Perihal Asha (Revisi)

311 25 10
                                    

Maaf dan hati-hati banyak perubahan kata saat menjelang revisi.

Jika berkenan silahkan baca ulang.
Keep enjoy❤️

Judulaku ubah ya.
Dari Asha menjadi Perihal Asha.

🍭

Benar saja. Apa yang dikatakan Satryo kemarin saat di café terjadi. Berita besar yang tiba-tiba merebak di lingkungan sekolah mereka menyebar begitu cepat. Kabar dan desas-desus tentang tanggal hari jadi Rehan dan Aisyah menjadi perbincangan hangat.

Komentar pedas pun kadang kala di berikan. 'Satryo yang lebih cocok dengan Aisyah lah atau kadang Rehan yang lebih cocok dengan gadis penyuka basket—Asha'

Kelas Ipa dua yang kebetulan sedang olahraga di gabung bersama Ipa tiga. Menyebabkan murungnya wajah Asha saat ini. Gadis itu benar-benar kehilangan semangat. Berbicara pun enggan sedari tadi.

Nabilla yang menggigit kuku nya, khawatir. Memandang Asha yang sedang terbaring lemah di UGD Rumah Sakit terdekat.

Hari ini penuh drama!

Asha yang sejak tadi diam bahkan malas menerima bola dari lawan saat di lapangan, gadis itu tidak fokus. Menyebabkan Bola Basket terkena kepala. Bahkan jatuh hingga terbentur lantai sana.

Beruntung hanya pecah kepala. Walau banyak memerlukan jahitan luka. Setidaknya hal itu membuat Nabilla bersyukur, saudara sepupu nya tidak akan kehilangan ingatan.

Husen bersama Kiazan yang kebetulan lewat pun membantu. Kedua lelaki tampan itu baru saja kembali dari ruangan lab computer. Mengerjakan hasil ujian harian. "Asha kenapa?"

"Kebentur bola basket terus jatuh kak"

Bahkan kejadian yang sempat mencengangkan adalah sikap khawatir Rehan yang berlebihan. Memarahi sang pacar yang katanya baru jadian di hadapan banyak orang. Alhasil Aisyah berdecak marah dan meninggalkan area lapangan tanpa sepatah kata maaf.

"Aduh!"

Meringis, nyaris memekik. Asha memegangi area kepalanya dramatis. Rasa sakit menjalar keseluruh tubuhnya. Mengerjap pelan, berusaha membiasakan tatapan dari pijaran lampu terang di ruangan.

"Sudah bangun? Mau minum air putih dulu?"

Itu Husen. Lelaki tampan yang sayangnya bukan pacar Asha itu menyodorkan sebotol air mineral yang sudah terbuka tutupnya. "Pelan-pelan minumnya. Masih sakit?" Maka saat gelengan pelan dari kepala menjadi jawaban. Husen menghela nafas lega.

"Yang lainnya mana kak?"

"Nabilla lagi di bawah sama Kaizan"

"Di... bawah?"

"Kita lagi dirumah sakit Asha. Kata dokter kamu juga harus dirawat minimal dua hari dua malam. Luka di kepala kamu memang nggak ada yang serius tapi ini" tunjuk nya tepat di perut. "Maag kamu kambuh, dan itu sudah kronis"

"Sudah sadar? Kenapa nggak tidur sampai besok aja?" Delikan tajam di dapatkan oleh Nabilla. Membuat Asha memberenggut kesal.

"Ngeyel. Sudah tau kondisi badan lagi nggak vit, tetap aja maksa-in untuk ikut pelajaran olahraga"

"Maaf"

Iba. Nabilla merubah gaya pembicaraannya menjadi lebih lembut. Bagaimana pun saudaranya baru saja di timpa musibah. Pecah kepala dan patah hati tak berujung "Laper nggak? Aku beli-in makanan di bawah ya?"

"Memang boleh makan-makanan di luar rumah sakit?"

Meneguk saliva dengan kasar. Rehan memandang gadis di depannya dengan tatapan kasihan. "Sha... maafin Aisyah ya? Dia nggak sengaja melempar bola basketnya ke arah kamu"

Mengangguk malas Asha lakukan. Membuang asal arah pandangannya. Hati yang masih berdenyut nyeri membuat ia menahan desakan cairan bening di pelupuk mata. "Nggak pa-pa kok. Cuma kepala sama hati aja yang sakit"

Tak ada yang salah dari kata-kata yang dilontarkan Asha barusan. Tapi Rehan tahu di balik kilasan kata. "Maaf untuk semuanya"

Hening. Bahkan Asha memutarkan kepalanya cepat. Memandang Rehan dengan tatapan bertanya mengabaikan tatapan tajam dari Aisyah yang sedari tadi berdiam diri tanpa mengucap sepatah kata. Sebelum Asha membuka mulut intrupsi dari lelaki berkulit putih menyela. "Rehan, bisa bicara sebentar?"

"Jauhin Asha mulai sekarang" tegas dan tanpa ada kata bantahan. Tatapan tajam dari Husen benar-benar membuat Rehan sama sekali tak berkutik. "Sebenarnya lo yang bodoh atau Asha sih?!

Semua tingkah laku yang gadis itu laku-in sudah menjelaskan semuanya, Rehan. Ashania Shanju Hutami suka sama lo!"

"Maaf bang"

Berdecih sinis. Lonjakan rasa kesal bercampur kecewa memenuhi dada Husen sekarang. "Gue nggak butuh pengakuan maaf lo. Cukup jauhin Asha mulai sekarang. Dan urus cewek gatal lo itu!"

🍭🍭🍭

Nabilla menghela nafas pelan. Gadis itu ditemani kedua lelaki tampan kebanggaan SMAN 3 sedang berjalan menuju kantin Rumah sakit.

Seingatnya tadi, saat dirinya akan berjalan menuju lift bertemu dengan segerombolan murid Ipa tiga. Ditambah eksistensi Chandra—si pemuda jawa yang memaksa untuk ikut menemani. Belum lagi saat Satryo yang ingin turun sebab ada keperluan mendadak di bawah.

"Mas? Kok tumben sekarang jarang main kerumah?"

Menghilangkan euphoria canggung. Nabilla memecah keheningan. Mendongak—dan menatap pahatan wajah tampan dari arah bawah. Membuat Chandra terkekeh pelan. Dengan tangan yang reflex mengelus pucuk kepala.

"Lagi sibuk dek. Banyak ujian dari tempat les yang harus mas kerja-in"

"Tapi nggak ada masalah dengan kak Izan kan?"

"Tenang aja, semuanya baik-baik aja kok. Kalau ada masalah pasti mas nanti cerita"

Berdeham keras. Satryo membuang arah pandangnya secara asal. Mendadak dada menjadi panas. Keberadaannya tidak di anggap kah? Padahal airmuka sudah menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini.

Dasar Nabilla tidak peka!

"Mas pesenin dulu ya makanan untuk Asha"

Menyadari bahwa tinggal mereka berdua. Nabilla menghembuskan nafas pelan. "Eh-m Satryo tadi katanya ada urusan?"

"Nggak jadi"

"O-oh iya"

Mendadak aura menjadi canggung. Perubahan sikap yang Satryo lakukan begitu ketara. "Perhatian banget mas pacar nya ya?"

Mendongakkan kepala. Nabilla menatap Satryo dengan tatapan bertanya. "Pacar? Siapa? Mas Chan?"

"Siapa lagi kalau bukan dia"

Tertawa pelan Nabilla lakukan. "Mas Chandra bukan pacar aku, ryo"

Reflex saat mendengar sebutan itu wajah Satryo memerah. Seperti gadis saja! Membuat Nabilla tertawa sambil memukul meja. "T-tapi kok di panggil mas?"

"Karna dia yang minta, lagian kota asal Mas Chandra itu Yogyakarta. Jadi wajar"

Mengangguk paham, Satryo mendapati keberadaan Chandra semakin mendekat. Bahkan tanpa aba-aba ia berucap demikian. "Nanti pulangnya sama aku!"

"Eh?"



Tbc

Repost : 2 Desember 2020

Pengagum rahasia {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang