Misunderstand

422 55 13
                                    

[17 oktober 2019]


"Ada apa dengannya?" Hayeon memajukan dagunya kearah sudut ruangan dimana Winwin tampak sedang tenggelam dengan lamunannya sendiri—tampak tak tertanggu sedikitpun bahkan dengan suara bising yang berasal dari pengeras suara milik Mingyu yang kini tengah memutar lagu terbaru dengan volume cukup kencang.

Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya kecil sembari menyisip kopinya. Dia terlihat acuh. "Eunwoo bilang dia sudah seperti itu sejak kemarin. Entahlah, sepertinya ada sesuatu yang menganjal dipikirannya."

"Dan kalian tidak pernah menanyakan apapun padanya?"

Mengangkat sebelah alisnya, Jaehyun tampak tak senang. "Hey, kau tidak tahu Winwin itu seperti apa. Sejak dulu dia tidak akan membuka mulutnya untuk mengatakan isi hatinya. Bahkan pada Haneul sekalipun."

Hayeon menghela nafasnya. Pandangannya menoleh kearah sekelilingnya selama beberapa saat sebelum ia akhirnya memutuskan untuk kembali berbicara—kali ini dengan volume lebih besar sehingga bisa didengar oleh yang lain.

"Sekarang katakan padaku, kalian tidak jauh-jauh datang kemari dan meninggalkan pekerjaan kalian hanya untuk memberikan penghormatan terakhir pada adikku kan? Apa yang kalian inginkan?"

Eunwoo yang sejak tadi hanya diam disamping Mingyu menatap balik kearah Hayeon. Wajahnya tampak datar sehingga tak seorangpun tahu apa yang ada didalam pikirannya. "Jika aku mengatakan bahwa alasan kami berada disini adalah untuk mencari tahu penyebab kematian adikmu yang sebenarnya, apakah kau akan menerima alasan tersebut?"

Hayeon menghela nafasnya. Ia melihat wajah satu persatu lelaki yang berada diruangan tersebut dengan tatapan sendu. "Apalagi yang kalian ingin ketahui? Sejak awal aku sudah mengatakan penyebab kematiannya pada kalian kan?"

Kali ini giliran Mingyu yang menggelengkan kepalanya. "Aku tetap tidak mengerti, Hayeon.  Haneul tidak terlihat seperti seseorang yang akan melakukan hal ekstrim seperti itu. Maksudku, dia selalu terlihat baik-baik saja."

"Apakah begitu sulit untuk kalian untuk menerima kenyataan bahwa Haneul mengakhiri nyawanya sendiri dengan cara bunuh diri?"

Jaehyun mengangguk. "Kau bilang dia mengakhiri hidupnya saat hari kelulusan kami, bukan? Pada hari itu aku lah yang terakhir kali berbicara padanya dan saat itu dia terlihat sangat bahagia!"

Hayeon tampak terkejut. "Berbicara denganmu?" Pandangannya teralih pada sosok Winwin. "Bukankah dia terakhir berbicara denganmu?"

Mingyu dan Eunwoo tampak bingung. "Apa yang sedang kalian bicarakan?"

Mengabaikan pertanyaan yang ditunjukkan oleh kedua lelaki itu padanya, Hayeon lebih memilih untuk mengatakan hal lain. "Aku ingat benar dihalam terakhir buku diary milik Haneul, dia menuliskan bahwa Winwin membencinya dan dari itupula aku menyimpulkan bahwa Winwin adalah sosok terakhir yang dilihatnya. Dia tidak mengatakan apapun tentangmu, Jaehyun."

Winwin akhirnya memutuskan untuk berbicara. "Kau tidak salah. Jaehyun hanya tidak tahu bahwa setelah ia pergi, aku terlibat pertengkaran yang cukup besar dengan Haneul." Ia kemudian menundukkan pandangannya. "Aku tahu kekanakan bagiku untuk melampiaskan amarahku padanya saat itu. Tapi melihat wajah bahagia yang ia tunjukkan saat Jaehyun menyatakan cinta padanya menbuatku tanpa sadar melakukannya."

"Tunggu, apa yang sedang kau katakan? Aku menyatakan cinta padanya?"

Winwin menganggukkan kepalanya. Keningnya berkerut saat mendengar suara Jaehyun yang sarat akan rasa bingung tersebut.

"Aku tidak menyatakan cinta padanya saat itu!"

"Apa?"

That Autumn - Winwin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang