Maaf

164 17 3
                                    

Nyatanya selepas tahun baru tidak selalu hal yang menyenangkan harus datang. Dua hari setelah memasuki semester baru, sekolah dikejutkan dengan kabar bahwa Aisyah sedang hamil. Hal itu tentu saja membuat satryo dan nabilla terkejut bahkan asha sudah menangis dengan tersedu-sedu.

Tidak menyangka bahwa seorang Rehan Putra Sanjaya dengan tega nya merusak masa depan seorang wanita yang bahkan ia cintai.

Satryo dengan tangan mengepal dan wajah amarahnya sedang mengintrogasi Rehan dan aisyah di temani nabilla di tempat yang biasa mereka bertiga datangi.

"Jelasin apa yang sebenernya terjadi!" ucapnya dengan nada dingin, aisyah yang sedang menangispun hanya terdiam sambil memeluk tubuh nabilla.

"Maaf sat..." hanya itu yang rehan ucapkan sambil menundukan sang kepala merasa menyesal dengan perbuatan yang ia lakukan.

Sudah kepalang emosi satryo bangkit dengan tangan nya mencekram kerah baju milik rehan "TEGA LO YA HAN, PUAS LO UDAH BIKIN MASA DEPAN AISYAH HANCUR! HAH! JAWAB ANJING!!"

"Maaf sat, gue..gue khilaf"

"KHILAF? LO BILANG ITU KHILAF? NAFSU NAMANYA HAN!!... GAK ABIS PIKIR GUA SAMA LO YA BUKANNYA DIJAGA MALAH TEGA-TEGA NYA NGERUSAK CEWEK YANG LO CINTAI" ucapnya dengan nafas memburu, tangan milik satryo sudah terangkat ingin meninju lawan yang ada didepannya.

"Ryo! Udah cukup, kita tadi janjinya gak gini kan? Ga ada kekerasan?" nabilla melerai keduanya tidak ingin sampai terjadi baku hantam.

"Tapi nab, ini aisyah yang udah dia bikin kayak gini ceweknya sendiri" lirih nya, tak lupa sang tangan yang masih bertengger di kerah baju milik rehan.

"Iya tapikan tadi udah janji gak usah pake kekerasan, udah ya?" bujuk nabilla.

"Beruntung ya lo, kalo ga ada nabilla udah habis babak belur tuh muka!!" satryo meninggalkan aisyah dan rehan lalu menarik nabilla keluar dari ruangan itu.

Rehan dengan lengan kekarnya merengkuh gadis—bukan—wanita yang sudah ia perawani—aisyah kedalam pelukannya sambil mengucap beribu kata maaf.


///


"Maaf ya nab, kita batalin dulu janjinya hari ini. Aku mau nemenin aisyah kontrol ke dokter." Ucap satryo di sebrang sana.

Nabilla membuang nafas pasrah. LAGI? Ini udah kesekian kalinya satryo membatalkan janji untuk bertemu nabilla di hari libur. Semarah apapun satryo dengan sahabatnya ia pasti tetap mengkhawatirkan aisyah. Dengan terpaksa ia menjawab "Yaudah mau gimana lagi, salam untuk aisyah juga ya."

"Iya makasih ya udah mau ngertiin aku"

"Hmm.. sama-sama. Yaudah aku tutup assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"kenapa? Nggak jadi pergi lagi?" Tanya umay, nabilla mengangguk pasrah "Iya may, ini udah kesekian kalinya dia batalin janji yang dia buat sendiri".

"Yang sabar bil, mungkin aisyah lagi nggak ada orang dirumah makanya minta tolong sama satryo" ayu ikut menenangkan.

Iya mungkin-batinnya.


///


"Udah sat nggak papa, gue bisa sendiri kok. Pergi aja Kasian nabilla nunggu nanti" ucap aisyah menolak ajakan satryo untuk pergi ke dokter bersamanya.

"Tapi lo sekarang tanggung jawab gue syah"

"Tapi kan ada ibu yang bisa temenin gue untuk pergi kedokter.. apa mungkin lo—kasian sama gue?" aisyah menatap sinis satryo.

Pengagum rahasia {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang