three

1.7K 173 4
                                    

"Lisa!" pekik seseorang membuat sang empunya menoleh.

"Seulgi?" tanya Lisa heran ketika melihat teman sekelasnya itu berlari ke arahnya dengan ketakutan.

"Sedang apa kau disini?" tanya Lisa lagi.

Seulgi menghirup nafas dalam-dalam dan mulai menjelaskan. Lisa mengangguk mengerti. "Kau bisa kembali sendiri kan?"

Seulgi membelalakkan matanya tak percaya. "Kalau bisa, kau tidak akan bertemu denganku." Lisa terkekeh.

"Kau tidak keberatan jika kita mencari Jennie dulu?" tanya Lisa.

Seulgi menggeleng tanda ia tidak keberatan. "Aku juga harus mencari Irene."

"Baiklah, ini." Lisa menyodorkan pisau miliknya.

"Jika bertemu dengan makhluk menjijikan itu. Pastikan kau menusuk tepat disini." jelas Lisa sembari menunjukan kepalanya. Seulgi mengangguk dengan ragu, lalu menerima pisau Lisa dan menggenggamnya dengan erat. Mereka berdua perlahan mulai berjalan menyusuri koridor lantai dua. Keheningan menyelimuti, Seulgi takut berbicara sedangkan Lisa malas berbicara.

"Keberatan jika kita ke lantai satu?" tanya Lisa.

Seulgi lagi-lagi menggeleng, "Good girl."

Mereka pun berjalan ke arah tangga, namun indra pendengaran Lisa menangkap sesuatu sehingga ia menghentikan langkahnya. Seulgi menatap punggung Lisa dengan bingung. "Ada ap---"

Lisa membekap mulut Seulgi.

Seulgi yang mulai mengerti situasi akhirnya mengeluarkan keringat dingin, dan Lisa juga sudah melepaskan tangannya dari mulut Seulgi. Lisa berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menimbulkan suara yang dapat memancing para zombie. Ketika Lisa mengintip dari balik tangga, ada sekerumunan zombie---yang sepertinya kehilangan arah. Ketika Lisa berbalik, ia segera memberi isyarat untuk putar arah dan kembali ke gymnasium. Lisa sedikit bingung tentang, bagaimana para zombie itu bisa sampai di sekolahnya?

Seulgi dengan langkah hati-hati kembali ke ujung tangga, namun sialnya ia tidak sengaja menyenggol kursi---yang entah bagaimana bisa sampai situ---hingga menimbulkan bunyi berderit yang cukup kencang.

"Run." ujar Lisa panik.

Lisa segera menarik tangan Seulgi---yang masih terdiam---agar ikut berlari dengannya. Pandangan Lisa terlempar kesana-kemari, sibuk mencari kelas atau ruangan yang aman.

Dan ia sadar akan satu hal. Ruang musik.

Lisa mempercepat larinya, dan itu sukses membuat Seulgi kesulitan menjaga keseimbangan dan berakhir terjatuh dengan lutut yang sukses mencium lantai.

"Akh." Ringis Seulgi kesakitan.

"Naik!" Pekik Lisa panik, karena kawanan zombie di belakang mereka semakin mendekat. Seulgi segera menaiki punggung Lisa tanpa pikir panjang, Lisa juga segera berdiri dan kembali berlari dengan cepat menuju Ruang Musik yang terletak di ujung koridor.

Lisa segera menurunkan Seulgi dan membuka pintu Ruang Musik dengan panik, setelah berhasil masuk. Lisa langsung mengunci pintu tersebut dan bersandar hingga tubuhnya merosot di lantai. Nafas mereka berdua sangat berat akibat berlari.

"Terima kasih." ujar Seulgi terputus-putus akibat nafasnya yang belum kembali normal.

"Tak masalah." balas Lisa.

Ia perlahan mulai berdiri dan menjauh dari pintu. Sesaat kemudian ia mengumpat kesal. Bagaimana tidak? Tas miliknya yang berisi berbagai macam alat untuk bertahan hidup malah tertinggal di kelas karena terlalu santai. Benar-benar pelupa.

apocalypse; ㅡblckbgtn [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang