gengs ....
aku butuh semangat literasi saat ini. kerjaan tiap hari itu bener-bener cuman rebahan doang. buka tiktok terus yutup, muter-muter terus di situ. wetpet dibuka kalo emang lagi jadwal apdet aja, dan itupun masih sering ngaret, huhu. maav ya gaiseu, aku lagi ini lagi males banget, maunya rebahan doang. bahkan sekadar produktivitas otak untuk mencari ide aja, susahnya naujubilah. aku merasa kayak lalai gitu jadinya, apdet-nya ngaret teros. jadi semangatin aku dong, tapi jangan pake kata "semangat" 👁👄👁
hehe, semisal kalian kasih kritik ae tentang ni cerita. soale aku ngerasa banyak banget yang kurang tapi gatau secara spesifiknya ada di sebelah mana. misalkan dari cara pembawaan, kecepatan atau gimana, atau dari segi bahasa. pokoknya klean bantu komentarin ya. makasoyy👋🏻💩
×
Umji menginjak pedal rem begitu mereka tiba di depan stasiun Ichon. Yoongi memicingkan matanya ketika melihat kehadiran temanbya di depan tangga masuk menuju stasiun Ichon yang pada dasarnya merupakan stasiun bawah tanah.
Lisa bangkit dari kursinya, yang lainnya juga ikut berdiri. Umji membuka pintu bus dan mereka semua, satu-persatu keluar dari dalam. Hoseok, Jin, dan Bobby tentu saja bertugas mengawasi sekitar. Mereka turun tangga, masuk ke stasiun Ichon semakin dalam menuju kereta nomor 430. Demi menghemat waktu, menurut Namjoon sebaiknya mereka langsung saja masuk ke dalam kereta. Hanya akan ada beberapa orang saja yang membantunya nanti di ruang keamanan.
"Jen, kau sebelumnya pernah mengikuti simulasi masinis bersama Yoongi, kan?" tanya Jin memastikan, Jennie menjawab dengan anggukan kepala.
"Namjoon sepertinya butuh bantuanmu. Oh Yoongi, kau juga coba aktifkan mode otomatis di gerbong masinis. Peran kalian berdua sangat penting sekarang ini."
Yoongi terus berjalan maju menuju gerbong masinis, sedangkan sisanya telah masuk ke gerbong penumpang pertama dan kedua. Berbeda dengan Jin dan Jennie tentunya, kedua orang itu berbalik arah berjalan menuju ruang keamanan. Dalam perjalanan mereka, Jennie bertemu dengan Kai dan yang lainnya. Kecuali, Jisoo, Irene, dan Namjoon. Ketiga orang itu tidak terlihat sejauh mata memandang. Jin dan Jennie melanjutkan langkah mereka, sebab tidak ada percakapan khusus yang terbentuk kecuali kata "Hati-hati."
Begitu mereka tiba di depan pintu, Jin segera membukanya dan kedua orang itu langsung masuk.
"Jennie, tolong bantu aku meretas sistem keamanan ini. Kau membawa ponselmu, kan?"
Jennie mengangguk, ia kemudian segera menyalakan ponsel pintarnya. Ia berjalan mendekat ke arah Namjoon yang tengah sibuk di depan komputer yang menampilkan berbagai macam data kereta yang terdaftar. Namjoon butuh Jennie memecahkan kode keamanan kereta 430, agar bisa digunakan tanpa adanya pemblokiran otomatis yang berasal dari perusahaan induk.
Jennie membuka aplikasi yang hanya bisa diakses oleh orang yang memiliki wewenang khusus di perusahaan BTX. Jennie mulai membuka file-file yang menyimpan data keamanan kereta di stasiun Ichon.
"Kau sudah masuk sejauh apa?" tanya Jennie.
"Tinggal melewati dua statistik lagi, setelah itu tinggal memasukan kode keamanan." jawab Namjoon dengan pandangan fokus tertuju ke monitor. Jennie meletakkan ponselnya di samping Namjoon, sebab di layar situ telah tertera kode keamanan yang dibutuhkannya.
"Kau tidak ikut yang lain?" tanya Jennie pada Irene.
"Namjoon berutang penjelasan." jawab Jisoo terlihat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
apocalypse; ㅡblckbgtn [END]
Fanfic[ Thriller - Action ] Jisoo sudah pernah melihat kejadian ini dalam mimpinya, dan ia sungguh berharap bahwa kiamat zombi yang ia lihat hanyalah sebuah kesalahan. Namun jika benar itu terjadi, maka mereka semua harus bertahan hidup bagaimanapun caran...