Arini

132 14 3
                                    

Ketika anak kelas 12 sudah hampir menyelesaikan segala tantangan—yaitu ujian, nabilla dan satryo masih memanfaatkan waktu yang ada. Masih ada waktu dua hari lagi hanya untuk menghabiskan waktu bersama sebelum memulai peperangan dengan yang namanya ulangan.

Kali ini mereka berdua sepakat akan mengunjungi kediaman rumah aisyah. Temannya itu sudah pindah ke rumah baru semenjak beberapa hari menikah dengan rehan. Makanya mereka sepakat ingin bersilaturahmi.

Nabilla menunggu di depan teras rumahnya, dikarnakan rumah sepi ia tak berani berada di dalam sendiri. Ayah yang pergi kerja, bunda dan nadira yang lagi pergi arisan serta kak izan yang masih berada di sekolah. Sepupunya asha sedang pergi liburan bersama kedua orangtuanya makanya nabilla hanya sendiri dirumah.

Mobil CRV berwarna Putih tiba-tiba berhenti didepan gerbang rumahnya. Bukan, itu bukan mobil milik satryo tetapi milik—

"Billang!!"

Tantenya—Arika. Adik bungsu dari bundanya kini datang. Ia tahu betul tabiat tantenya jika ada arini—anak perempuannya yang masih kecil—ponakan nabilla—beserta tas yang berada di gendongangnya sudah pasti ia akan...

"Tante boleh nitip Arin gak?"

Menitipkannya.

"Yah tante telat.. bunda udah pergi berangkat arisan dirumah ga ada orang aku mau pergi nih.." keluh nabilla.

"Pergi kemana? Emangnya udah dijemput ya?"

"Itu mobilnya.." tunjuk nabilla pada mobil Honda brio berwarna merah yang baru saja datang. Satryo turun dari mobilnya, ia terkejut mendapati seorang ibu-ibu dengan anak kecil digendongannya dan nabilla yang sedang menatapnya. Ia berdehem canggung lalu menoleh pada sang kekasih bermaksud ingin bertanya.

"Ini tante sama ponakan aku, adik bungsunya bunda" jelas nabilla. Satryo mengangguk lantas ia mencium punggung tangan wanita tersebut sambil mengenalkan diri "Satryo tante" ucapnya ramah.

"Oh iya, kalian mau pergi ya?" tanya arika yang masih setia menggendong anaknya.

"Iya tante, kenapa ya?"

"Ini tante mau nitip arin sebenernya karna mertua tante lagi masuk rumah sakit tapi bunda nya lagi gak ada, sama kalian mau pergi jadi yaudah deh terpaksa tante bawa arin nya kerumah sakit aja daripada nggak ada yang jaga nanti" jelasnya panjang lebar.

Merasa tidak tega satryo mengambil alih Arin dari tangan ibunya. "Nggak papa tante arin nya sama kita aja kebetulan satryo lagi bawa mobil ini. Kalo tante mau ke rumah sakit ya gak papa biar arin ikut kita main nanti" ucapnya ramah. Seketika mata Arika berbinar ia mengucapkan banyak terimakasih sebelum melesat pergi.

"Aduh jadi ngerepotin maaf jadi ngeganggu acara kalian berdua, dan makasih banyak ya satryo. Dadah Arin jangan nakal ya nurut sama ante sama om nya.. nanti pulangnya mama bawain mainan deh. Assalamualaikum" ucapnya setelah mencium pipi gembul milik Arini.

"Waalaikumsalam"




///




"Kok kamu ngebolehin arini ikut sama kita?" Tanya nabilla, kini ketiganya sudah berada di dalam mobil menuju kediaman rumah aisyah.

"Ya gak apa-apa dong, emangnya kenapa?" satryo menanya balik, tangannya sibuk mengelus pipi milik arini.

"Kamu nggak keberatan kan?" Tanya nabilla ragu-ragu. Satryo terkekeh lalu mencubit pipi milik sang teruni disampingnya "Kayak sama siapa aja sih".

"Hehe, takutnya kamu nanti gak Nyaman lagi kalo ada arini"

"Nggak lah, malahan aku suka kalo ada anak kecil apalagi perempuan" Ucapnya dengan nada berbinar.

Nabilla tersenyum lalu tak lama kemudian ia mencubit lengan milik sang puan yang berada di sampingnya "Ih apaansih cium-cium!!, nyetir dulu yang bener nanti kalo kenapa-napa gimana. Cium arini kan bisa nanti" omelnya.

Satryo merengut memberenggut sambil mengelus letak yang dicubit oleh kekasihnya tadi—ternyata sakit lur. "Ya maaf" ujarnya pelan.

Merasa tidak tega nabilla mengelus lengan pacarnya "Maaf ya, sakit?" Tanya nya sedangkan Satryo hanya mengangguk. Aduh bisa kalah saing nih arini kalo satryo imut begini pikir nabilla.




///




"Ini anak kalian?" begitulah pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh rehan begitu ketiganya telah sampai di rumah miliknya.

"Itu mulut kalo ngomong gak pernah disaring dulu ya!" ujar satryo sarkas.

Sedangkan aisyah hanya terkekeh melihat kelakuan duo sahabat itu lalu ia menatap nabilla serta anak kecil yang berada di pangkuannya "Anak siapa?".

"Ponakan aku" Jawab nabilla.

"Halo siapa namanya?" Tanya aisyah sambil mendekati nabilla. "Arini tante" jawab nabilla nada bicaranya dibuat seperti anak kecil.

"Berapa bulan nab?" aisyah kembali bertanya kini arini sudah berada di pangkuannya. Anak itu terlalu manis dan pendiam ketika berada didekat orang baru.

"12 bulan udah mau setahun dia".

"Cantik banget sih" kini rehan ikut menimpali tangannya mengelus pipi milik arini. Melihat itu satryo melangkah mendekat ditepisnya kasar tangan milik rehan.

"Jangan sentuh ponakan gue, takut nanti dia" ucapnya. Seketika rehan menjitak kepala milik satryo "Ponakan nabilla kali bukan elo".

"Yakan nabilla pacar gue otomatis arini jadi ponakan gue juga lah" ucapnya tak mau kalah.

Sedangkan nabilla, aisyah, dan arini hanya menatap kedua pria didepannya dengan tatapan datar. Merasa jengah dengan sikap mereka yang terkesan seperti anjing dan kucing setiap kali bertemu.




///




"Adek mau ice cream?" Tanya nabilla, mereka bertiga kini berada di dalam sebuah mall ditengah kota Palembang.

Arini mengangguk lucu, melihat itu dengan segera satryo menariknya kedalam gendongannya "Aku mau yang rasa vanilla ya" pintanya.

Nabilla mengerling "Ini untuk arin ya mas bukan untuk kamu" ucapnya tanpa sadar menggunakan embel-embel mas.

"Iya ih bawel, yaudah beliin dulu sana kasian arin, udah laper ya dek?" tanyanya kepada arini.

Nabilla berjalan mendekati tukang ice cream yang berada di ujung sana "Ice cream nya 3 cup ya om topingnya samain aja, oreo!".

"Ini, makasih ya om" Ucap nabilla begitu ketiga cup ice cream sudah berada ditangannya dan membayarnya.

"Itu anaknya ya mbak? Cantik banget kayak ibu bapaknya" ucap sang penjual ice cream sambil menunjuk satryo dan arini diujung sebelah sana, sebelum nabilla beranjak pergi. Gadis itu hanya tersenyum malu 'Anak katanya nikah aja belum, wong masih SMA kok' batinnya bersorak ria.

Nabilla berjalan mendekati sang kekasih dan keponakan nya berada. Dilihatnya pipi nabilla yang begitu merah padam satryo bertanya "Pipi kamu kenapa?".

Seolah tak paham nabilla hanya tersenyum "Nggak papa, panas banget disini" ujarnya malu-malu sambil tangan kanan nya yang mengibas ria ke arah wajahnya.

'Panas?' batin satryo bertanya. Padahal keadaan diluar mall sedang hujan dan ac di dalam ruangan ini hidup dengan kencang. Ada apa dengan kekasihnya?







































































Hihi maaf aku updatenya lama banget ya? Lagi susah sinyal soalnya disini :(

Happy reading semuanya jangan lupa votmentnya ya🤗

Untuk sekarang dimanisin aja dulu, soalnya aku ga tega kalo harus ada konflik mulu.

Dadah, love you guys💋

Pengagum rahasia {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang