11=> Benar-benar Berpisah.

256 20 15
                                    

Keesokan harinya Amira memang sengaja tidak masuk sekolah karena kondisi badannya yang tidak stabil.

Kemarin merupakan hari yang paling menyakitkan bagi Amira karena ia mengetahui bahwa Dito tidak tulus cinta dengannya melainkan hanya memanfaatkan dirinya.

Amira bertekad apabila ia turun sekolah ia akan menemui Dito lagi dan kembali bersikap tegas sebagaimana Amira yang biasanya.

Dua hari sudah Amira tidak masuk sekolah.

"Besok gw harus temuin Dito!" Amira bertekad pada dirinya.

<♡><♡><♡>

Hari ini di sekolah terasa tak berarti bagi Amira. Inilah salah satu alasannya mengapa ia tidak ingin terjerumus ke masalah percintaan.

"Dito gw minta waktu bentar buat ngomong sama lo." pinta Amira kepada Dito yang sekarang ada di hadapannya bersama Feby.

"Disini aja." balas Dito.

"Ini penting gak bisa diomongin disini." harap Amira yang sesekali melirik ke arah Feby yang sudah muak dengan omongan mereka.

"Ngomong disini aja kali gak bisa apa?!" Feby yang bersuara, ia kesal dengan Amira yang terus memaksa Dito untuk ikut dengannya.

"Gak, ini urusan gw sama Dito!" jawab Amira yang mulai terpancing emosinya.

"Udah-udah! Feby sayang kamu ke kelas dulu ya nanti aku nyusul kok." ucap Dito beralih kepada Feby yang sudah nampak kesal.

Amira yang mendengar ucapan Dito barusan merasa tertusuk oleh ribuan pisau. Ia merasakan sakit yang amat dalam. Orang yang ia harap bisa menjaganya, melindunginya, menyanyanginya, kini telah sirna menjadi seseorang asing yang sepertinya muak dengan kehadirannya.

"Kamu kenapa berubah? Salah aku sama kamu apa Dit?" tanya Amira dengan menahan air matanya.

"Gak ada yang berubah dari gw." ucap Dito dingin tanpa ingin memandangi Amira.

"Jelas-jelas lo berubah Dit." ujar Amira yang mulai mengeluarkan air mata.

"Gw gak berubah, lo nya aja yang jadi orang terlalu baperan. Diperhaiin dikit aja langsung berharap banget." ucap Dito tak peduli.

"Terus semua perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta yang selama ini lo lakuin cuma bohongan? Gila lo Dit." ucap Amira tersenyum kecut.

"Terus kenapa hah?! Gak terima?" balas Dito dengan santai.

"SEMUA COWO MEMANG SAMA AJA INI ALASAN GW DARI AWAL GAK MAU NERIMA LO JADI COWO GW. LO CUMA BISA NYAKITIN GW, KENAPA GAK DARI AWAL AJA GW MIKIR KALO LO ITU CUMA MAININ GW DOANG. CUIHH! GAK SUDI GW PERNAH PACARAN SAMA LO!" ucap Amira dengan semua kekesalannya.

"Baru tau kalo gw kayak gitu? Bagus deh." balas Dito santai dan langsung pergi meninggalkan Amira.

"Dito!" panggil Amira sedikit berteriak dan saat itu membuat langkah kaki Dito terhenti.

"Apa?" tanya Dito tanpa beralih pandang kepada Amira.

"Makasih karena selama ini udah bikin gw bahagia, udah mau jadi pahlawan gw, udah mau ngelindungin gw, sekarang lo boleh pergi dan kembali bahagia sama Feby. Gw udah gak bisa maksa lo buat balik lagi ke gw, gw gak mau naruh harapan lebih lagi terhadap lo. Gw nyerah Dit, makasih sekali lagi." ujar Amira dengan mata yang sudah berair.

'Amira'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang