Hari pertama masuk sekolah (Revisi)

1.5K 61 1
                                    

Kaki jenjang milik gadis itu berjalan dengan tungkai yang sangat lebar. Senyum lebar serta matanya yang menyipit karna terlampau bahagia. "Asha!" panggilnya.

Yang di panggil menenoleh. Ia memegang area dada nya dramatis. "Ngagetin aja bilang!" yang dibalas oleh kekahan manis dari sang empunya.

"Yang lain mana?" tanya nabilla saat tak mendapati kedua teman nya. Asha membuang nafas jengan "Masih dijalan mereka, oh iya lang tadi kalo nggak salah aku liat nama doi kamu. Dia masuk kelas Ipa 3 yang mana kelasnya itu sampingan dengan kelas kita!" asha memberi tahu dengan histeris.

Gadis didepanya menggaruk pelipisnya yang tak gatal "Emangnya kita sekelas lagi?"

Langsung saja asha berikan pukulan indah serta umpatan yang tertahan di kening sepupu cantiknya itu. "Kebanyakan main sama kak izan nih!" dengusnya keki.

Nabilla mendengus kasar sambil memegang keningnya "Jangan dipukul juga, sakit anjir!"

Tak menanggapi ucapan sepupunya yang berkilat marah, asha menatap punggung seseorang yang berada tak jauh darinya. "Kelas kita pisahnya jauh banget"

🍭🍭🍭

Bu nani guru mata pelajaran bahasa indonesia baru saja menyelesaikan tugas nya sudah beranjak pergi dari kelas Sebelas Ipa Dua.

Yang mana anak-anak langsung bersorak ramai saat bu nani mengatakan ada rapat dadakan. Murid yang terlampau bahagia bahkan sampai berdiri di atas kursi.

"Ayo jajan!" seru ayu mengalihkan atensi duo bersaudara yang sedang menelungkupkan sang kepala di atas meja.

Umay berdiri tegak mendekati nabilla. "Billa ayo jajan, nanti lagi tidurannya" rengek umay.

Kantin yang selalu ramai dipadati siswa tak membuat asha dan ke tiga temannya menyerah. Tungkai mereka berjalan sangat lambat dengan mata yang menelisik keseluruh ruangan mencari bangku yang kosong.

"DISANA!" pekik nabilla.

Seperti biasa asha yang selalu memesan bakso dan ayu yang membeli minuman. Nabilla ditemani umay didepannya hanya sebatas menunggu. Menjaga tempat mereka berdua, takut-takut akan ditempati orang lain.

"Billang! Bilang!" panggil asha berjerit. Yang dipanggil menoleh sambil menatap tajam lawan bicaranya. Asha berjalan dengan kecepatan penuh sambil membawa senampan yang berisikan beberapa mangkok bakso.

"Jangan teriak teriak bisa nggak sih! Kenapa?" tanya nya sewot. Asha menunjuk meja di bagian ujung kantin. Menampilkan satryo, rehan beserta siti aisyah yang sedang terduduk di ujung sana. "Liat tangan satryo! jangan marah-marah terus!" seloroh asha.

Mengikuti petunjuk yang diberikan sepupunya langsung saja ia tatap meja di ujung sana. Benar saja, tangan kekar milik satryo sedang mengusak pucuk kepala siti.

Tahu, nabilla tahu hubungan mereka bertiga hanya sebatas sahabat yang katanya sedari kecil sudah bersama. Tapi apakah harus seromantis itu?

Ia membuang nafas lelah lalu kembali menatap beberapa temannya. "Udahlah biarin"

Nafsu makan yang hilang membuatnya hanya bisa memandang bakso didepannya. "Billa nggak apa-apa?" tanya umay.

"Nggak pa-pa udah kalian lanjut makan aja" jawabnya memaksakan senyum yang diharuskan hadir.

"Beneran gak pa-pa kalo nggak kita pindah kursi, dibagian sana udah kosong nih" tunjuk ayu yang nampak khawatir melihat raut wajah nabilla yang berbeda.

Gelengan lemah lagi-lagi ia berikan "Gak pa-pa udah ayok lanjut makan!"

🍭🍭🍭

Nabilla menghentakkan kakinya kesal. Tangan yang banyak memegang buku cetak tebal ia gunakan untuk menutup sang kepala. Panas kota palembang benar-benar membuatnya muak. Dirinya sedang menunggu kedatangan Sang kakak yang katanya sedang dalam rapat osis.

Kaizan menampakkan batang hidungnya. Pukulan keras di lengannya ia dapatkan. "Kakak kemana aja sih, udah tau palembang panas bukannya cepet lari kesini!"

"Maaf tadi biasa lah" ucapnya mengedipkan sang mata. "Ya udah ayok, nadira udah nunggu lama nih"

"Suruh siapa pacaran mulu, sampe adek sendiri aja dilupain" sindir nabilla.

Izan yang menyadari perubahan raut wajah sang adik menoleh. Tangan kirinya ia gunakan untuk menyentuh pipi nabilla "Lagi ada masalah?"

Terkejut, itu yang nabilla rasakan. "Astagfirullah kaget kak" ucapnya memegang area jantungnya.

Izan terkekeh manis "Lagi ada masalah? kok tumben diem" ucapnya mengulang pertanyaan.

"Nggak" bohong nabilla, matanya menatap keluar jendela. Kakaknya selalu tau tentang keadaan hatinya.

"gara gara satryo duduk sama siti aisyah tadi ya?" tanya izan lagi.

Menoleh cepat nabilla mengubah arah tempat duduknya. "Kakak ngikutin aku ya!" tuduhnya.

" Sembarangan, tau lah orang kakak duduk didepan kamu tadi. Cuman kamu aja yang gak liat  malah sibuk ngeliatin satryo sm siti" jawabnya sembari memperhatikan jalanan. "Kalo suka tuh bilang"

"Nggak ada, udah gak usah dibahas" jawabnya sarkas mencoba menutup topik yang sangat sensitif baginya.

"lupain aja sih satryo itu, gak banget tau nggak? mending sama kawan kakak banyak yang suka sama kamu, baik perhatian lagi dari pada satryo nganggap kamu ada aja nggak" timpal izan yang langsung membuat nabilla terdiam.

"Kakak panggil nadira dulu, kamu tunggu aja dimobil" ucap kaizan setelah itu meninggalkan nabilla sendiri.

Lagi dan lagi hatinya merasa patah, sesulit inikah menyukai bintang sekolah?

Menghela nafas pelan matanya menatap ke arah luar jalan. Entah itu hanya ilusi atau matanya yang sudah rabun nabilla mengucak matanya.

"Satryo?" batinnya bergumam.

"AC mobilnya besarin dong mbak, panas nih!" pinta nadira yang baru saja masuk dan duduk dibelakang jok mobil.

Nabilla berdehem canggung "Dek kamu punya kawan yang namanya rian kan? yang selalu main kerumah?"

Nadira mengalihkan atensinya dari sang gawai dan menatap nabilla didepannya. "Iya, kenapa mbak nanya?"

"Nggak main kerumah?" tanya nya kepo.

"nggak tadi dia buru buru dijemput sama kakaknya, katanya ada urusan keluarga" jawab nadira.

Satu bungkus pelastik berwarna merah jatuh tepat di depan hadapannya. Nabilla menoleh dan menatap tajam kaizan disampingnya "Ini panas kakak!" pekiknya tertahan.

"Tadi kakak liat satryo sama rian" ucapnya tak menanggapi nabilla. Tangan kanannya sibuk menghidupkan mobil.

"Satryo siapa mbak?" tanya nadira dibelakang.

"Gak tau gak kenal mbak" yang dijawab asal olehnya. Menahan debaran jantung yang cukup kuat liat saja nanti. Mulut kaizan memang benar-benar batinnya.

"Gakenal tapi suka"

"KAIZAN DIEM!"

Tbc

Repost : 2 Desember 2020

Pengagum rahasia {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang