Gramedia (Revisi)

270 22 6
                                    


Hati hati!
Banyak perubahan kata dibeberapa part.

Terimakasih, keep enjoyed!

🍭

"Asha, ayo makan, tinggal satu suap lagi nak" sang ibu yang sedari tadi terus membujuk bahkan meminta sang anak untuk menghabiskan makanan yang tersisa di piring.
"Aku sudah kenyang ma, nanti muntah" yang dijawab Asha dengan tangan mengibas bebas.

Gadis itu sedang berada di kamarnya. Meminta bahkan memaksa sang dokter untuk pulang kerumah. Dikarena kan makanan yang tersedia dirumah sakit tidak ada rasa—bisa dikatakan campah dalam bahasa Palembang. Teman teman sekelas pun sudah menjenguk. Aisyah datang disertai kata meminta maaf walau raut wajah berkata demikian.

"Ya sudah mama turun kebawah dulu ya, dan juga Billang, kalau ada apa-apa panggil aja" memilih hengkang dan turun kelantai bawah dilakukan wanita paruh baya itu.

Mama Asha—Jena yang disinyalir sebagai tante dari Nabilla. Sebab adik kandung dari ayah baru saja pulang hari ini. Sebab pekerjaan yang selalu menumpuk membuat wanita itu kesulitan mempunyai waktu luang.

"Lo mau kemana? Tumben rapi" menyadari bahwa penampilan saudara sepupu nya sangat nyentrik. Mulut Asha bertanya demikian.

"Beli buku di Gramedia"

"Sama kak Izan?" maka gelengan menjadi penolakan bahwa jawaban yang diungkapkan salah. "Sama ayah? Atau naik ojek online?"

"Sama Satryo"

Mengangguk kepala paham. Seperkian detik kemudian suara teriakan menggema. Dan Asha lah pelakunya. Menatap tajam seakan meminta penjelasan dari perkataan yang dilontarkan. "Sama dia?!"

"Iya, kenapa sih?"

"Nggak pa-pa, Cuma... kaget sedikit? Sebab hubungan kalian nggak ada atau belum ada perkembangan sama sekali. Sekedar antar jemput sepanjang sekolah, gue juga bisa kan?" Terbiasa menggunakan Lo—Gue jika sedang berdua.

Terdiam. Apa yang di bicarakan oleh Asha ada benarnya. Selama ini hubungan mereka sebatas mengantar atau bahkan menjemput saja. Driver ojek pun bisa. Wajah memelas serta pikiran yang berkecamuk di otak. "Terus gue harus gimana?"

Mengubah posisi duduk. Asha sudah bersiap diri memberikan petuah hingga wejangan kepada sang saudara. "Gini deh, coba lo tanyakan baik-baik sama Satryo perihal kelanjutan hubungan ini mau gimana. Juga perasaan lo terhadap dia itu seperti apa? Begitupun sebaliknya. Tapi inget jangan terlalu berlebihan tanya-nya! Lo itu cewek"

Memanggut seakan mengerti. Nabilla belum menjawab sampai saat ini. Hingga dentingan dari gawai berbunyi. "Dia sudah nungu dibawah" Mengerti dari simbolis perkataan 'Dia'. Yang dimaksud adalah Satryo, Asha merapikan anak rambut saudaranya.

"Semangat, pasti bisa!"

Mengecup kening cepat. Nabilla menutup pintu kamar Asha dan berlari turun ke bawah. Gemaan serta teriakan yang dihasilkan dapat memekakan telinga. "Terimakasih sarannya Asha!, ma aku pamit dulu ya"

"Mau kemana?" Jena yang datang dari arah dapur. Berejalan mendekati Nabilla di undakan tangga terakhir. Gadis itu sedang memakai sepatu nya. "Beli buku di Gramedia"

"Ya hati-hati aja di jalan, kayak-nya ojek juga sudah jemput di depan gerbang" sangat polos. Nabilla terkikik mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Jena. Satryo yang setampan itu saja dikatakan Driver ojek?!

"Maaf lama nunggu nya?"

Membuka bahkan kembali menutup gerbang rumah dengan cepat. Nabilla saat ini sudah berdiri tegak di samping motor N-Max milik Satryo. Lelaki tampan itu sedari tadi asik menunggu sembari memainkan game online.

"Ah, nggak kok. Sepuluh menit itu sebentar"

Meringis pelan Nabilla lakukan. selama itukan adegan drama yang dilakukan diri nya bersama Asha di dalam rumah tadi?

"Mau langsung berangkat?"

Maka anggukan serta tarikan tangan mendadak menjadi jawaban. Yang dengan santai nya lelaki tampan itu sedang memakaikan Nabilla helm bewarna coklat. "Iya, langsung ke Gramedia aja kan?"

"Iya"

🍭🍭🍭

Hembusan angin kencang membuat Nabilla merapatkan cardigan tipis miliknya. Membuat Satryo menarik lengan gadis itu dari depan Air conditioner. "Kalau dingin, berdiri nya geser dong"

"Hehe"

Satu jam bahkan kedua nya sudah mengelilingi seluruh ruangan yang penuh dengan buku itu. Nabilla hari ini benar-benar gila. Gadis itu sudah menenteng beberapa buku tebal. Disinyalir adalah novel kesukaannya yang baru saja di rilis beberapa hari lalu.

Meneguk saliva cepat. Satryo meringis memandang buku itu. "Kamu... kuat baca semua buku itu?"

"Iya, kenapa?"

"Mata nya nggak sakit?"

Tertawa. Nabilla merutuki kebodohan serta kepolosan yang sedang Satryo lakukan. "Ya nggak lah"

Melangkahkan kaki ke bagian ujung lorong. Satryo memberikan waktu kepada Nabilla sebentar untuk terus menatap atau bahkan masih mencari Novel yang ingin dibeli.

Tungkai panjang nya berhenti tepat di depan rentetan buku penuh warna di hadapan wajah. Mengambil bahkan menilik judul yang tertera disana. Tata Cara Pdkt Untuk Pemula Menurut Agama. Judul yang sangat panjang.

Menimbang bahkan Satryo menempelkan buku itu ke dagu miliknya. "Beli aja deh" keputusan final. Memilih berputar arah dengan senyum mengembang, niat hati ingin menghampiri Nabilla yang sedang membayar disana.

"Satryo!"

Panggilan serta suara yang sangat dirindukan, dulu. Membuat dirinya memutar kepala dengan cepat. Bahkan jantung kembali berpacu seiring ingatan kembali ke masa lalu. Gadis itu telah kembali.

"Keysha?"




Tbc

Repost : 2 Desember 2020

Pengagum rahasia {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang