dengan begitu Jisoo kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti untuk memasuki salah satu bilik disana

Dengan perasaan kekecewaan yang mendominasi, Jisoo bertanya pada dirinya sendiri hal apa yang telah ia lewatkan sehingga Chaeyoung lebih memilih menutupi diri dan tidak ingin berbagi, meski disisi lain ia memiliki pikiran negatif lainnya jika adiknya itu sesungguhnya memang berkelahi dengan seseorang namun mengingat adiknya yang pendiam dan bukan seperti orang yang suka mencari musuh, Jisoo membuang jauh-jauh kembali pikirannya itu.

Jisoo tidak tau, haruskan ia memaksa Chaeyoung untuk berkata jujur atau menunggu Chaeyoung yang akan bercerita sendiri nantinya.

.
.

Setelah berpindah tempat dari taman, Lisa menuruti permintaan kembarannya itu tanpa banyak protes ke tempat makan yang tak jauh dari sana. Lisa memperhatikan kembarannya itu yang masih asik mengunyah, sedikit iri sebenarnya dengan perut karet yang Chaeyoung miliki.

"Pelan-pelan nanti kau bisa tersedak, lagi pula tidak ada yang berniat meminta punyamu." Ucap Lisa mengingatkan ketika melihat saudarinya itu dengan buru-buru memasukkan makanannya.

Chaeyoung yang selalu mengabaikan perkataan Lisa membuat Lisa berdecak kesal ditempatnya.

"Minum Lisa-ya." Pinta Chaeyoung, setelah menerima gelas yang diberi Lisa, Chaeyoung segera meminumnya dan menyandarkan dirinya pada tempat dia duduk.

"Astaga makanannya enak sekali, perutku terasa penuh sekarang." Ucap Chaeyoung dengan binar matanya yang bahagia, Lisa mengangguk pertanda setuju dengan rasa makanannya.

"Tapi makanmu benar-benar seperti hewan berhidung merah jambu, kau tau?"

"Yaak! Kau mengataiku babi huh?"

"Aku tidak bilang begitu, kau yang menyebutnya seperti itu." Lisa terkekeh kecil melihat saudarinya itu memanyunkan bibirnya tak terima.

"Sialan kau."

"Begitu saja marah, nanti kau cepat tua jika marah terus-terusan."

"Kenapa kau jadi mebyebalkan seperti ini?" Bukannya menjawab Lisa malah tertawa melihat Chaeyoung yang sedang kesal, sudah lama ia tidak mendapati ekspresi saudaranya yang seperti ini.

Serene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang