We Time

145 16 2
                                    

26 Desember 2019

"Aisyah mau kemana dia tengah malem begini?" gumam asha, gadis itu terbangun tepat pada pukul 3 dini hari. Dengan mata yang masih setengah terpejam ia lebih memilih melanjutkan tidurnya. Enggan ikut campur dengan urusan aisyah.

"Maaf ya nunggu lama" ucap gadis itu pada pria didepannya. Rehan mengangguk "Nggak papa, bawa jaket kan? Dingin ini" tanyanya. "Bawa kok" jawab aisyah sambil mengangkat cardigan bewarna army miliknya.

Rencananya mereka berdua ingin melihat Matahari terbit atau sunrise di pagi hari.

"Ini beneran kita mau liat matahari terbit han? Jam segini?" Tanya aisyah, rehan menoleh lalu tersenyum "Iya, aku liat dari referensi google katanya jam 5 itu udah mulai muncul dia, apalagi kalo kita liat dari atas gunung" jawabnya semangat.

"Kamu masih ngantuk? Apa mau tidur dulu sebentar?" tawar rehan, melihat aisyah sedari tadi terus menguap. "Boleh, emang ada tempatnya?".

"Itu ada, mau kesana?" rehan menunjuk salah satu rumah kecil yang berada didekatnya. Ia rangkulkan sang tangan pada pinggang sang teruni dengan maksud menghangatkan tubuh aisyah.

"Dingin banget" ucap aisyah sambil terkekeh.

07.00 Pagi

"Lang gue ketoilet dulu bentar ya, abistu baru nanti balik kehotel" ucap asha memohon pasalnya ia sudah tidak tahan, serasa mau pecah kandung kemihnya karna sejak dari tadi ia terus menahan.

"Alesan, yaudah cepet!" jawab nabilla.

Dengan langkah yang cepat dan juga lebar asha berlari menuju toilet umum terdekat, begitu selesai dengan urusannya tidak sengaja matanya melihat seorang gadis dan pria di ujung sana. Keduanya mendekat mata asha membelalak seketika, dilihatnya wajah dan leher sang teman-musuhnya-aisyah penuh dengan bercak merah.

Bukan asha namanya kalau ia tidak tahu tanda apa itu. Aisyah dengan cepat memasuki toilet, diikuti dengan rehan dibelakangnya. Air mata sudah memupuk dibagian sana, dengan rasa penuh kemarahan dan kekecewaan ia menarik tangan rehan untuk menjauh.

"Aisyah kenapa? Aisyah kamu apain han?" Tanya nya menggebu-gebu.

"Tolong jangan salah paham sha, ini Cuma kesalahan.."

"Kesalahan? Kesalahan gimana maksud kamu?!"

"Maaf sha, aku... Cuma.. pokoknya jan-"

"Rehan?" panggil aisyah pelan "Ayok pulang". Rehan memandangi wajah aisyah dan asha bergantian, tangan nya memberi isyarat Aku telfon nanti.

"Kok lama banget sih, udah telat ini nanti kita dimarahin ayok pulang" omel nabilla, sedangkan asha sedang menutup mata dan mulutnya rapat-rapat. Ia tidak ingin sepupu dan sahabatnya tau tentang kelakuan bejat rehan selama dibelakang ini.



///



Hari ini tepat dua bulan setelah kejadian di rumah asha malam itu, kedua dari masing-masing keluarga sepakat untuk meresmikan rehan dan aisyah didalam ikatan suci pernikahan. Mengingat kandungan aisyah tidak lagi kecil dan kini sudah memasuki bulan ke empat.

Tamu undangan berdatangan tetapi tidak banyak, hanya beberapa kolega dari orang tua rehan maupun orang tua aisyah. Pihak sekolah sudah mengetahui masalah ini, maka dengan berat hati mereka sepakat mengeluarkan aisyah dan rehan dari sekolah.

Pernikahan berjalan lancar semua teman-teman datang kecuali asha yang enggan bertemu rehan untuk beberapa waktu kedepan.

Satryo yang sedari tadi menggelendot ditangan nabilla, memohon kata maaf karna sempat mengabaikannya beberapa waktu lalu. "Nabilla, maaf ya?".

Pengagum rahasia {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang