Capt. 30

1.9K 128 21
                                    

🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶

Hujan telah berhenti saat Lisa berlari masuk kekamar dengan terburu - buru dan menutup pintu. Meninggalkan ruangan yang kini sepi setelah kepergian Jiyong. Dia bersandar pada pintu mengendalikan nafasnya. Dia naik keatas kasur karena kakinya yang lemas setelah mendengar permintaan Jiyong secara tiba - tiba tanpa persiapan apa pun bahkan tanpa cincin lamara.

Lisa terus menatap atap kamar hingga pagi datang ia tidak bisa tidur memikirkan apa yang harus ia lakukan jika Jiyong benar datang untuk menjemputnya bertemu dengan keluarganya. Bahkan jika itu terjadi Lisa belum sama sekali membicarakan ini kepada kedua orang tuanya. Hingga bunyi handphone di pagi hari mengagetkan nya.

" Hallo " sapa Lisa dengan nada serak karena begadang.

" Kau begadang?" Tanya Jiyong di balik telfon.

" Oppa, mau apa?"

" Buka pintu aku tekan bel sejak tadi tidak kau buka" pinta Jiyong yang ternyata sudah datang sejak lima belas menit yang lalu dan menekan bel beberapa kali namun tidak ada jawaban.

Lisa panik terduduk masih di atas kasur. Ia percaya ternyata Jiyong benar datang di pagi hari untuk menjemputnya.

" Oppa kau benar datang"

" Iya cepat buka pintunya"

Dengan rambut, wajah yang berantakan dan juga buju tidur kebesaran, Lisa berlari membuka pintu.

Melihat penampilan Lisa, Jiyong tertawa betapa tidak, karena dengan jelas ia bisa melihat keburukan Lisa untuk pertama kalinya.

" Ya ada apa dengan mu, seperti terkena bencana alam" ucap Jiyong tertawa gemas.

Menyadari penampilannya Lisa lekas berlari menuju kamar dan menguncinya.

" Cepat mandi aku sudah membelikan sarapan untuk mu" teriak Jiyong.

Dia membeli makanan ketika perjalanan menuju apartemen Lisa untuk sarapan bersama. Jiyong mengeluarkan semua makanan yang ia bawa berupa sandwich dan juga susu coklat kesukaanya dan juga Lisa.

Dua puluh menit berlalu Lisa keluar dari kamar dengan pakaian rapi menurutnya. Ia memakai celana jins dan juga kaus yang dibalut kardigan berwarna peach.

" Oppa kenapa kau jadi seperti ini?"

" Karena mu, ayo cepat sarapan" Jiyong menarik tangan Lisa untuk duduk bersamanya di meja makan.

" Oppa ternyata menyebalkan "

Lisa memakan sarapannya dengan cepat karena sedikit kesal dengan sikap Jiyong yang ternyata sedikit egois jika tengah menginginkan sesuatu.

Tepat pukul sepuluh siang Jiyong pergi membawa Lisa dengan sedikit paksaan, bukan Lisa yang tidak mau hanya saja dia sedikit malu karena ini pertama kalinya ia dilamar dan diajak bertemu keluarga Jiyong dengan alasan meminta izin untuk menikahi Lisa.

MELLIFLUOUS ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang